Dandelion Rose's

17 10 0
                                    

Story by: nsalmadaw

12-7-2124 tahun kekaisaran

Jika ada orang yang bertanya, 'apa bunga kesukaanmu?' Aku akan menjawab, bunga mawar dan bunga dandelion. Bunga mawar, aku menyukainya, karena bunga itu memiliki duri, aku kagum. Bunga yang begitu cantik nan harum, bisa melindungi dirinya sendiri. Aku juga ingin seperti itu. Aku tidak mau setiap saat mengandalkan bantuan dari orang lain. Selain itu, bunga dandelion. Bunga itu bisa tumbuh di mana saja. Di semua tempat yang dihinggapi serbuk sarinya.

Aku berharap, suatu hari nanti. Aku bisa merubah kekaisaran ini, walau sekarang kekuatan dan kekuasaanku masih lemah. Akan tetapi, aku yakin, aku bisa mengubah dunia yang kejam ini. Aku membenci kedamaian fana, yang terbuat dari kekejaman tiada tara.

"Yah, sekarang ini aku akan mengikuti permainan mereka," ucapku sambil tersenyum misterius.

"Nona Fairy, rencana pertama telah berhasil. Ada sedikit hambatan, tapi regu lima bisa menyelesaikannya dengan baik."

Aku mengalihkan pandanganku dari jendela, menatap gadis dengan surai panjang berwarna hitam legam dan mata merah darah. Ya, gadis itu adalah asistenku. Setelah aku mendapat gelar bangsawan, aku menjadi informan utama dari pasukan revolusioner.

"Kerja bagus. Lanjutkan tugasmu, Lirya!" kataku sambil melanjutkan aktivitas yang sempat terhenti.

"Saya mengerti."

Tanpa menoleh pun aku mengerti, jika Lirya telah berjalan menjauh. Langkah kaki yang begitu tenang. Telingaku punya pendengaran tajam. Meski berguna, tapi kadang aku membencinya. Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, tidur selama dua sampai tiga jam adalah kemungkinan terbaik yang bisa aku dapatkan.

Laporan di tanganku tidak kunjung habis, tetapi aku tidak bisa mengeluh. Bagaimana pun, ini adalah kewajibanku. Mungkin di kekaisaran ini, menjalankan kewajiban tidaklah penting, tetapi tidak bagiku.

Aku menghargai bagaimana aku menjalani hidup, agar aku bisa berguna untuk masyarakat di sekitarku. Juga, agar masyarakat di wilayahku bisa hidup bahagia. Aku takkan membiarkan para pejabat korupsi itu menyentuh wilayahku!

Hari-hari berlalu dengan tenang, sangat-sangat tenang hingga terasa mencurigakan. Aku curiga jika orang-orang itu tidak bersikap seperti biasa. Mereka biasanya membuat keributan, tapi sekarang mereka sangat tenang. Itu tidak wajar!

Aku berjalan cepat menuju ke lantai tiga, tempat di mana aku menaruh batu komunikasi. Aku mencoba mengaktifkan batu itu, tetapi sambungannya tidak terlalu bagus, pandanganku menajam, aku punya firasat buruk!

Apa mata-mata yang aku kirim telah ketahuan?

Dari yang aku tahu, ada beberapa cara yang mengakibatkan batu komunikasi tidak dapat digunakan, pertama jika batu itu pecah, dan jika orang yang memakai sekarat.

Aku menunggu sedikit lama, kemudian aku menghela napas lega.

"Maaf, tidak dapat menghubungi Anda! Batu komunikasi kami retak."

"Tidak, harap lapor keadaan!" kataku setelah mendengar orang di sebrang sana.

"Kami hampir tertangkap, wajah beberapa teman saya telah diketahui. Kemungkinan pengejaran akan ada, jadi kami mundur, agar informasi bocor lebih dalam. Saya rasa di markas utama ada beberapa 'tikus', mohon maaf, Nona."

"Tidak, kerja bagus kalian semua! Kalian bisa mengambil jalur tenggara. Di sana ada markas cadangan, pakailah sambil memalsukan kematian dan membuat identitas baru!"

"Baik! Terima kasih Nona."

Aku segera mematikan batu informasi itu, aku kagum. Orang-orang itu bisa memasukkan mata-mata di markas utama dalam keadaan seperti ini, aku harus melakukan sesuatu. Jika tidak, aku akan ketahuan.

Aku sepenuhnya sadar, jikalau jalan yang aku lewati ini sangat berbahaya. Namun, aku tidak bisa menyerah begitu saja. Akan kulewati semua rintangan yang ada. Aku akan melindungi apa yang aku miliki sekarang, seperti duri yang melindungi bunga mawar yang indah nan harum.

***

Flower Series ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang