Dua hari sudah berlalu, keadaan Ale sudah membaik, bahkan Ale sangat merindukan Aaron, namun Dareen tak mengijinkan Aaron untuk datang ke rumah sakit.
"Sayang aku mau pulang," ujar Ale.
"Iya, aku tanya dokter dulu ya, kamu udah boleh pulang atau belum."
"Pasti udah boleh, aku baik baik aja sayang, kamu jangan berlebihan deh." Kesal Ale.
"Gimana gak berlebihan, kamu itu orang yang paling aku sayang, paling aku cinta. Aku takut banget kehilangan kamu baby," ujar Dareen.
Ale memasang wajah malas, "ya makannya berhenti, jadikan kejadian ini tuh pelajaran buat kamu, jangan main main deh ah sama nyawa seseorang, kamu itu gak berhak, untuk melukai seseorang, apa lagi sampai kamu membunuh orang itu. Inget ya, kita itu semua derajatnya sama, kita sama sama manusia, harus saling mengasihi, bukan saling menyakiti, apa lagi sampai membunuh."
"Baru aja sembuh, udah mulai bawelnya, huft" sungut Dareen dalam hati.
"Iya baby, aku akan berhenti demi kamu." Ujar Dareen mantap.
"Jangan demi aku, tapi demi kita," ujar Ale.
"Iya baby...." Ucap Dareen, dan mengecup kening istrinya.
***
Ale kini sudah berada di rumah, Aaron sangat senang bisa bertemu Ale, sepanjang hari Aaron hanya ingin bersama Ale, hingga Dareen sempat kesal, karna tak bisa berduaan.
"Lisa, Dean kemana?" Tanya Dareen, karna Dareen dari tadi tak ada melihat Dean, padahal mommy-nya sudah pulang.
"Oh, dia sedang di atas bersama temannya tuan." Ujar Lisa.
"Bagiamana dia bisa gak turun si, ada mommy-nya padahal," gerutu Dareen sambil menuju ke kamar Dean.
Cklek! Suara pintu terbuka, Dareen menyembulkan kepalanya, melihat lihat ke dalam.
Hingga tampak dua orang anak muda, yang seperti sedang berciuman. Dareen mata Dareen langsung melotot, hingga bola matanya seperti akan keluar dari tempatnya.
Dareen langsung menutup pintu, dan langsung berlari mencari Ale.
***
"Baby!!" Panggil Dareen.
"Apa sih,? Aaron baru aja tidur, jangan berisik ih!" Sentak Ale.
"Dean, Dean sama cewek di dalam kamar." Ujar Dareen.
"Yaelah, biasa aja dong pak, bapak dulu lebih mengerikan dari pada anak bapak." Ujar Ale yang langsung membuat wajah Dareen kesal.
"Ya kan aku gak mau, kalo anak aku kayak aku yang dulu." Ujar Dareen tak terima.
"Halah, mau gimana juga, buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Jadi terima terima aja dong, kalo anaknya begitu." Ujar Ale, dan berlalu meninggalkan Dareen.
"Baby...!!" Teriak Dareen.
Dareen menyusul Ale, dan kini mereka berada di ruang tv, Ale merebahkan tubuhnya di sofa, dan di susul oleh Dareen.
Dareen merebut cemilan yang di bawa oleh Ale, dan ikut memakannya, Ale hanya melongo melihat tingkah Dareen hari ini, dia tampak seperti anak anak yang sedang manja ke Mommy nya.
"Kamu sehat kan sayang?" Tanya Ale.
"Sehat kok, kenapa?" Tanya Dareen balik.
Ale hanya menggeleng dan melanjutkan acara menontonnya.
"Baby?" Panggil Dareen.
"Hmm?"
"Kamu tau gak-"
"Gak tau." Ucap Ale memotong ucapan Dareen.
"Aku belum selesai ngomong baby."
"Iya apa sayang?"
"Kamu tau gak siapa cewek itu?" Tanya Dareen.
"Itu candy,"
****
Hayo, pada kepo gak si ma candy?
Jangan lupa vote yaa ❤️🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen Addison
General Fictionkarya baru! please komen dan like.👍👍 Cerita makin ke bawah makin banyak esek-esek nya yaa 🤤 menceritakan seorang gadis cantik, yang rela mengorbankan dirinya, demi sang paman yang jahat untuk di jual kepada tuan yang kaya raya namun terkenal de...