Somi pov
Ada apa, iya benar. Mengapa tiba-tiba aku bertanya pada diri ku apa yang sebenarnya terjadi pada ku.
Jujur wanita itu membuat ku kesal dengan sikap sombong dan arogan nya itu, mengapa aku harus bertemu orang sedingin dan sekejam orang itu.
"Kakek! Yang benar saja, aku membenci nya. Kau tau hari ini aku seperti sangat rendah di mata nya, ayolah apa kakek masih mau bekerja sama dengan nya? Diperusahaan kita, aku sarankan lebih baik tidak usah."
Teriak ku menggema, aku yakin itu.
Kakek hanya menatap ku sekilas lalu kembali meminum kopi hangat di tangan nya, what?! Apa dia sedang bercanda.
"Kakek apa kau mendengarkan ku, aku sedang bicara. Ayolah aku tidak mau bertemu lagi dengan nya. Apa kakek tau, dia dengan lancang meminta ku mengosongkan jadwal ku hanya untuk makan malam dengan nya. Lihat, dia itu gila. Apa kakek masih mau bekerjasama dengan nya setelah apa yang dia lakukan pada cucu kesayangan kakek ini."
"Somi sudahlah, pelankan suara mu. Lebih baik kita duduk dan bicara, dimana sopan santun mu yang tiba-tiba datang dan langsung memarahi ku seperti ini."
Aku berdengus kesal.
"Akua tidak mengerti apa yang ada dipikiran kakek, seperti nya kakek sudah diguna-guna olehnya."
Ucap ku lagi.
Dia, kakek ku malah tersenyum.
"Lisa, dia orang yang baik. Kamu tidak boleh berbicara buruk tentang nya di depan ku, somi. Aturlah jadwal mu dengan nya malam ini, jika tidak kakek akan cabut semua fasilitas mu yang kakek berikan selama ini ingat itu."
"Apa! Yang benar saja, apa kakek bercanda. Dia itu perempuan kakek, sama seperti ku. Apa kakek mau aku makan malam dengan nya atau jangan-jangan kakek akan menjodohkan ku pada nya? Tidak, itu tidak benar kan kakek."
"Binggo! Kamu memang cucu ku, bagaimana bisa kamu menangkap semua nya dengan cepat somi. Tidak heran darah kakek menurun pada mu haha."
Aku terkejut mendengar itu.
Aku marah, tentu. Semua perkataan kakek membuat ku marah, bagaimana dia bisa berpikir hal kotor seperti itu dengan menjodohkan ku. Dan apalagi dia seorang perempuan, aku ini wanita normal.
"Aku tidak akan terima semua ini, kakek sudah kelewatan! Dia perempuan sama seperti ku dan aku ini wanita normal kakek, berhenti berkata yang melantur seperti itu."
"Kau tidak bisa menolaknya, karena perjodohan kalian sudah kakek atur sejak lama."
"Apa! Oh jangan-jangan wanita gila itu yang menyuruh kakek lakukan itu karena dia telah mengenal ku dan dia menyukai ku lalu memaksa kakek untuk menikahkan ku dengan nya. Sudah ku duga, dia memang telah mengincarku."
"Kamu terlalu percaya diri, asal kamu tau. Kakek bertemu dengan lisa sejak 3 tahun yang lalu, dan yang memaksa itu kakek bukan lisa. Kakek memohon agar lisa mau menerima perjodohan mu dengan nya, namun lisa menolak. Dia bahkan tidak mengenal mu, kakek hanya menyebut nama mu saja di depan nya. Namun seperti nya lisa mulai tertarik padamu, dan kamu harus menemuinya malam ini."
"Tapi kakek, ini gila. Maksud ku-"
"Aku tidak suka di bantah somi, kau tau itu."
Aku mengerang kesal, tangan ku pun ikut ku kepal begitu kuat.
Kaki ku menghentak, iya. Aku begitu marah, mengapa semua orang mengatur hidup ku, mengapa mereka seolah memiliki hidup ku. Sial, aku menjadi semakin membenci nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon vs Night [JENLISA]
FanfictionDia menarik, siapa yang akan menolak? Dia baik, tidak bisa di ragukan. Aku tidak bisa menghindari mata nya yang terus menangkap ku, celaka! Permainan nya semakin membuatku gila. Aku wanita normal, tapi bagaimana bisa aku berteriak seperti itu ketika...