59 - HAPPINESS

45.9K 4.2K 230
                                    

Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬

“Sesuatu menjadi spesial jika dirasakan, diucapkan, dan diberikan untuk seseorang, bukan semua orang.”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hana mengusap dada sambil mengucap istighfar berkali-kali. Ia melerai anak kembarnya yang sejak tadi berdebat. Starla melipat tangan di depan dada, melirik Azka yang sedang melotot padanya. Mereka saling menunjuk penuh permusuhan.

"Dia duluan, Bunda!" seru Starla dan Azka serempak.

"Astaghfirullah! Ini masih pagi, jangan bikin Bunda pusing kenapa, sih?! Bunda masukin ke dalam perut lagi, mau?!" amuk Hana menatap kedua anaknya sangar. Heran, tak pernah absen ribut, tapi saat jauh-jauhan pasti merengek ingin bertemu.

Keributan itu baru terhenti saat sang kepala keluarga datang. Sedetik kemudian Hana tersenyum hangat, sementara Azka terbengong. Seorang pemuda berperawakan tinggi dengan jaket kulit nampak berjalan di belakang David, tak lupa menampilkan senyum lebar sampai lesung di pipi kirinya terlihat.

"Kok Abang pulang? Kan--aw!" Starla langsung mengusap lengannya yang baru saja dicubit Hana.

Starla memajukan bibirnya dengan raut sebal.

"Parah kamu, Kei!"

Saga Arsen. Kakak sulung si kembar yang tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas yang ada di kota Bogor. Jika Azka dan Starla lebih mirip sang Ibu, maka Saga lebih mirip sang Ayah hingga bisa dibilang benar-benar replika dari seorang David Abraham. Bedanya, Saga sangat cerewet seperti Hana.

"Bodo! Siapa suruh jarang pulang?!"

"Kan Abang kuliah!" kilah Saga.

"Kan bisa kalo libur pulang dulu ke sini!"

"Skripsi kena revisi lagi, Abang jadi belum sempet pulang."

"Emang dasarnya aja gak kangen keluarga!"

"Tau, nih! Adek-adeknya sampe dilupain."

Saga menatap Starla dan Azka bergantian, lalu mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

"Oke, Abang kalah! Susah debat sama kalian berdua!" ujarnya, sementara dua orang di sana sudah bertos ria seakan lupa kalau beberapa waktu lalu sedang bertengkar.

"Kapan sidang?" David memandang Saga, lalu dua anaknya yang lain secara bergantian.

"Kamu gimana di sana? Sehat-sehat terus, kan?"

Saga langsung tersenyum pada Hana.
"Alhamdulillah, Bun. Sehat walaupun perut rasanya ga enak gara-gara tiap hari makan Indomie," keluhnya sebelum beralih menatap David. "Sidang besok, Yah."

"Lagi libur gamau pulang, giliran besoknya sidang malah pulang!" cibir Azka menggelengkan kepala.

"Pulang kan niatnya mau minta doa biar besok sidangnya lancar, dosen pengujinya gak rewel," bela Saga.

"Perutmu udah mendingan? Lagian kenapa makan mie terus kamu itu!" tanya Hana.

"Praktis, Bun," jawab Saga, lalu menatap Starla tengah menatapnya dengan mata memicing.

"Apa, heh?"

"Gausah bawa-bawa Indomie. Abang sakit pasti gara-gara suka pamer perut!" ujar Starla dongkol.

Saga tak terima, lalu melakukan protes pada adiknya itu. Hanya beberapa menit sampai Starla menunjukkan sebuah postingan foto shirtless sang kakak yang berdiri di bibir pantai dengan membawa papan selancar.

Hai, Angkasa! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang