Sorak sorai penonton memenuhi seluruh ruangan, aku semakin gugup mengetahui bahwa sebentar lagi aku akan berada di tengah mereka. Kebetulan tim dari sekolah ku akan bertanding pada urutan ke lima. Sedangkan ini baru saja acara pembukaan, masih di isi dengan banyaknya sambutan dan basa basi dari panitia penyelenggara.
"kau kenapa jen? Kau terlihat gugup." rose bertanya padaku, kebetulan dia duduk disebelahku.
"aku sangat gugup rose, apakah kau tidak merasakan yang sama? " kulihat dia hanya terkekeh.
"aku juga gugup, tapi aku merasa senang bisa tampil diacara yang besar seperti ini. Kau tau ini menakjubkan, kau akan dilihat orang banyak. " dia berbicara dengan penuh antusias. Sebenarnya aku juga senang, tapi entah mengapa rasa gugup ini lebih besar dari perasaan lain.
"aku mengerti, aku hanya takut jika kita kalah, pasti akan memalukan rose."
"kalah menang sudah biasa bukan? Kita hanya akan melakukan yang terbaik okey?" aku mengangguk setuju, dan kemudian kulihat rose melihat hp nya dengan tersenyum lebar. Mengapa dia begitu senang? Pikirku.
"jennie, ikut denganku sebentar." belum sempat aku bertanya dia sudah menarik tanganku keluar. Kami berjalan menuju lobi. Dan seketika aku terkejut melihat seseorang yang selama ini selalu menemaniku.
"Lisa."
Lisa sedang berdiri di lobi bersama jiso dan semua sahabatnya. Mereka datang? Sejak kapan mereka disini, mengapa lisa tidak memberitahuku bahwa dia akan melihat pertandinganku.
"hay jennie," dia menyapa saat aku sudah diantara mereka.
"apa yang kau lakukan?"
"dia bersikeras untuk datang jennie, dan kami diminta untuk menemaninya dan jiso. " wendy menjelaskan.
"aku hanya ingin melihat pertandinganmu, lagipula kita sebagai perwakilan sekolah bukan?" lisa menjelaskan.
"kau tidak memberitahuku sebelumnya lisa."
"aku hanya tidak ingin mengganggu waktu berlatihmu." lisa menjawab.
"kau tau lisa, jennie gugup sepanjang hari, sedangkan acara belum dimulai." rose menjelaskan sambil terkekeh.
"diam rose, kau membuatku malu." aku menunduk malu sedangkan mereka terkekeh geli.
"aku akan ke bangku penonton, semangat sayang, aku mencintaimu." jiso memberi semangat pada rose kemudian memeluknya. Dalam hati aku ingin sekali seperti mereka. Tapi apa daya, aku tidak mempunyai kekasih saat ini.
"jennie, semangat oke, aku yakin kau pasti memenangkannya." kali ini lisa memberiku semangat sambil tersenyum. Kami saling bertatapan beberapa detik hingga akhirnya lisa memalingkan wajahnya. Aku merasa jantungku berdetak kencang, ada apa ini. Rasa gugupku pun menghilang seketika, menjadi semangat yang menggebu.
"jen, ayo kita masuk, hanbin oppa pasti mencari kita." rose menarik tanganku yang masih terdiam.
Acara sudah dimulai dengan tim pertama yang bertanding, masih agak lama untuk tim kami. Aku berbincang dengan rose sambil memperhatikan tim yang bertanding di tengah lapangan. Rose terus saja bercerita bagaimana jiso selalu menyemangati nya setiap hari. Aku semakin iri mendengar nya tetapi di lain sisi aku senang rose bersama orang yang tepat.
Kulihat bangku penonton, lisa dan semua sahabatnya menatap kami. Kemudian mereka melambaikan tangan pada kami saat mereka tau kami juga melihat mereka. Rose tidak menunggu lama untuk melambaikan tangan juga sedangkan aku hanya memberikan dua jempol pada mereka. Aku sangat bahagia mengetahui bahwa mereka sangat antusias, teriakan dan senyum mereka memberiku semangat lebih saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Self And You (Jenlisa)
RomanceApakah mungkin ini cinta? aku tidak tau dan tidak mengerti perasaan ini sebelumnya. Kita sama tetapi rasa ini beda. Kamu telah banyak mengubah jati diri ku, hati ku berkata begitu. Kau orang pertama yang membuatku jatuh cinta teramat dalam. -Jenn...