Story by: HiiFii17
Sabtu pagi biasanya Fisya akan menemani sang ibu untuk membeli tanaman, padahal sudah banyak tanaman ibunya berjajar rapi di halaman rumah, dari bunga anggrek sampai melati pun ada. Namun, Fisya sangat menyukai mawar, katanya mawar itu sangat cantik. Ya, gadis berusia dua puluh tahun itu pengagum bunga berduri tersebut, bahkan di kamarnya pun terdapat beberapa bunga mawar yang sengaja disimpannya, saat merasa bosan Fisya akan memandang bahkan mengobrol dengan bunga-bunga kesayangannya.
"Sya, hari ini mama mau pergi ke rumah tante Mona, jadi nggak ke pasar, ya!"
"Tumben, Ma? Tante Mona sakit?" tanyanya, sang mama tersenyum ramah.
"Nggak, mama mau antar kue cake coklat pesanan Fikram, kemarin dia mau kue buatan mama katanya."
"Oh, begitu. Ya sudah, Fisya mau ke toko buku sama Caca." Sang ibu mengangguk laju lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan segalanya.
Fisya memasuki kamarnya dan duduk di kursi belajar, dia merenung sosok dalam bingkai foto yang terdapat setangkai bunga mawar yang sudah mengering, mungkin terlalu lama disimpan bersama foto tersebut. Senyumannya memudar, seperti layaknya warna pada mawar, tiba-tiba ada tetesan yang merembes dari matanya, dia tidak berniat menghapusnya justru semakin banyak bagai aliran sungai di musim hujan.
"Aku rindu!" Hanya dua kata itu yang mampu terucap, lidahnya kelu untuk meneruskan kalimat selanjutnya.
Siang ini dia sudah berjanji berjumpa dengan temannya, Caca. Menunggu di toko buku bukan sesuatu yang menyebalkan bagi seorang Fisya, justru dia sangat senang karena bisa membaca judul-judul buku yang terjajar tapi di rak sesuai jenisnya. Fisya memang hobi membaca, selain itu dia juga pernah menulis beberapa cerita yang diikutsertakan dalam event-event di media sosial.
"Fisya!" teriak seseorang, Fisya segera menoleh saat namanya disebut, gadis dengan blazzer berwarna putih itu tersenyum kala melihat sosok teman yang menurut dia selalu ada.
"Ca! Sini cepat!" Mereka berpelukan beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk berkeliling toko yang bernuansa biru tersebut.
"Kamu mau beli apa, Sya?"
"Nggak tahu, akun kemarin lihat aku buku terbaru, sih."
"Novel?" tanya Caca penasaran.
"Iya, kayaknya sih enak untuk dibaca, kemarin aku Cuma baca blurb-nya doang di Facebook."
"Memang sudah ada di sini?"
"Nggak tahu juga, eh, sudah ini antar aku beli sesuatu, ya!"
"Beli apa, Sya? Oh iya, tumben kamu hari Sabtu nggak ke pasar sama mamamu beli bunga, biasanya pergi, 'kan kalian?"
"Mama lagi ke rumah tante Mona, antar kue," ujar Fisya menjelaskan, Caca mengangguk dan segera mengambil buku resep masakan, mangkinkah gadis itu akan belajar memasak?
Hampir satu jam mereka berada di toko buku, akhirnya memutuskan untuk beredar dari sana. Fisya membeli tiga buku incarannya walau dia tidak mendapatkan buku yang diceritakannya pada Caca namun dia cukup senang dengan apa yang didapatkannya hari ini. Mereka segera menuju ke Flaza mall City untuk membeli apa yang dimaksud oleh Fisya sebentar tadi.
Tiba di mall, Fisya dikejutkan dengan pemandangan yang membuat matanya sakit, bahkannya hatinya pun ikut merasakan hal yang sama. Dia disuguhkan pemandangan dua insan yang sedang bergandengan, melihat gelagat dua sejoli tersebut dunia bagai milik mereka saja. Dada Fisya sesak, tetapi dia harus mampu menahannya, dia tidak mau air matanya tumpah di keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Series Project
Short StorySegala kisah terkait bunga yang diabadikan ke dalam tulisan🌹 Cerita oleh Family CPBS.