Vote di awal ⭐
Komen di akhir 💬꧁ H a p p y R e a d i n g ꧂
“Tersenyum saat bahagia. Bukan saat berusaha menutupi luka.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keheningan melanda. Tak ada perdebatan-perdebatan konyol yang biasanya terjadi diantara mereka.
Starla terus saja merapatkan bibirnya, tak mau membuka suara barang sedikitpun. Sementara Azka, dia hanya memberikan keheningan yang saat ini dibutuhkan Starla. Mereka berdua duduk di pinggir kasur, masih dengan tangan yang saling menggenggam.
"Kai ...?"
"Hm?"
Azka mengerutkan keningnya saat Starla tiba-tiba melepaskan genggaman tangan mereka. Hanya beberapa detik, sebelum kerutan di dahinya itu menghilang dan berubah menjadi sebuah senyum kecil saat Starla memeluk tubuhnya. Sekitar beberapa detik, lalu Starla melepaskan pelukan itu.
"Kei...."
"I'm fine." Dia tersenyum sebahagia dan selebar mungkin. Berusaha meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.
"Mulut bisa bohong. Tapi engga dengan air mata."
Starla langsung meraba pipinya. Ia hendak menutup wajah, namun Azka lebih dulu menariknya ke dalam sebuah dekapan hangat.
"Senyum kalo lo bahagia, nangis kalo lo emang sedih. Jangan ditahan, nangis gak sememalukan itu."
Tangisan yang sejak tadi tertahan pun langsung terdengar nyaring. Awalnya hanya isakan kecil, namun saat Starla merasakan usapan lembut di punggungnya, isakan itu semakin kencang, lalu berubah menjadi raungan.
"Lo hebat, Kei. Gue bangga sama lo. Gapapa, lo udah berusaha yang terbaik." Ucapan Azka seperti sebuah mantra yang mampu menenangkan Starla. Selalu begitu.
Mereka memang sering bertengkar, memperdebatkan hal tak penting, ataupun saling mengusili. Tapi, Starla dan Azka akan selalu ada untuk satu sama lain dan saling mendukung. Starla akan menghibur saat Azka sedih, dan Azka akan selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi Starla.
"Makasih, Kai."
"Inget! Kalo mau nangis, ya nangis aja. Jangan ditahan-tahan!" tegas Azka.
"Iya." Starla mengangguk kecil.
"Tapi ... gak pake baju gue juga kali ngelampiasinnya!" decak Azka, menatap jengkel pada Starla yang beberapa detik lalu mengelap cairan bening di hidungnya menggunakan kaos biru tua favorit Azka.
Cengiran jahil Starla berikan, seraya menepuk-nepuk pelan bahu sang kembaran. "Ikhlasin aja, ingus gue wangi, kok."
Azka mengerutkan keningnya, kemudian dia memasang wajah ingin muntah.
"Tenang aja, nanti kalo gue udah punya pacar ... gue gak akan ngotorin baju lo lagi, kok." Starla menaik-turunkan kedua alisnya.
Azka terdiam sesaat. Ada sedikit rasa tak rela saat Starla berkata demikian. Ia bersikap protektif pada Starla bukan tanpa alasan. Ia hanya takut, kalau nanti sang kembaran kembali terluka hanya karena perasaan suka pada orang yang tak tepat. Jadi, sebisa mungkin Azka akan menyingkirkan segala faktor yang bisa menyebabkan berbagai kemungkinan. Salah satunya ... ya dengan menjauhkan para kadal buaya dari sisi Starla. Entah dengan memperingati, melarang, atau bahkan memukul, kalau si kadal buaya itu masih ngeyel untuk mendekati Starlanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Angkasa! [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"GUE SUMPAHIN LO SUKA SAMA GUE!" "Mimpi." __________________________________ Angkasa cuek, Starla hiperaktif. Angkasa tenang, Starla heboh. Angkasa realistis, Starla dramatis. Angkasa benci direpotkan, Starla hobi merepotkan. Bagi Angkasa, hidupnya...