T h e L u c e l e n c e' s
SEJAK dulu, River bermasalah dengan namanya.
River Kouhei Lucelence.
Tiap diminta menulis nama. Dengan sengaja dia menulis nama Kouhei dalam aksara jepang. Termasuk saat masuk sekolah baru. Orang-orang yang mengenalnya seringkali terpana melihat visualnya, lalu bertanya. "Are you from Japan? "
Tolong dicatat, River hanya lahir di Jepang. Teriel dan Sarah tak punya garis keturunan Jepang. Bagaimana bisa dia mirip orang sana?
Namun tak bisa dipungkiri, kenyataannya River bermata sipit layaknya orang Jepang atau Cina, tersenyum sedikit, matanya nyaris menghilang. Hidungnya mancung, alisnya kecil dan sedikit tipis. Tubuhnya jangkung, tiga senti lebih tinggi dari Keith.
Berjalan di belakang guru, menuju kelas barunya, River merasakan deja vu.
Pikiran River mengawang-ngawang.
Bagaimana dia harus memperkenalkan diri ya? Seingat River, begini saudaranya yang lain
Rencana 1: Menyebut nama dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesingkat dan sejelas mungkin.
Rencana 2: Bagaimana pun caranya sebisa mungkin meninggalkan kesan yang sopan dan kuat.
Rencana 3: Memperkenalkan diri dengan percaya diri dan semangat, mengajak mereka untuk berteman.
Rencana 4: Walau gugup, berusaha tersenyum dan berbicara sebaik mungkin
Realita River yang benar-benar terjadi kira-kira begini:
"Kalian dapat teman baru di awal semester ini. Nak, perkenalkan dirimu."
Menjadi pusat perhatian, River berdeham, agak gugup.
Mengambil spidol, River menuliskan namanya.
"Nama lo... River apaan tuh?"
"River Kouhei L."
"...Silakan duduk, River. Tenang semuanya! Ketua kelas, kondiisikan kelas. Ibu keluar sebentar."
"Baik Bu."
"Terima kasih, Bu."
"Hei! Duduk disini aja!" Pemuda di barisan tengah melambai.
Teman yang berisik. River menaikkan sudut bibirnya, sempurna.
"Nama lo keren. Gue Mahesa."
"River."
"Bosen nih... Berhubung lo baru disini, mau gue ceritain tentang sekolah?" River mengangguk. Mahesa sumringah, mulai berceloteh panjang lebar.
River mendengarkan. Dia mengeluarkan dua pasang earphone, satu disodorkan pada Mahesa.
"Terus... Eh? Untuk gue? Thanks."
River memutar lagu. Genre musik kesukaannya...
"Rock? Ini rock?"
"Ya."
"Wah! Gue juga suka. Ini album mereka yang baru keluar kan? Lo nonton konser onlinenya nggak? Disana mereka..."
Atmosfir kelas terpusat pada dua teman sebangku baru itu. Sulit dipercaya, mereka akrab dalam hitungan menit.
Selagi mendengarkan, River menggores kertas kosong, menggambar orang-orangan sawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Meet The Lucelence's
Teen Fiction[PART 1 SELESAI] Tidak ada keluarga yang lebih sempurna dibandingkan keluarga Lucelence. "Iris... kenapa merenung begitu?" "Bukan hal penting, Ma. Kak Keith dimana?" Tidak ada. "Kesinikan remotenya, Anak Nakal!" "Ini baru episode lima, Granny! Kube...