#13

838 83 10
                                    

Kai pov

Aku tidak tau apa yang ku lakukan ini benar ataukah salah, aku hanya mencintai nya saja.

Andai aku tidak membuatnya terluka aku mungkin bisa bersama nya saat ini, bodoh nya aku menunggu nya sedangkan aku tau dia tidak akan mungkin datang.

"Mau pesan apa tuan."

"Wine saja."

"Baik tuan."

Malam sudah semakin larut, pukul 23.15 am. Dan aku masih di sini dengan harapan dia datang menemui ku, haha aku memang sebodoh itu.

"Nini."

"Iya, lili."

Author pov

Jennie dan lisa kini sedang menikmati malam yang indah bersama, bintang serta bulan juga menemani mereka.

Jennie terlihat gelisah, lisa mengerutkan kening nya dan bertanya apa yang salah dengan diri nya.

"Nini, ada apa. Kamu terlihat pucat, apa kamu sedang sakit."

"Ah-itu, iya lili. Kepala ku terasa sedikit pusing, apa karena aku terlalu banyak makan ya."

Lisa tertawa.

"Kenapa kamu menertawakan ku, lili kamu menyebalkan."

"Mbwoo? Naeun? Siapa yang tertawa, nini ayo aku akan mengantarkan mu pulang."

Jennie mengangguk.

Setelah sampai di depan rumah nya, jennie mencium pipi lisa sebagai ciuman manis lalu turun melambaikan tangan melihat kepergian lisa dengan senyuman.

Ia melihat jam di tangan nya, ini sudah sangat larut.

"Ak-aku, apa dia menunggu ku di sana? Tidak, aku yakin dia tidak akan menunggu ku."

Jennie pov

Aku berlarian, mencari taksi namun sangat susah ku dapatkan.

Jennie apa yang sedang kau pikirkan, tuhan aku benar-benar tidak mengerti ini. Aku hanya ingin memastikan saja perasaan ku, hati ku sungguh lemah.

"Taksi!"

Akhirnya, sebuah taksi berhenti.

"Pak antarkan saya ke sebuah danau di pinggir kota, cepat."

"Baik non."

Aku merasa gugup, jantung ku tak bisa ku kendalikan.

Danau tepi kota, aku akhirnya sampai.

"Benar, aku tidak melihat apapun disini. Dia ternyata tidak bersungguh-sungguh. Jennie apa yang kau pikirkan! Kenapa kau berharap dia mencintai mu seperti dulu, jennie sadarlah bahwa kau telah mempunyai lisa yang mencintai mu."

Aku menangis menutupi mata ku, aku merasa bodoh melakukan ini.

Kringgg...
Kringgg...

"Halo, benar ini jennie?"

"Iya saya, ini siapa. Kenapa-"

"Maaf saya menghubungi non, karena kontak satu-satu nya yang ada di handphone ini hanya non. Dan sekarang dia sedang mabuk parah, saya harap non bisa kemari kami juga akan segera tutup."

"Baik, saya ke sana."

Aku tidak bisa berpikir jernih saat ini, aku hanya mengkhawatirkan nya itu saja.

Bar and cafe seoul.

"Kai."

Mata ku melihat seseorang yang tergeletak tak berdaya di meja sana.

Moon vs Night [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang