>£<
°
°
°
°
°
***Pagi yang muram diselingi dengan rintik gerimis, seolah menjadi melodi menyediakan bagi sang pendengar. Alam tengah menunjukan kesedihannya, memberi tanda kepada orang-orang bahwa ia tengah menangis.
Begitupula dengan gadis tersebut. Ia menangis didalam hutan Kematian. Tak perduli jika nantinya ada hewan buas yang akan menerkamnya.
Tangisnya makin menjadi. Payung yang dipegangnya sampai terjatuh. Ia menatap tak percaya hal yang ada didepannya. Dengan sekuat tenaga ia menampar pipinya hingga meninggalkan bekas luka. Sakit. Yang artinya ini bukanlah mimpi ataupun khayalan.
"Ngga, ini ngga mungkinkan!!"
Badannya lemas, hingga ia jatuh terduduk diatas tanah yang basah. Tangannya yang tengah bergetar hebat ia paksa untuk bergerak. Perlahan ia menyentuh wajah seseorang yang ada dihadapannya.
"Chenle?!" Lirihnya sembari memangku kepala Chenle. Tak ada respon saat ia memanggil-manggil namanya, bahkan saat ia berkali-kali menyentuh denyut nadi laki-laki tersebut tak sedikitpun ada detak yang terdeteksi.
"AAAAAAA GAK MUNGKIN!!!"
Gadis itu.. Lisa. Ia menangis semakin keras, hingga teriakannya sampai keluar area hutan. Ia memeluk erat Chenle yang tak lagi bernyawa. Dadanya sesak, namun hatinya selalu bergumam kalau ini hanyalah mimpi. Ia tak bisa menerima kenyataan pahit yang saat ini menimpanya.
"Ngga, ini pasti mimpikan? Ahaha pasti cuma mimpi!!" Lisa menampar pipinya berkali-kali, berharap kalau ia masih terlelap dalam tidurnya.
"BANGUN, GUA MESTI BANGUN!"
"ARGHHHH BANGSAT BANGUN!!!!" Teriak Lisa frustasi. Ia bahkan menjambak rambutnya hingga rontok beberapa helai.
Tak berhenti sampai disitu. Lisa mencoba menyalurkan energinya pada Chenle. Lagi-lagi yang ia lakukan hanya sia-sia. Bahkan sebanyak apapun ia menyalurkan energinya, Chenle tak memberikan pergerakan sedikitpun.
"Ngga, jangan tinggalin gua lagi!!" Gumamnya putus asa.
Lisa hanya mampu menangis saat ini. Ia tak tahu harus apalagi. Segala cara telah ia lakukan untuk Chenle, namun tetap tak ada reaksi dari laki-laki tersebut. Sekarang ia benar-benar kehilangan harapan.
Untuk kesekian kalinya Lisa ditinggal pergi oleh orang yang disayangnya. Dari kecil hingga dewasa Lisa selalu dianggap pembawa sial. Siapapun yang dekat dengannya banyak tertimpa musibah.
"Gua bener-bener pembawa sial. Seharusnya dari dulu gua gak deket-deket sama siapapun. Pasti kejadiannya gak akan gini!"
Lisa menunduk guna menatap Chenle. Wajah yang setiap saat membuat dirinya tertawa lepas, kini menghilang. Tak ada lagi senyuman hangat seorang Zhong Chenle, dan tawa ria yang selalu menghiasi hari-hari Lisa. Semuanya tergantikan dengan wajah sepucat mayat dan bibir yang terkatup tanpa senyum.
Lisa menyesal meninggalkan Chenle hanya karena traumanya. Jika saja ia tak egois dan mencoba menerima laki-laki tersebut secara perlahan, mungkin kejadian seperti ini tak akan pernah menimpa Chenle. Ia harap waktu bisa diputar. Ia ingin memperbaiki semuanya.
"Maaf, gua minta maaf. Seharusnya gua ngga egois.. Seharusnya gua juga mikirin perasaan lo. Gua, gua salah."
Kata maaf selalu Lisa gumamkan. Namun itu semua tak dapat menghidupkan Chenle kembali. Seberapa keras ia mencoba, pasti akan selalu gagal. Sekarang ia benar-benar merasa menjadi orang yang paling jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST
FantasyJiwa Lalisa Manoban bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis bernama Li Youmei, Putri sampah yang dibenci oleh Ayahnya sendiri. ⚠WARNING BAHASA NON BAKU⚠