. psikiater.

9.6K 237 0
                                    

Sinar matahari pagi menyinari kamar Ale, tampak wajah yang cantik namun terdapat luka dan lebam.

Dareen yang sudah bangun lebih awal, memperhatikan wajah gadis kecil yang kuat itu.

Dareen tersenyum melihat gadis itu, dia mengelus wajah gadis itu, hingga membuat Ale terbangun.

"Om?" Ucap Ale.

"Gimana keadaan mu sekarang hmm?" Ujar Dareen sambil mengelus rambut Ale.

Ale hanya menatap mata Dareen dan tak menjawab pertanyaan Dareen.

Dareen hanya tersenyum melihat Ale, "siap siap yok? Kita ke psikiater" ajak Dareen.

"Ngapain? Ale baik baik aja kok om" ujar ale langsung.

"Gapapa, om cuman takut kamu trauma" ujar Dareen. "Mau yah" ujarnya lagi meyakinkan Ale.

"Emang gak bisa kalo dia aja yang kesini om?" Tanya Ale cemberut.

Dareen tersenyum, "bisa kok" ujar nya.

"Mau makan?" Tanya Dareen,

Ale menggeleng "Ale mau mandi aja ya om" ujar ale.

Dareen senyum, "yaudah, om keluar dulu ya" ujar Dareen.

Ale mengangguk dan langsung menuju ke bathroom.

"Gadis kuat" gumam Dareen tersenyum dan keluar dari kamar Ale.

Baru saja 5 menit masuk ke bathroom, Ale sudah keluar dan menangis keluar kamar.

"Nona ada apa?" Tanya Lisa, semua maid sudah tau kejadian yang menimpa Ale.

"Ale takut di dalam sendiri" ujar ale, karena dia masih mengingat mayat itu.

"Cilla nya mana?" Tanya Ale masih sambil menangis.

"Nona Cilla sudah pergi dengan tuan Daniel pagi pagi non, atau mau saya aja yang temani di dalam" tawar Lisa.

Ale mengangguk, "hhm, bisa ikut masuk ke bathroom gak temenin Ale mandi" ujar ale dan Lisa mengangguk.

Dareen yang mengira Ale sudah selesai mandi, langsung masuk ke kamar Ale.

Dareen mendengar ada suara orang mengobrol, Dareen yang kepo Ale mengobrol dengan siapa langsung menuju bathroom.

"Loh, Lisa kamu ngapain di sini ?" Tanya Dareen, karna dia melihat Lisa di dalam bathroom bersama Ale.

"Maaf lord, tadi non Ale takut, jadi saya yang menemaninya karena non Cilla sudah pergi bersama tuan Daniel" jelas Lisa.

"Yaudah kamu boleh pergi sekarang" ujar Dareen.

Ale yang sudah selesai mandi, Namun dia lupa membawa handuk, dia juga tak mendengar Dareen datang.

"Lisa?" Panggil Ale "bisa tolong bawakan handuk Ale yang di atas tempat tidur gak?" Tanya Ale.

Dareen yang mendengar permintaan Ale, langsung mengambilnya.

Ale yang tak tahu kalo Dareen yang ada di kamar itu, langsung keluar dari bathroom dan menunggu Lisa.

Ale berfikir tak apa, karna sama sama perempuan, jadi Ale tak masalah jika Lisa melihat tubuhnya.

Saat Ale menghadap ke belakang, Dareen terkejut karena Dareen melihat tubuh Ale, namun hanya dari belakang.

Dareen sempat melihat lekukan tubuh Ale, sangat indah dan seksi menurutnya.

Dareen langsung pura pura menutup matanya, padahal dia sudah melihatnya.

Ale yang mengetahui bahwa itu Dareen, langsung mengambil handuk itu dan langsung berlari masuk ke dalam, tapi sayangnya dia kesandung karpet.

Jadinya dia jatuh deh, "arkk sakit, goblok!!" Pekik Ale. Dareen yang mendengar Ale bilang sakit langsung berlari menghampiri Ale.

"Kamu gak papa?" Tanya Dareen dan matanya kembali melihat lihat ke indahan itu.

"Ale gak papa om," dan Ale langsung menutupi tubuh nya dengan handuk itu.

"Sini om bantu" ujar Dareen memapah Ale. Ale sangat malu hari ini.

Setelah selesai bersiap siap, Ale dan Dareen makan bersama.

"Om gak kerja?" Tanya Ale memecahkan keheningan.

Dareen menggeleng, "om mau temenin kamu dulu, biar sampe kamu beneran pulih" ujar Dareen.

"Ale gak papa kok om, Ale baik baik aja, nih.. tuh... kuat alenya" ujar ale sambil menekan nekan lukanya.

Dareen tersenyum melihat tingkah Ale, "jangan di gituin dong, nanti sakit," ujar Dareen lembut.

"Ale gak papa om" ujar ale.

"Tapi kamu tadi mandi aja takut al," ujar Dareen yang langsung membuat Ale mengingat mayat itu lagi.

Ale langsung takut, dan langsung berpindah duduk di samping Dareen.

Dan Ale meremas jarinya jarinya, Dareen yang melihat Ale seperti ketakutan langsung memeluk Ale.

"Maaf Al, gak ada apa apa kok di sini, kamu tenang ya, tarik nafas" suruh Dareen dan Ale menurutinya.

"Gimana, udah gak takut lagi kan, ada om di sini, al" ujar Dareen.

Ale mengangguk, "permisi lord, psikiater nya sudah datang" ujar salah satu maid.

Dareen langsung mengajak Ale untuk bertemu dengan psikiater itu, Dareen menceritakan semua yang terjadi pada Ale.

Psikiater itu bilang, usahakan agar Ale tak mengingat hal itu, jangan bahas tentang masalah itu.

Dan jika Ale kembali ketakutan, berikan Ale obat penenang.

Setelah beberapa jam mengobrol psikiater itu langsung berpamitan untuk pulang.

"Om, tetep gak kerja ni?" Tanya Ale,
Dareen menggeleng, dan langsung mengajak Ale untuk ke kamar nya agar beristirahat.

Dareen, menemani Ale, mengajaknya mengobrol, hingga bosan.

"Al, nonton yok?" Ajak Dareen.

"Ale gak mau keluar rumah om" ujar ale.

"Enggak, kita nonton nya di rumah aja, kita nonton kartun gimana ? Kamu suka kartun kan?" Tanya Dareen.

"Iya, kok om tau kalo Ale suka kartun?" Tanya Ale.

"Cuman nebak aja hehe"

"Gimana kalo kita nonton Disney aja"

"Yayayaya" ujar ale dengan semangat.

Dareen tersenyum melihat Ale yang seperti ini, akhirnya mereka menonton, namun yang menonton hanya Ale.

Sedangkan Dareen, dia tertidur di samping Ale. Ale yang baru sadar kalau Dareen tertidur langsung membangunkan Dareen.

"Om... Bangun om..." Ujar ale.
Namun Dareen malah membawa Ale ke dalam pelukannya.

Ale yang di perlakuan seperti jadi tersenyum dan ikut memeluk Dareen.

. . . .
Vote!!!
Follow juga dong!!!!
Biar tambah semangat ini
❤️❤️

Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang