.

11K 195 6
                                    

Ale yang melihat pemandangan suaminya mencumbu wanita lain sangatlah marah dan kecewa.

Dunianya seperti runtuh, air mata Ale menetes. 

Dareen langsung menghampiri Ale, "baby, ini, ini gak seperti yang kamu pikir" ujar Dareen yang seketika langsung sadar, karena takut Ale marah dan pergi.

Ale menyeka air matanya, Ale menarik nafas, dan mengumpulkan semua kekuatan nya, tangannya sudah mengepal, matanya sudah memerah, hatinya saat ini sedang sakit, kecewa, hancur, dan sangat sangat marah.

"Awas!" Ujar Ale ke Dareen.

"Tapi, baby, please jangan pergi, jangan tinggalin aku, aku salah..." ujar dareen yang kini sudah menangis, karna takut di tinggal.

"Gue bilang minggir!" Teriak Ale.

Matanya kini tertuju kepada Sisil, Ale menghampiri Sisil, Sisil masih dalam pengaruh obat, terus mendesah, dan menggeliatkan tubuhnya dengan gaya  sensual, dia terus memanggil manggil Dareen agar Dareen menyentuh nya.

Ale yang melihat Sisil seperti itu sangat jijik, "dasar perempuan gak tau malu Lo! Berani beraninya Lo kasih obat ke suami gue." Ale mendekati Sisil, dan langsung menjambak rambut Sisil, "aw..." rintih Sisil.

Plak! Plak! Ale menamparnya sangat keras, Ale meluapkan semua emosinya.

Namun Sisil masih saja belum sadar, Ale langsung pergi dari kamar itu, tanpa berbicara sepatah katapun lagi ke Dareen, dan tak lupa juga dia mengunci pintu itu.

Dareen yang takut jika Ale pergi, langsung ikut menyusul Ale.

Ale masuk ke kamarnya, "baby, please jangan pergi, aku gak ada ngelakuin hal yang lebih dari yang kamu lihat tadi... Baby! Baby!" Ujar Dareen, Ale langsung pergi seolah tak ada Dareen di sana, Ale mengacuhkan Dareen.

Ale langsung berlari mencari satpam yang menjaga villanya.

Ale melempar kan sebuah amplop berwarna coklat ke satpam itu, satpam itu spontan menangkap amplop itu.

Dia membukanya, dan terkejut, menatap Ale bingung, "lima juta buat Lo, ikut gue sekarang!" Ujar Ale.

Satpam itu langsung mengikuti Ale, Dareen yang tak mengerti apa yang akan di lakukan oleh Ale, hanya bisa diam dan mengikuti saja.

Karna dareen merasa sangat bersalah, jadi dia takut untuk bertanya pada Ale, dia hanya terus memohon agar Ale mengampuninya.

Satpam itu sampai di kamar, Ale membuka pintu kamar itu, dan betapa terkejutnya, satpam itu saat melihat Sisil yang kini sudah tak menggunakan sehelai benang.

"Cih, padahal tadi masih pake celana," gumam Ale.

"Lo puasin itu cewek bangsat, sampe tu cewek bener bener puas!" Suruh Ale ke satpam itu.

"Dan minuman ini" Ale memberikan viagra ke satpam itu.

Satpam itu menuruti perintah Ale, dan langsung masuk ke dalam kamar itu, dan menguncinya dari dalam.

Ale pergi mengambil rokok dan wine, "dan Lo! Ikut gue" ujar Ale dengan wajah yang sangat menyeramkan.

Ale membawa Dareen ke kolam renang, "hhhmm, honey, kenapa sih Lo itu jahat banget ma gue hhmm?" Ujar Ale dengan tangannya yang bermain-main di dada bidang Dareen.

"Baby, I'm so sorry so much, kamu bener sayang, ini semua karena Sisil, dia yang udah jebak aku" ujar Dareen dengan wajah sendunya.

Ale tersenyum evil, Ale manggut-manggut, "terus kenapa lo mau bercumbu sama perempuan menjijikan kayak dia hhmm? Lo kan bisa carik gue ke kamar honey" ujar Ale dengan nada yang di buat manja.

"Ma-maaf baby, aku kira kamu masih marah..." Ujar Dareen.

"Ciih, hanya karna itu,? Huh, Dareen... Dareen, kamu itu laki laki yang buruk tau!" Sentak Ale.

"Baby! Kamu menghina ku!" Ujar Dareen marah.

"Iya! Kenapa hah?! Gak terima ya?! Tapi itu memang kenyataannya, hanya karna kita lagi marahan saja, lo gak bisa menahannya dan malah ingin bercinta dengan perempuan laknat itu!!" Teriak Ale.

"Tapi itu aku dalam pengaruh obat!" Teriak Dareen.

"Cih, lo harusnya bisa menahan nya, apa lagi gue juga ada di dalam villa ini, lo dan Sisil gak jauh beda!!" Ujar Ale, yang tak terasa air matanya lolos saja ke pipinya, padahal dia sudah berusaha agar tak menangis.

"Aku udah minta maaf ke kamu baby, please stop! Aku gak mau kita bertengkar terus" ujar Dareen yang kini mulai melunak.

"Oke, gue bakal maafin Lo, tapi gue pengen buat Lo merasakan apa yang gue rasakan tadi." Ujar Ale.

"Maksudnya apa baby, jangan bilang kamu juga ingin bercumbu dengan pria lain!" Dareen tak kuat jika harus menghadapi itu.

"Iya, seperti yang lo lakukan dengan Sisil," ujar Ale.

"Gak! Kamu gak boleh lakukan itu! Ini berbeda Ale, aku tadi dalam pengaruh obat!" Teriak Dareen tak terima.

Ale kesal mendengar ucapan Dareen, dengan sekuat tenaga Ale langsung mendorong tubuh Dareen ke kolam renang.

"Lo diam di dalam sana!!! Jangan keluar sebelum gue yang suruh!!! Gue jijik sama Lo Dareen!!! Hiks" ujar Ale yang akhirnya kini menangis, ale tak kuat dengan semua ini.

Berpura pura kuat menahan rasa sesak di dada nya, dia memilih duduk dan melanjutkan nangisnya.

"Baby please, aku yang salah, stop, jangan nangis baby,  aku minta maaf, maafin aku please" Dareen pun kini ikut menangis, hatinya sangat sedih, melihat Ale yang menangis seperti itu karna dirinya.

Ale hanya diam tak menjawab, setelah beberapa menit, Ale menenangkan dirinya, Ale berhenti menangis.

Ale menarik nafas panjang, lalu mengambil rokok dan meminum wine nya, itu cara yang bagus menurut Ale.

"Baby?" Panggil Dareen yang masih berada di kolam itu, namun tak di jawab oleh ale.

Malam terasa sangat panjang hari ini, hingga akhirnya Ale tertidur, Dareen yang tak berani keluar dari kolam karna takut Ale marah lagi.

Hujan mulai turun, membasahi tubuh Ale dan Dareen, Dareen yang mulai panik, karna Ale tak bergerak sama sekali, padahal hujan mulai deras dan sudah membasahi seluruh tubuh Ale.

Dareen tak memperdulikan hukumannya lagi, dia langsung naik dan mengambil Ale.

"Baby, baby!!" Panggil Dareen.

*****
Jangan lupa vote!

Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang