36. Worried

2.7K 174 6
                                    

"kau yakin tidak akan mengundang jennie?" jiso bertanya pada lisa.

"apa kau lihat aku bercanda?"
Jawab lisa kesal.

"come on lisa,,  bawalah dia,  kita akan lebih ramai dengan banyak orang, kau tau rose pasti akan lebih senang jika sahabatnya itu ada."

Lisa berfikir lagi dua kali untuk membawa jennie,  tapi dia mungkin tidak akan sanggup mengingat apa yang telah terjadi walau lisa yakin jennie juga menyukai nya. Lisa tau saat dia mencium jennie, lisa hanya ingin membuktikannya dan benar apa yang dia pikirkan.

"aku kesana untuk menenangkan diri chu, jika dia ikut bagaimana aku menenangkan diriku."

"tapi kau tau perasaan dia,  kau hanya harus berjuang sedikit lagi manoban."
Jiso masih bersikeras untuk membawa jennie,  dia berfikir jika semua tidak diselesaikan maka tidak akan ada yang jelas diantara mereka.

Rose sudah menceritakan pada jiso bahwa dia melihat jennie beberapa hari ini selalu terdiam. Rose yakin jennie sedang memikirkan sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh nya. Jennie lebih tertutup.

"aku akan memikirkannya." jawab lisa cuek sambil memainkan pena nya.

Jiso hanya tersenyum melihat sahabatnya itu mulai goyah. Awalnya dia melarang lisa untuk menyukai jennie, tetapi saat dia tau bahwa seperti nya jennie juga mempunyai rasa yang sama, jiso mendukungnya. Mereka hanya perlu saling menyesuaikan diri dan menurunkan ego masing masing.

Mereka berdua sedang mengerjakan tugas dirumah lisa. Kemudian jiso memutuskan untuk membahas rencana liburan mereka ke busan. Bukan tanpa alasan,  selain untuk menenangkan diri, sebenarnya ini adalah permintaan lisa kepada daddy nya sebagai hadiah ulang tahun.

Lisa mempunyai rumah sederhana dekat pantai yang sengaja dibeli orang tua nya beberapa tahun lalu.  Mommy lisa membeli rumah itu saat dia sedang dipindah tugaskan ke kantor militer yang berada di busan untuk masa dinas lima tahun disana. Setelah kembali ke kantor dinas di seoul maka rumah itu dibiarkan kosong,  hanya akan ada maid yang membersihkan setiap minggu nya.

Saat mereka sedang asik mengerjakan tugas,  tiba tiba ada suara ketukan pintu. Lisa langsung membuka pintu itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang datang.

"apa yang kau lakukan?"

"aku hanya mampir,  kebetulan aku lewat rumah mu lisa.  Bolehkah aku masuk?"
Lisa belum menjawab apapun, suasana hati nya sedang kacau saat ini dan kedatangan orang itu membuat nya tambah kacau. Dia berfikir bahwa nasib sial sedang menimpa nya.

"masuklah somi, kau memang selalu mengganggu diwaktu yang tepat." jawab jiso,  lisa tidak menyadari bahwa jiso mengikuti nya.

"apa maksudmu chu?!" lisa mengatupkan rahangnya dan menahan emosi saat jiso malah mempersilahkan somi untuk bergabung.

"dia hanya mampir lisa,  jangan berlebihan."
Tanpa persetujuan lisa, somi langsung masuk ke dalam dan duduk di sofa.

"aku belum menyuruh mu untuk masuk!"

"lembut lah sedikit,  aku hanya ingin mampir." jawab somi santai.

Lisa mendengus kesal dengan tingkah somi yang seenaknya dan juga sahabatnya yang menyebalkan.

"ku harap kau akan segera pergi sebelum orang tua ku kembali somi,  kau tau perbuatan mu sudah menyakiti semua orang drumah ini." setelah mengatakan itu,  lisa duduk di sofa agak jauh dari somi.

"apa maksud mu kesini somi, aku tau kau tidak hanya mampir." jiso mulai bertanya pada somi yang duduk disebelahnya.

"aku ingin bertemu lisa, aku hanya masih penasaran dengan wanita yang bernama jennie." jawab somi santai.

Me, My Self And You (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang