11.Love Kill Me

15 10 0
                                    

Nothing can spoil your mind
_arakhel_

Happy reading..

Suasana gelap pagi hari masih mencekam kamar gadis itu. Tidak ada sedikit cahaya pun yang masuk sebab celah-celah tertutup rapat membuat kamar itu tidak hidup sama sekali.

Dingin terus menyelinap hingga rasanya sampai kebawah selimut.

Rakhel mengusak sekali ujung hidungnya yang gatal, dari tadi malam badannya terasa berat, bersin-bersin dan sakit kepala.

Rakhel menghela saat notifikasi handphone malah mengganggu tidurnya.

Ia membuka matanya yang merah. Ah,, sepertinya sedang terkena demam.

Ia mengecek ponsel dan tertera nama win sebagai pengirim pesan.

Kak win:
Udah siap-siapkn, gue
jemput ya.
07.03

Membaca itu rakhel langsung mengetikkan balasan walau dengan susah payah.

gak perlu repot-repot kak,
gue kayaknya ngeliburin
diri untuk beberapa hari ini.
07.04

Read_

Kak win:
Kenapa?
07.04

Alasannya yang kemarin,
gue belum siap sakit hati
liat marvin sama selingkuhannya 😪
07.06
Read_

Kak win:
Bukannya kita udah bahas
kemarin, lo juga bilang
bakal ngelupain dia
07.06

Itu gak mudah kak, gue
harus punya lebih banyak
waktu lagi buat berpikir,
kak win pasti paham
07.08
Read_

Setelahnya, win tidak membalas lagi.rakhel keluar dari aplikasi chat dan iseng-iseng membuka galeri.
Tertera banyak sekali foto marvin di galerinya.

Foto itu ia dapat dengan cara memotret lelaki itu secara diam-diam, sebagian marvin yang mengirimnya. Hnngg,,, pede sekali dia.

"Biasakan hel! lo harus bisa lupain dia!"

Tak mau terbuai oleh foto-foto itu, rakhel pun langsung membersihkan galerinya dari hama menjijikkan itu, lagi pula dia tidak akan rugi menghapusnya, toh,, dirinya juga tidak ada hubungan apapun lagi.

Usai dalam menghapus itu, rakhel kemudian mematikan layar ponsel dan melempar ke sebelahnya.

Rakhel memijat pelipisnya sejenak, seharusnya tidak ada yang boleh membuatnya berpikir keras sampai demam begini.

Ini semua karna marvin.

Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan keluar menuruni tangga untuk turun ke bawah, ke meja makan. Ya,, perutnya sudah kelaparan.

Sesampainya,, rakhel duduk dan mengambil sarapannya sendiri. Ia sedih, gadis itu menatap kursi yang biasa papanya duduk, biasanya papa Pian selalu menemaninya makan, namun karena pembangunan cabang perusahaan, papa pian harus pergi berhari-hari bahkan sulit di hubungi.

"Oke jangan mewek! masih ada mama yang bisa nemenin, walau gak seseru papa," peringatannya pada diri sendiri. "Oh ya, harus kasih tau ocha dulu, nanti dikirain gue kemana lagi."

Rakhel mencari kontak ocha dan menelponnya. Karena jaringan sangat baik, panggilan pun terhubung dengan cepat.

"Kenapa nelponin gue?" tanya ocha, suaranya agak kabur, sepertinya dia sedang di mobil.

GONE-side story'of Me Vii Elsa.zwjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang