Happy reading..
Vilia berlari kesana-kemari menyusun berbagai barang yang ia butuhkan disekolah. Ia memanfaatkan kedua tangannya yang super-super lincah diwaktu yang mepet, bahkan ia bisa mengerjakan dua pekerjaan dalam satu waktu sekaligus.
Pontang-panting sudah ia sejak lima menit lalu. Bahkan ia tidak sempat mengangkat telpon dari marvin yang berkali-kali berbunyi.
Tak ada waktu lagi untuk berleha-leha baginya, dan firasatnya juga gerbang sudah ditutup sebelum vilia menginjak kaki di sekolah.
Pantang menyerah, gadis itu akhirnya sudah siap dengan seragam sekolah yang menempel ditubuhnya, sudah siap dengan tas abu Misty menggantung pada bahu.
Vilia berlari menuruni anak tangga dari kamarnya keluar dari rumah sewaan yaitu rumah yang ia tinggali kini bersama sang ibu. Dulu pernah mamanya berniat membeli rumah, namun karena keperluan sekolah vilia dan kebutuhan sehari-hari yang menjadi penunda.
Vilia mempercepat langkah kaki dan yang paling menyebalkan baginya pagi ini, ditangannya menggenggam ponsel oleh win sebagai penelponnya.
Semua karena terpaksa. jika tidak, vilia percaya akan lebih ribet lagi. Mungkin win akan terus menelpon sampai vilia gedeg mendengar notifikasi panggilan.
"Apaan sih kak? pagi-pagi nelpon?" tanyanya geram masih mempercepat langkah kaki. Satu yang sangat vilia sesali, kenapa dirinya harus ketinggalan bus pagi?? akibatnya ia harus olahraga pagi menuju sekolah, berlari membuatnya sedikit ngos-ngosan.
"Lo kok ngos-ngosan?"
"Ck,, ka-loo gak pen-ting,, aku tutup telpon" ancamnya. "Jangan Vi,,"
"Mau ngomong apaan??" Vilia sudah kesal. "Lo dimana?"
Demi apa,, cuma mau nanya itu doang!!
"Dijalan, u-dah ya kak bisa-bisa aku terlam--"
"Oke beb, sampai jumpa di gerbang, semangat larinya haha" potong darkwin tertawa juga dengan nada mengejek.
Mendengar itu vilia menekan tombol merah geram, ia langsung mematikan sambungan sepihak seraya mengumpat habis-habisan tanpa menghentikan jalannya. "Haha! semangat larinya? iya, makasih! dasar kakel aneh, tukang sindir!" memutar bola mata, vilia mencibir sebal.
Menghabiskan tenaga untuk berlari, akhirnya vilia sampai juga didepan gerbang dengan nafas tidak beraturan memandang horor di depannya. "Huhu,,, apa salah daku ya tuhan,, kenapa gerbangnya ditutup," rengeknya mendekat ke gerbang dengan tangis yang dibuat-buat, tapi ngos-ngosan nya benar asli.
Mimpi dipatok apa dirinya tadi malam, bisa-bisanya sampe apes begini. "Pak!! Pak parno!!" satpam itu menoleh. "Saya?" tanyanya sembari menunjuk diri sendiri.
Vilia mengangguk "iya pak, sini,,," pak parno mendekat. "Bukaiiiin,," vilia mengelukan jurus kiyowonya walau geli sendiri, doakan saja manjur.
Pak satpam itu kelihatan dilema. "Duh neng.. terlambat terus ya neng," ucapnya dibalik gerbang.
"pak,, vilia juga terlambat gak di sengaja, vilia juga udah berusaha biar gak terlambat," ujarnya membela diri. Pak parno nyimak wae kemudian vilia melanjutkan lagi, "pak untuk kali ini aja kasih dispensasi, lain hari gak bakal telat lagi, janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE-side story'of Me Vii Elsa.zwj
Novela JuvenilVilia... Apa kamu ingat kisah melegenda Romeo dan Juliet? aku sedih ternyata kisah awal kita tidak bermula seperti itu. Dan apa kamu tau sebuah kisah cinta dari Marrie dan Pierre Curie? aku sedih ternyata cerita akhir kita tidak juga bertahan sepert...