"Marco Lo di sini juga?" Tanya Dareen karna kaget melihat Marco.
Marco tersenyum "gue juga mau menanamkan saham di perusahaan Lo Dareen," ujar Marco tersenyum.
"Oh oke," ujar Dareen.
"Tunggu lagi 10 menit ya, klien kita masih di jalan, kena macet" ujar Marco.
"Oke" ujar Dareen.
Dareen memainkan ponselnya, "baby kamu udah makan belum?" Dareen menelpon Ale
"Ini lagi makan sayang, aku lagi di cafe senja sama Cilla" ujar Ale.
"Oya? Aku juga lagi di sini sayang, aku ketemu klien di sini, di sini juga ada Marco" ujar Dareen.
"Kamu dimana? Aku di lantai dua.
"Aku di lantai tiga sayang, di VIP" ujar Dareen.
"Oh, yaudah aku lanjut makan lagi ya," ujar Ale.
"Oke, selamat menikmati baby... Nanti pulang tunggu aku dulu ya, kita pulang bareng" ujar Dareen.
"Iya sayang" Ale langsung memutus panggilan.
****
Ale sudah selesai, Ale menunggu dareen di depan cafe, sendirian.
Cilla sudah balik dengan pria yang di ajaknya, Cilla sudah menawarkan untuk menemaninya, namun Ale menolak.
Ale melihat Daniel keluar dari cafe itu juga, "om Daniel!" Pekik Ale.
Daniel langsung menoleh ke arah Ale, "om ngapain di sini?" Tanya Ale.
"Emm... Itu... Anu... Emm" gumam Daniel bingung.
"Apa om? Jangan bilang om ikutin kita ya!" Pekik Ale.
"Eh gak! ngapain juga ikutin kalian, om ketemu sama temen om," ujar Daniel.
Ale hanya manggut-manggut, "yaudah om pulang dulu, ya" ujar Daniel dan langsung pergi meninggalkan Ale sendiri.
Drrttt drrtt, ponsel Dareen terus bergetar, Dareen mengira itu Ale, "eem.. sorry, saya harus angkat telpon dulu, sepertinya ini penting" ujar Dareen, dan langsung keluar.
"Bukan Ale" gumam Dareen dan langsung mengangkat telpon itu.
"Halo, lord maaf saya baru dapat kabar dari pemilik lokalisasi bahwa Sisil kabur" ujar bodyguard Dareen.
"Ya biarin aja" ujar Dareen yang tak ingin perduli dengan Sisil.
"Dia saat ini sudah berada di Jakarta lord, anak buah saya sudah menyelidiki" ujar bodyguard itu.
Dareen langsung memiliki perasaan tak enak, entah kenapa dia saat ini sangat ingin ketemu Ale.
Dareen mematikan panggilan telpon, dan langsung menuju ke ruangan VIP.
"Meeting kita, selesai kan di sini dulu ya, maaf" ujar Dareen dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Dareen Berlari mencari Ale, "kemana si?" Gumam Dareen.
Dareen mengambil ponselnya, menelpon Ale, namun ponsel Ale tak bisa di hubungi.
Dareen langsung pergi mencari Ale, dareen melihat Ale yang sedang jongkok di pinggir jalan, bersama seekor anak kucing.
Dareen langsung berlari mencari Ale, "baby!" Pekik Dareen, dan langsung memeluk Ale.
Ale menoleh ke arah Dareen, "kamu itu, bikin aku panik aja tau gak" ujar Dareen dengan suara pelan dan wajah sendunya.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Ale yang melihat Dareen seperti ini.
"Aku takut kamu kenapa kenapa, aku tadi dapat kabar kalau Sisil sekarang ada di sini" ujar Dareen.
"Terus apa hubungannya sayang?" Tanya Ale.
"Aku takut dia bakal melukai kamu aja baby" ujar Dareen yang membawa Ale ke dalam pelukannya lagi.
"I'm fine, and you don't worry ok?" Ujar Ale.
Dareen mengangguk, "oke"
"Ayok ikut aku ke mobil" ujar Dareen menarik tangan Ale.
"Eem kamu aja yang ambil mobilnya, aku mau pindahin anak kucing ini dulu ya, kasian nanti ketabrak mobil" ujar Ale.
Dareen tersenyum, "oke, kamu hati hati ya, aku ambil mobil dulu" ujar dareen.
Ale melangkah menuju anak kucing itu, Ale mengambil anak kucing itu, "heeyy awasss!!!" Teriak semua orang yang melihat sebuah mobil merah yang melaju kencang akan menabrak Ale.
Dareen yang belum terlalu jauh dari Ale, langsung berlari menuju ke arah Ale, "baby!!!!" Teriak Dareen dan langsung menarik tangan Ale dan menghindari mobil itu.
Mobil itu menabrak masuk ke dalam cafe itu dengan sangat keras, Ale dan Dareen terhempas ke pinggir jalan, perut Ale yang besar itu terbentur dengan trotoar.
"Aarrkkkk!" Dareen meringis sakit menahan sakit di sikunya, karna terbentur batu.
"Ale!! Ale!!!" Teriak Dareen memanggil manggil Ale yang pingsan, Dareen melihat darah mengalir dari paha Ale.
Semua orang berlari menuju ke arah mereka, Marco yang terkejut mendengar suara benturan keras itu langsung keluar, untungnya dia tak apa.
Dia melihat orang berkerumun di pinggir jalan dekat parkiran.
Marco langsung melangkah ke sana, betapa terkejutnya dia ketika melihat Dareen yang menangis, dan Ale yang sudah tak sadarkan diri, belum lagi darah segar mengalir di kakinya.
Marco langsung membantu Dareen dan menggendong Ale membawanya ke mobil, ambulans terlalu lama untuk sampai di tempat itu.
"Ale please wake up hiks" Dareen menangis, terus membangun kan Ale.
Marco membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, "Dareen Lo berdoa ya, jangan terus nangis" ujar Marco.
"Gue takut Ale kenapa kenapa mar"
"Iya gue tau!" Ujar Marco
Mobil Marco langsung memasuki rumah sakit, dan semua suster serta dokter langsung membawa Ale ke UGD.
Dareen terus terisak, dia ingin ikut masuk kedalam namun tak di perbolehkan oleh dokter.
Marco menemani Dareen, "Lo harus berdoa dar, jangan nangis terus, Ale dan anak Lo pasti selamat" ujar Marco.
Dareen mengangguk, "Lo harus yakin, Lo harus percaya tuhan pasti tolong" Ujar Marco lagi.
Dokter keluar dan memberi tahu Dareen bahwa Ale harus melakukan operasi saat ini juga, "tapi kami hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka, tapi kami akan berusaha untuk menyelamatkan keduanya pak" ujar dokter itu.
Mendengar perkataan dokter itu, Dareen sangat hancur, Dareen menangis, Dareen bingung, Dareen sangat mencintai Ale dan tak mau kehilangan Ale, dan dia sangat menyayangi bayinya, dan sangat menginginkan bayinya.
*****
Jangan lupa vote!!!
Kasik tau gue yang mana harus di selamatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen Addison
General Fictionkarya baru! please komen dan like.👍👍 Cerita makin ke bawah makin banyak esek-esek nya yaa 🤤 menceritakan seorang gadis cantik, yang rela mengorbankan dirinya, demi sang paman yang jahat untuk di jual kepada tuan yang kaya raya namun terkenal de...