56 - SLEEP CALL

50.2K 4.6K 249
                                    

Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬

꧁ H a p p y R e a d i n g ꧂

“Dingin banget. Sekalinya sweet bikin lupa daratan. Dasar!”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ciee rambut baru!" seru Dito begitu Alden tiba. Laki-laki itu, dengan wajah kusut nan ekspresi kesalnya langsung duduk di bangku kosong sembari terus menggerutu, meski mulutnya masih sibuk mengunyah bakwan.

Sejak kejadian dimana Angkasa mengatakan kalau Starla adalah pacarnya, Alden terus ketar-ketir. Takut teman-temannya ingat pada sumpah asalnya yang dia kira mustahil terjadi.

Sialnya, tak ada yang melupakan hal itu ... tak terkecuali Angkasa. Sebagai laki-laki sejati, Alden menepati ucapannya, mencukur rambut serta jambul yang selalu dia banggakan walau dengan perasaan teramat tak rela.

"Aww! Ganteng banget mamang botak kita ini!" Dion menepuk bahu Alden sambil terbahak, yang dibalas dengan tatapan tajam dari sang empu.

"Diem, nyet!"

"Kembali ke masa SMP dimana Alden selalu botak," ujar Azka.

"Yang penting tetep ganteng!" balas Alden sedikit ngegas.

"Pasti tukang cukurnya yang bilang ganteng."

"Kok tau? Limbad, ya?" Alden melirik Dito tak minat.

"Jaka Tarung pengen nego, gak nyambung bego!"

"Lo dibohongin si abangnya." Calvin manggut-manggut sambil mengelus dagu.

Alden menatapnya bingung.

"Iya. Abangnya gak enak hati ngomong yang sebenernya, jadi dia bilang ganteng," ceplos Azka membuat mereka terbahak kencang sampai orang-orang di kantin memperhatikan. Angkasa yang semula tengah mengetikkan sesuatu di ponsel pun mengangkat pandangannya dengan sudut bibir sedikit tertarik ke atas.

"Maksud lo gue jelek?!" Alden melotot garang.

"Lo yang ngomong ya, bukan gue."

"Setan!"

Azka lantas berdiri dan menunjukkan ponselnya menghadap Alden.

"Ngomong lagi coba."

"Apa?"

"Yang tadi lu bilang," balas Azka.

"Setan?"

Azka langsung tertawa ngakak sambil memukul-mukul meja.

"Cieeee sesama setan saling menyapa!"

Yang lain tertawa, sementara Alden mengerjap bingung. Berusaha mencerna situasi, hingga....

"AZKA SIALAN!"

Dua remaja SMA itu berlarian mengelilingi kantin layaknya anak kecil, kejar-kejaran dengan suara heboh yang membuat mereka menjadi pusat perhatian. Selagi Azka berlari sambil terbahak, Alden sudah memegang gelas plastik berisi es batu serta sedotan di tangan kirinya. Senyum usil terlihat jelas di wajahnya.

Hai, Angkasa! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang