Prok,,, prok,, prok.
"lemparan yang bagus jennie, kau berhasil memasukkan lima bola tanpa ada yang meleset." hanbin memujiku sambil terus bertepuk tangan, diikuti oleh seluruh senior dan anggota tim.
"terima kasih oppa, mungkin ini kebetulan." jawabku.
"kau banyak mengalami kemajuan jennie."
"semua berkat kalian yang melatihku oppa, jangan berlebihan."
"aku tidak berlebihan, kau dan rose sangat cepat mengalami kemajuan. Kalian akan menjadi satu tim untuk turnamen bulan depan sebagai perwakilan sekolah."
"terima kasih atas kepercayaannya oppa. " kali ini rose yang bicara.
Sore ini memang kami berlatih lebih lama dari biasa nya, karena akan ada pembentukan tim untuk turnamen yang diadakan bulan depan. Dalam seleksi kali ini kami diminta melakukan threepoint atau bisa dibilang memasukkan bola ke dalam ring dari jarak jauh sesuai dengan yang ditentukan. Kami diberi kesempatan lima kali lemparan, siapa paling banyak memasukkan bola maka akan bergabung dengan tim.
Kebetulan aku dan rose melakukan dengan baik, jadi kami dapat bergabung. Aku senang mengetahui bahwa rose akan bersamaku lagi, jadi tidak ada masalah dengan latihan yang mungkin nantinya akan menghabiskan banyak waktu ku.
Aku dan rose bersandar pada dinding tidak jauh dari ring, aku merasa sangat lelah sekarang. Tubuhku mati rasa dan sangat lemas, seperti nya aku mau pingsan sebentar lagi.
"jennie, apakah kau tidak keberatan jika pulang tanpaku?" ucap rose padaku yang masih bersandar dan sedikit memejamkan mata.
"apakah kau ada janji setelah ini rose?" aku membuka mataku dan menatapnya.
"ya, jiso mengajakku untuk menemani nya setelah ini. Jadi ku pikir aku akan pulang bersama nya."
"baiklah rose, aku akan pulang sendiri, lagipula ini masih sore. Dimana jiso menunggumu?" tanyaku penasaran, karena aku belum melihat jiso sedari tadi.
"dia sudah di depan sekolah, mungkin dia sedang menungguku."
"bersiaplah, kita pulang sekarang oke, jiso pasti menunggu lama diluar. " ajakku.
Saat kami baru beberapa langkah berjalan di lorong, aku mendengar suara seorang lelaki yang sangat aku kenal. Aku menoleh untuk melihat kearah suara itu.
"jennie."
"hanbin oppa, wae? " tanyaku padanya yang sudah berdiri didepan ku.
"apakah kau akan pulang dengan rose? "
"tidak oppa, jennie sendirian kali ini, jiso sudah menungguku di depan sekolah." dengan cepat rose menjawabnya. Apa yang kau lakukan rose, kenapa kau mengatakan aku sendirian, haduhhh,,,,,
"benarkah? Emmm, bagaimana jika kau ikut denganku jennie, bukankah kita juga searah?" hanbin menawarkan diri untuk mengantarku. Bagaimana ini, apakah aku harus menerima tawarannya atau aku akan menolaknya? Tapi dipikir pikir aku sangat lelah.
"jennie, hanbin oppa ada benarnya juga, aku yakin kau lelah, terima saja tawarannya. " ucap rose pelan disampingku.
"baiklah oppa, aku akan ikut denganmu. "
"yasudah aku duluan jennie." kemudian rose meninggalkan aku dengan hanbin di lorong ini.
"terima kasih kau menerima tawaranku, ayo kita pulang." ucap hanbin.
Kemudian dia berjalan didepanku menuju tempat parkir. Saat aku ingin naik ke atas motor nya, aku mendengar suara seseorang memanggilku.
"jennie"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Self And You (Jenlisa)
RomanceApakah mungkin ini cinta? aku tidak tau dan tidak mengerti perasaan ini sebelumnya. Kita sama tetapi rasa ini beda. Kamu telah banyak mengubah jati diri ku, hati ku berkata begitu. Kau orang pertama yang membuatku jatuh cinta teramat dalam. -Jenn...