Story by: CatatanKecilRy
Katanya, setiap nama menyimpan sebuah doa. Mereka bilang, selalu ada arti dari setiap nama yang dicipta. Bersama nama, ada doa dan harap yang disemogakan untuk dapat terwujud menjadi nyata. Bersama nama, ada harap akan sifat yang dimiliki pun sama indahnya dengan apa yang disematkan ketika kali pertama menyapa sang fana. Setidaknya, begitulah yang aku tahu di 17 tahun aku menyapa dunia.
Dulu, ketika aku mulai dapat mengingat dan selalu penasaran akan sesuatu, dengan polos aku bertanya kepada ibuku tentang apa itu nama? Untuk apa sebuah nama? Kenapa kita harus mempunyai nama? Lalu, dengan sabar dan penuh kasih beliau menjelaskan semua dengan kata-kata yang sederhana yang mampu dicerna oleh kepala kecilku.
Hingga indra pendengarku menangkap kata 'setiap nama mempunyai makna', dengan semangat menggebu aku langsung menerjang beliau lagi dengan pertanyaan akan apa arti namaku. Beliau bilang, namaku memiliki arti yang sangat menakjubkan.
"Abang tahu? Nama yang abang miliki, Sabiru Erza Safwan, adalah nama yang sangat indah. Sebuah nama yang berarti anak lelaki yang sabar dan memiliki sifat seperti warna biru. Seorang anak lelaki yang mampu memberikan rasa tenang, membawa makna positif, dan membawa kedamaian. Serta dapat memberi manfaat kepada sesama, dengan hati yang bersih dan ikhlas. Gimana, bagus, 'kan, arti namanya, Abang?"
Begitulah tutur lembut ibu di kala itu yang masih mampu kuingat seolah baru terjadi kemarin. Membuatku, sejak saat itu, aku selau merasa bangga dengan nama yang aku sandang, dan selalu berusaha menjadi manusia yang layak untuk nama yang mengandung segala harap dari orang tersayang.
Hingga beberapa tahun berlalu setelahnya, di saat aku mulai beranjak remaja, aku kembali dibuat penasaran-kalau tidak mau dibilang kebingungan-akan pemberian nama oleh orang tuaku untuk adik perempuanku yang baru saja menyapa dunia. Bukan, bukan karena namanya aneh atau apa-tidak mungkin orang tua akan memberikan nama-nama aneh yang 'tak bermakna pada buah hatinya. Aku hanya merasa sedikit tidak mengerti kenapa nama itu yang diberikan.
Daisy Tuhfah Eiliyah, adalah nama yang akhirnya bayi mungil itu sandang saat ini dan akan terus begitu sampai akhir cerita hidupnya. Yang membuat aku heran tidak mengerti adalah ketika kata yang aku tahu adalah nama bunga ikut menyertai untaian nama indahnya.
Ketika kembali kutanya makna sebuah nama seperti beberapa waktu sebelumnya, ibuku kembali menjawab dengan tutur katanya yang lemah lembut, yang selalu membuai dan memanja runguku dengan nada penuh kasih yang tidak akan pernah terhingga.
Saat itu ibu bilang, "Nama adik kamu Daisy, ya, Abang. Kamu tahu bunga daisy seperti apa, 'kan, Sayang?" Dan langsung aku beri satu angguk pelan penuh bingung sebagai tanggapan. "Bunganya cantik, 'kan?" Satu anggukan lagi. "Benar, bunganya cantik, seperti adikmu, ya, Abang?" Lagi dan lagi, hanya anggukan yang bisa kuberi karena masih terjebak dalam ketidakpahaman.
"Daisy Tuhfah Eiliyah, daisy kecilku yang merupakan hadiah besar dari Sang Kuasa, yang akan tumbuh dalam damai dan cinta dari-Nya," lanjut beliau sembari mengayun-ayun pelan si kecil yang tengah terlelap damai. Menyisakan aku yang masih dibuai bingung yang masih belum mampu untuk kujawab.
Hingga kini, ketika waktu kembali bergulir, menghantarkan aku pada usia yang bergelut dengan apa yang orang bilang quarter life crisis, akhirnya aku tahu. Akhirnya aku mengerti kenapa adik kecilku tersayang diberi nama seindah nama bunga di hari kelahirannya.
Daisy, nama bunga yang memiliki makna polos, kesucian, keteguhan, kebahagiaan, kesederhanaan, dan kesetiaan cinta. Sama seperti Daisy kami yang masih polos di usianya yang beranjak remaja. Sama seperti Daisy kami yang sangat suci hatinya yang penuh belas kasih dan maaf serta ketulusan yang luas. Sama seperti Daisy kami yang walaupun selalu dibilang anak terlalu baik oleh orang-orang yang mengenalnya, tetapi tetap mempunyai keteguhan yang tidak mudah untuk digoyahkan. Sama seperti Daisy kecil kami yang selalu membawa kebahagiaan walau dalam sebuah kesederhanaan untuk kami yang selalu menyayanginya.
Ah, sekarang aku mengerti kenapa dulu ibu dan ayah memberikan nama dengan segudang makna untuk kami, sang buah hati. Dengan nama, ada harap yang ayah dan ibu inginkan untuk kami. Dengan nama, ada doa-doa baik yang diharapkan selalu menyertai langkah kami dalam kisah perih dunia fana.
Ayah, Ibu, terima kasih atas segala doa baiknya. Semoga aku dan Daisy mampu menjalankan amanah yang Ayah dan Ibu pesankan melalui nama kami, dan semoga Ayah dan Ibu bangga melihat kami saat ini dari surga-Nya.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Series Project
Short StorySegala kisah terkait bunga yang diabadikan ke dalam tulisan🌹 Cerita oleh Family CPBS.