Sudah hampir satu minggu aku menghindari lisa semenjak hari ulang tahunnya itu. Aku tau mungkin aku tidak harus menghindar tapi perasaan ini tidak bisa kubohongi. Aku merasakan sakit yang mungkin baru aku rasakan sekarang. Dia bukan siapa siapa tapi dia membuatku sesak.
Beruntung hanbin mau membantuku untuk selalu menemaniku dan lisa tidak pernah memaksa lagi. Aku tau hanbin menyukai ku karena dia mengungkap kan perasaannya beberapa hari lalu, tapi aku tidak bisa menerima nya. Ada hal dalam diriku yang membuat aku tidak tertarik dengannya dan aku hanya akan menyakiti nya jika kita bersama.
Rose selalu meyakinkan ku untuk bicara pada lisa. Rose sudah mengetahui semua dari jiso yang selalu menemani lisa belakangan ini. Aku hanya belum siap mendengar penjelasannya. Aku masih bingung dengan diri ku sendiri.
"apakah kau akan pulang dengan hanbin lagi hari ini jennie?"
Rose menyadarkanku dari lamunan. Kami sedang duduk bersandar pada tiang setelah latihan basket yang melelahkan ini.
"tidak, aku akan pulang sendiri,apakah jiso sudah menunggu?"
"ya seperti biasa dia sudah didepan sekolah, apakah tidak masalah jika kau sendiri jennie? Kulihat kau kelelahan."
"aku masih kuat rose, kau tau kita kuat bukan."
"aku tau kita kuat jennie, tapi wajahmu tidak bisa membohongi, kau sangat kelelahan."
"tapi aku masih sanggup jika hanya menempuh jarak sampai rumah rose. Ini tidaklah jauh."
Rose terkekeh dengan ucapanku, dan kami bergegas untuk pulang. Aku ke toilet sebentar sedangkan rose langsung menghampiri jiso diluar sekolah. Aku berfikir untuk mengganti baju ku dulu, ini sudah sangat basah oleh keringat dan aku akan menaiki bus.
Saat aku keluar toilet betapa terkejutnya aku melihat seseorang bersandar di dinding sebelah pintu toilet, dia orang yang aku hindari seminggu ini. Mata kami bertemu kemudian dia menghampiriku tanpa ekspresi apapun di wajahnya.
"ayo pulang"
Ucapnya singkat kemudian dia menarik tanganku, tetapi aku menepisnya.
"aku bisa sendiri."
Aku meninggalkannya kemudian dia menarik tanganku lagi dengan kasar dan membawaku ke dalam toilet. Apa yang dia lakukan, aku tau sekolah sudah sepi karena semua sudah pulang dan ini sudah sangat sore. Tapi apa yang dia inginkan dariku, aku mulai takut dengan tindakannya ini.
"jangan menghindariku lagi jennie." ucapnya sambil menatapku, tatapan itu sangat kuat, aku yakin dia sedang menahan emosi nya.
"pergilah lisa, anggap tidak ada sesuatu diantara kita."
Lisa menundukkan kepala nya dan mengepalkan tangannya. Aku mendengar dia menarik nafas dalam kemudian menghempaskannya.
"apa yang membuatmu berubah? Karena apa yang kau lihat dimalam ulang tahunku?"
Aku menunduk, aku malu dan aku tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaanku saat ini. Ingatan akan malam itu sangat menganggu pikiranku.
"aku tidak ingin membahas apapun, kumohon biarkan aku pergi."
Aku mendorongnya dan berlalu disampingnya hingga aku merasakan sakit dipunggungku karena lisa menghempaskanku ke dinding dan tangannya berada di kedua sisi kepalaku. Dia menjepitku.
Aku terpaku pada mata nya, dia sedih, aku bisa melihatnya. Tanpa kusadari dia mulai mendekat, aku merasakan nafasnya yang berat dan tenang. Jarak kami hanya beberapa inci hingga akhirnya aku merasa ada sesuatu yang menempel di bibirku, begitu lembut hingga aku terdiam beberapa detik untuk merasakannya. Lisa menciumku, tidak ada lumatan dalam ciumannya, itu hanya menempel. Aku masih terkejut, dia mengambil ciuman pertama ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Self And You (Jenlisa)
Любовные романыApakah mungkin ini cinta? aku tidak tau dan tidak mengerti perasaan ini sebelumnya. Kita sama tetapi rasa ini beda. Kamu telah banyak mengubah jati diri ku, hati ku berkata begitu. Kau orang pertama yang membuatku jatuh cinta teramat dalam. -Jenn...