(Sintia)
Hari ini hari terakhir Ujian Nasionalku. Harusnya aku cukup bahagian karena mampu mengerjakan semua soal dengan sukses, walau tidak tahu bagaimana akhirnya, tapi prosesnya luar biasa, dan harusnya akhirnya juga begitu.
Diantara banyaknya siswa-siswi SMA Nusa Bakti yang sibuk memperkirakan hasil ujian mereka, aku malah sibuk memperkirakan nasib nyawaku. Akankah aku tetap hidup? Setelah hari terakhir ini berlalu? Dadaku bergemuruh dengan kencang! Aku ketakutan, dengan liar kutatap setiap orang yang melewatiku. Siapa kira-kira yang akan membunuhku?
"Sin!" Seru Vina sambil menepuk pundakku kencang, reflek aku menjerit membuat semua orang yang berdiri disekitar kami langsung menatap kami dengan penuh tanda tanya. Kutekan dadaku yang masih berdebar keras dan kulirik Vina dengan tatapan penuh kejengkelan, yang ditatap hanya meringis tidak enak hati.
"Sori-sori. Pulang yuk Sin?" Ajak Vina dengan riang, sebenarnya aku malas, tetapi setengah mati aku tidak enak untuk menolaknya. Sebab sedari kemarin hanya Vina seorang lah yang menemaniku saat malam hari, menenangkanku dari paranoid-paranoidku, dan tak pernah absen dalam ajang diskusi mengenai dugaan-dugaan yang mungkin saja muncul. Kemarin sore kami berdiskusi, tentang ketidak munculan kaki tangan Dita yang entah siapa dalam dua hari ini. Pada akhirnya kami mencapai kesimpulan bahwa, kaki tangan Dita, bisa saja muncul pada hari terakhir ujian karena suatu alasan tertentu.
Tersenyum aku mengangguk dan merangkul Vina. "Yuk pulang, aku juga sudah rindu Bunda." Jawabku riang, dan melangkah pergi. Hari ini Vina memutuskan untuk menginap dirumahku, jadi pulang yang dimaksud adalah kerumahku.
"Kayanya kita pulangnya terlalu awal deh." Bisikku ketakutan, kulirik halte bus yang hanya terisi oleh tiga orang. Dipojok kiri terdapat seorang wanita tua yang mengandeng anak kecilnya yang berumur sekitar 5 tahunan, dan di pojok kanan terdapat seorang pria dewasa yang sulit kudefiniskikan karena busanannya yang terkesan menutupi seluruh bagian tubuhnya. Jujur, aku takut melihat laki-laki itu, entah kenapa aku merasa ada yang tidak wajar darinya. Masa udara panas begini, pakai jaket kulit hitam, topi hitam, sarung tangan berwarna hitam? Dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya semua bernuansa hitam, untung saja kulitnya agak coklat, coba kalau hitam? Bisa-bisa saat nyebrang tidak terlihat.
Tak sengaja aku melihat sebuah sepeda motor ninja berwarna hitam mengkilat yang terperkir tidak jauh dari trotoar, kok banyak banget ya orang yang lagi suka warna hitam-hitam? Aku menghela nafas pelan, sepertinya aku sudah paranoid berlebihan. Sosok laki-laki "berhitam-hitam" tadi, mulai beranjak dari tempat duduknya, mungkin dia menyadari tatapan menilai dariku.
"Woy Sin!" Sebuah suara briton seseorang memecahkan lamunanku. Kulirik Andro yang berlari-lari kecil kearahku. "Aku pingin nyobain jus anggur kafemu, kita bareng-bareng yuk ke kafe?" Tawar Andro sambil berdiri di sisiku. Kulirik Vina yang terlihat cuek aja.
"Oke, kita juga mau kerumahku kok! Hari terakhir gini kan harus bersenang-senang!" Seruku penuh keriangan. Kulirik Vina yang diam terus sedari tadi. "Vin, kamu kenapa? Tumben diem terus?" Tanyaku sambil melirik wajah Vina yang terlihat berfikir keras. Mendengar teguranku dia gelagepan dan meringis.
"Engga, kok.. Eng! KYA!!!!" Jawaban gagap Vina yang diikuti oleh teriakan histerisnya membuat telingaku ngilu. Kejadian begitu cepat, segrombolan polisi entah dari mana bermunculan sambil mengangkat pistol mereka, teriakan dan pekikan orang mengisi udara yang tadinya sepi. Tapi yang lebih parahnya, tubuhku merasa tertindihi oleh sesuatu, sehingga tubuhku oleng karena beban yang berlebihan.
Cairan lengket dan hangat membasahi punggungku, aku mulai panik, aku menyadari sesuatu hal yang membuat polisi itu datang, dan apa yang membuat Vina memekik! Sosok yang terklepar tak berdaya dengan pisau lipat yang tertancap di punggungnya. Air mataku menyruak dengan brutal, tidak dapat ditahan lagi. Kudekap tubuh Andro yang bersimbah darah dengan erat, isakanku terendam oleh bunyi pluru yang tidak juga berhenti-henti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Cinta Sejati
RomanceHatiku terlalu hancur dan remuk terlalu pedih untuk di untai dan disatukan kembali. semua tentang mu dan tentangnya terlalu menghancurkanku. Akankah kali ini kau datang untuk memperbaiki dan mempertahankan sisa-sisa sakit hatiku? __________________...