Camomile

11 7 0
                                    

Story by: azuratasya

Hawa dingin dengan rintikan hujan yang masih menetes perlahan di celah-celah atap rumah menemani soreku kali ini. Benar kata orang, cinta itu seperti hujan. Meskipun semuanya sudah usai, tetapi genangan itu masih tertinggal di bumi. Seperti halnya tentangku dan dia, kisahnya memang telah usai namun kenangan itu masih tersimpan rapi di lubuk hati.

Tok ... tok. Ketukan pintu mengusik khayalku. Aku sangat berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi. Ketika esok aku terbangun, maka ada spam chat dari dia yang mengusik tidurku, Sapaan manis dari dia yang menyapaku dari seberang telepon,

"Dek, keluar, yuk! Makan." Suara Kakak  membuyarkan lamunanku. Ternyata semua yang terjadi memang nyata, bukan hanya sekedar ilusi.

"Dek, kamu dari kemarin belum makan loh!” teriaknya lagi karena sampai saat ini aku tak mampu mengeluarkan suara. Lidahku terasa kelu.

"Dek, kamu nyaut dong, kalau di panggil!" teriaknya mulai terdengar panik.

Tak ingin melihatnya semankin panik karena keadaanku, perlahan kulangkahkan kaki menuju pintu.

“Alhamdulillah, akhirnnya kamu buka juga, Dek,” ucap kakakku. Terlihat sekali wajahnya begitu lega melihat keadaanku.

“Maaf ya, Kak, aku hanya ingin sendiri.”

“Kakak tahu Dek, kamu lagi sedih, tapi kamu jangan ngurung diri lama-lama, gak baik.“ Kakakku menggenggam tanganku, menyalurkan energi positif yang ada dalam dirinya untukku.

“Iya, Kak.“

“Gini ya, Dek, kamu jangan terus menyalahi diri kamu. Kalau kamu emang merasa salah ya perbaiki, bukan malah ngurung diri gak jelas gitu. Gak ada gunanya kamu meratapi hal itu. Semua masih belum terlambat, Dek, untuk kamu perbaiki. Lagian di antara kalian cuman salah paham kan,” ucap kakak menyemangatiku untuk bangkit dari keadaan ini.

Deg ! Sebuah kata yang sangat menusuk hatiku. Ternyata aku hanya seorang pecundang yang lari dari kenyataan. Untuk apa aku terus berdiam diri, menyesal tiada arti tanpa mau berusaha mengambil tindakan. Benar kata Kakak, aku harus perbaiki semua sebelum semuanya terlambat. Aku akan berjuang untuk memenangkan hatinya lagi  agar dia bisa mengisi hariku lagi.

“Gimana, Dek? Kok diam aja kamu?” tanya kakak  memutar bola matannya malas.

“Lagian kalau jadi cowok itu jangan terlalu gengsian, kalau emang masih sayang, lanjutkan."

"Iya deh, Kak, aku mau keluar dulu."

Aku pun bergegas ke sebuah taman bunga chamomile untuk menenangkan pikiran.

Bisakah aku hidup dengan tenang sama dengan halnya arti bunga camomile? Aku ingin tenang tanpa ada hadirnya dia kembali.

Mengapa Tuhan sangat tega mempertemukan tapi tidak disatukan?
Aku bertanya serumit itukah sebuah rasa?

Aku tersesat di sebuah cermin rasa yang kubuat sendiri, ingin keluar tapi aku tak sanggup, bisa saja cermin itu pecah dan melukai hatiku.

Iya, aku hanya ingin ketenangan tanpa melihat masa lalu saat bersamanya. Camomile memiliki arti ketenangan dan aku menyukai itu. Apakah aku bisa menjadi camomile agar bisa tenang?

Ah, ya, ataukah aku harus mati terlebih dahulu agar tenang, ohh Tuhann ....

Perumpamaan yang sangat menggelikan, kenapa harus camomile?

Iya, bunga camomile biasa dipakai untuk campuran teh, tapi aku suka karena maknanya KETENANGAN, seperti yang ingin aku rasakan. Menikmati sore di taman ini sungguh benar-benar menenangkan pikiranku. Aku tidak bisa mengulang waktu untuk mencegah hadirnya. Aku akan belajar dari masa lalu untuk melupakan dirinya.

Aku tersadar ternyata bertemu belum tentu berjodoh, dan jika kita memang berjodoh, kami pasti akan bertemu.

Begitu indah Sang Tuhan menciptakan alur kehidupan. Aku tersadar, jika tak bersamanya akan ada seseorang yang menggantikan posisinya.

Mengapa aku dibutakan oleh cinta?, kekehku.

Serumit inikah ternyata cinta? Hadirnya begitu dipuja dan perginya meninggalkan luka.

Sekarang aku sudah tidak tertarik lagi untuk jatuh cinta, eits, tapi bukan berarti aku tidak akan jatuh cinta, ya aku hanya ingin menikmati masa kesendirianku. Jika sudah waktunya, pasti aku akan dipertemukan dengan orang yang paling tepat.

Menurutku, aku masih muda, karirku masih panjang, jika hanya putus cinta aku tumbang, sungguh tidak etis sekali, bukan?

Hidupku tak kan selalu berpusat pada cinta dan dia, ada sebuah senyuman yang harus kupertahankan, ada cacian yg harus kubalas dengan kesuksesan dan ada duka yg harus kubalas dengan senyum ketulusan penuh rasa.

Tuhan, jika kau mampu menjauhkan raga yang memang seharusnya menjauh, maka engkau bisa pula menyatukan raga yang tidak pernah bertemu.

Rencanamu sangat indah dan tidak bisa ditebak, Tuhan, maka ajarkan aku untuk selalu bersyukur untuk menjalankan hari-hari penuh dengan rasa bahagia akan takdirmu, Tuhan.

Arghhhh, rasanya lega sekali saat semua kukubur dengan ikhlas. Ya, kini aku tau makna ketenangan dibalik makna bunga camomile. Bunga berkelopak putih dan kuning yang menandakan kebahagiaan itu suci dan itu hadir sebab adanya keihklasan hati.

***

Flower Series ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang