Happy reading..
Pertandingan selesai, dan untuk score sementara 15 dari sekolah Wijaya dan 17 dari SMA Kwangnya. Ya, score tertinggi sementara dipegang oleh SMA kwangnya.
"Gue duluan bro!" ujar Vito, salah satu anggota tim. "Oke, hati-hati." sahut anggota lainnya. "Vin, gue duluan." tambah Vito sembari menepuk pelan bahu marvin. "Iya," gumamnya.
Usai pertandingan marvin beres-beres untuk barang-barang yang ia bawa. Dari tadi perasaan nya jadi dongkol, ia tidak melihat sedikitpun pun batang hidung vilia di area pertandingan. Kenapa lagi vilia itu.
"Vin!! cewek lu ni." Marvin menoleh ke sumber suara. panjang umur, baru saja ia pikirkan, orangnya sudah datang saja.
Vilia mendekat, ditangannya sudah ada sebotol air mineral. marvin sudah bisa menebak itu akan diberikan untuk nya, dan sebenarnya itu tidak perlu lagi, sudah kelebih dulu adek kelasnya yang perhatian.
"Marvin,, ini minum dulu," Vilia menyerahkan sebotol air tersebut. Kemudian tangan marvin pun mengulur menerima nya dengan senyuman, iya, senyum tidak ikhlas, vilia tau itu.
"Thanks," singkat pria itu. Marvin kembali melanjutkan kegiatan nya tanpa lagi memedulikan vilia dibelakangnya mengekor kemana saja marvin berpindah tempat, entah itu dekat mau pun jauh, vilia bakal tetap mengekor, sekali pun marvin merasa risih.
"Emm,, selamat ya Vin,, buat tim kamu, aku seneng banget loh.." ucap vilia antusias sekali mencari-cari cara agar bisa saling pandang dengan lelaki itu. "Thank's ya." balas marvin cuek, membuat vilia menelan salivanya, lagi-lagi dirinya membuat marvin kesal.
Vilia berhenti mengikuti pria itu, tangannya sedikit menyeka bulir keringat di dahi sendiri. Padahal jauh-jauh kakinya berlari dari jalan sepi itu ke studio, namun berakhir di diamkan seperti ini. Tapi tidak apa, vilia masih bisa lebih sabar dari ini.
Ia menetralkan pernapasan nya dibelakang Marvin, jangan sampai terlihat. Tiba-tiba sakit di pinggangnya kumat lagi. "Marvin,, aku gak bermaksud ninggalin studio tadi, aku berani bersumpah! aku datang kok.. tapi--"
"Gak usah dibahas lagi, pertandingan juga udah selesai." potong marvin. Vilia sedikit tersentak. Kemudian marvin menenteng tas ransel dan berbalik arah, menatap kosong vilia. Sungguh, andai pacarnya itu tau, marvin kecewa sekali padanya hari ini, vilia selalu saja begitu. Tidak hanya untuk hari ini saja, sering ia bertanya sendiri, sebenarnya apa bagi vilia dirinya itu berharga??.
"Kamu marah kan?" tebaknya memandang balik.
"Gimana gak marah, lu nya ngeselin." tukas marvin melewati tubuh gadisnya, vilia ikut berbalik juga mengikuti arah gerak marvin. "K-kamu benar, aku salah.. aku minta maaf Vin,," nada vilia terdengar memohon. Dan yang ia harapkan sama sekali tidak dilakukan, pria itu malah lanjut melangkah meninggalkan nya.
Tidak kali ini, vilia tidak boleh membiarkan masalah terus menempel pada hubungan nya, vilia tidak mau setiap ending pertemuan nya dengan marvin seperti ini. Ia ingin seperti awal berjumpa, selalu tertawa dan bahagia, sesederhana itu saja.
Vilia mengelukan nama marvin, "marvin, marvin tunggu." panggil Vilia, tangan gadis itu menahan lengan marvin. "Marvin, kamu mau kemana?"
"Mau kumpul sama temen-temen, kenapa? ikut?" sela marvin, sampai pada akhirnya vilia hanya bisa tertawa canggung. "Enggak, nggak kok, kalo gitu aku mau pulang aja.." vilia kembali merasa canggung sehingga ia memilih pulang untuk jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE-side story'of Me Vii Elsa.zwj
Novela JuvenilVilia... Apa kamu ingat kisah melegenda Romeo dan Juliet? aku sedih ternyata kisah awal kita tidak bermula seperti itu. Dan apa kamu tau sebuah kisah cinta dari Marrie dan Pierre Curie? aku sedih ternyata cerita akhir kita tidak juga bertahan sepert...