Pelantikan Agen Mimpi Yang Baru!

79 19 0
                                    

Semakin hari aku semakin nyaman bersahabat dengan Agi. Dia baik sekali. Menurutku, Agi adalah Mili dalam wujud laki-laki. Mereka berdua punya banyak kesamaan. Sama-sama membawaku berlari disaat pertama kali aku mengenal mereka, sama-sama suka menyapaku Hai Dian!, dan masih banyak lagi. 

Pernahkah kau merasa ingin sekali membagi semua ceritamu pada orang yang sangat membuatmu nyaman? Aku merasakannya. Semakin lama aku juga makin terbuka dengannya. Tentang hobiku. Kebencianku pada sekolah. Tentang Adikku Dion. Hampir semua kecuali Abulia yang masih aku rahasiakan. Terlalu cepat? Entah. Hanya saja rasanya semua tentangku ingin ku bagi bersama dia. Dia pun sebaliknya. Dia memberitahu ku alasan kepindahannya dari Padang, keluarganya yang punya garis darah tionghoa, dan masih banyak lagi. Cepat saja kami saling mengenal . Kenapa tidak dari dulu manusia seperti Agi dipertemukan untuk menjadi temanku?

Tapi semakin hari, aku juga makin resah. Apa perlu aku menceritakan Abulia juga padanya? Mulutku sudah berkali-kali ingin menceritakannya. Tapi ku tahan semampuku. Hingga suatu malam aku berkunung seperti biasa ke Abulia. Ku ceritakan kedatangan Agi pada Mili.

" Aku seperti ingin membagi semua nya, Mil. Termasuk cerita tentang Abulia " Aku mencoba meminta saran Mili

" Lakukan saja, Dian. Ikuti saja kata hatimu. Kalau hatimu bilang ingi berbagi, bagilah Dian. Ingatlah, kau juga agen mimpi. Jadi menurutku tidak masalah " Mili menanggapi enteng.

" Bagaimana aku tau apakah ini sesuai kata hatiku atau bukan Mili? " Sumpaah. Aku juga takut salah memberi kepercayaan.

Mili tersenyum. Dia menarik telapak tanganku dan menempatkannya tepat di dadaku, di depan jantungku. " Kalau ini sesuai kata hatimu, jantungmu pasti akan berdebar cepat, ingin cepat-cepat melakukannya. Darahmu juga akan berdesir. Tubuhmu akan mendukungmu sekalipun orang lain tidak " Kata-kata itu keluar dari bibir mungil Mili.

" Tapi, ini tidak akan berdampak buruk pada Abulia kan? Aku takut Abulia akan rusak karena ulahku " Aku panik.

" Tentu tidak Dian. Abulia hanya akan rusak jika kita membenci mimpi.

Aku menatap ke depan. Besok aku akan menceritakan hal yang tak akan mungkin disangka Agi sebelumnya. Siapa tau, dia tertarik jadi agen mimpi sepertiku. 

                                                        ------------------------

" Aku ingin membagi sebuah rahasia besar padamu, Agi.. " Aku beranikan berkata setelah mengumpulkan keberanian. Aku memilih sudut kantin. Biar tak ada yang menguping.

" Sungguh? " Agi terlihat tertarik sekali.

"Iya. Dugaan mu tentang kalung ini, bahwa kalung ini bukan kalung biasa. Kau sempurna benar.. " 

 " Ada apa sebenarnya Dian? "

" Tapi sebelumnya, tolong jangan anggap aku tidak waras. Semua yang akan ku ceritakan ini betulan.. " Aku berkata polos. Agi hanya tertawa saja dan menungguku bebicara.

 " Agi, kalung ini jalan pembuka menuju dunia mimpi. Nama dunia mimpi itu, Abulia " Aku hentikan. Sebatas itu saja dulu. Jika dia lari dan meninggalkan aku, tidak kuteruskan tentu saja. Tapi diluar dugaan, Agi malah diam dan masih menyimak . 

"Kok diam? Lanjut dong ceritanya.. " Agi meminta.

" Abulia. Tempat itu akan aku kunjungi saat aku tertidur. Disana benar-benar seperti dunia nyata. Ada tempat, ada orang-orang yang hidup. Nenek memilih aku menjadi generasi selanjutnya yang memakai kalung ini dan menjadi warga Abulia. Aku juga menjadi agen mimpi yang diutus oleh Abulia " 

" Agen mimpi? " Kening Agi berlipat.

" Iya. Abulia akan mengalami kerusakan jika kita manusai membenci mimpi kita. Sebaliknya, banyak keajaiban yang terjadi disana jika kita menerima mimpi kita. Tugasku hanya satu, meyakinkan manusai lain bahwa mimpi itu tidak perlu dibenci.. " 

" Menarik..Boleh kah aku menjadi agen mimpi? " 

" Hah? Agi, kau .. ? " 

" Sungguh. Aku ingin menjadi agen mimpi, boleh? " 

" Hmm.. tapi ada syaratnya.. " 

" Apa? " 

" Jangan ceritakan Abulia pada siapapun. Itu adalah kode rahasia kita sebagai agen mimpi " Aku berbisik ditelinganya. Dengan muka serius. Seolah-olah kami anggota agen rahasia di film Hollywood. 

" Siap senior agen mimpi! " Agi memberi hormat dengan kelima jari didekat pelipis kepalanya.

" Baik. Kau kulantik menjadi agen mimpi yang kedua! Cheerrsss untuk perayaan pelantikan agen mimpi yang baru!! " Aku mengangkat es teh yang ku pesan tadi sedikit agak tinggi. Agi mengangkat es jeruknya juga dan sentuh pada cup es teh ku. Toast. 

Tawa kamipun pecah. Bahagia sekali .

   

          

ABULIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang