Story by: Alwi23-_-
Hai, kenalin, namaku Alyssum, seorang gadis desa, anak dari Bapak Garland yang merupakan seorang petani dan Ibu Moss, seorang pedagang pempek keliling. Bagus kan, pemberian nama orang tuaku ke aku? Iya, dong!
Aku memiliki dua orang pahlawan hebat dalam hidupku, yaitu ibu dan bapakku. Meskipun mereka seorang petani dan pedagang, mereka adalah segalanya bagiku, dan penyemangat hidupku. Aku pun bahagia diberi nama Alyssum, salah satu nama bunga. Bapakku tahu aja ya, kalau Alyssum memiliki arti yang bagus untuk putrinya. Buktinya saja Alyssum memiliki arti "kecantikan yang sangat berharga." MasyaAllah ...
Bapakku sangat memuliakan putri kecilnya, thank you so much Daddy!Udah ya, perkenalannya. Kira-kira kurang lebih seperti itulah, ya.
Btw, sekarang usiaku sudah menginjak usia remaja, yaitu 13 tahun loh. Namun, di mata Bapakku, aku tetaplah seorang putri kecil kesayangannya. Sekarang aku duduk di bangku SMP kelas VIII nih, kalau kamu kelas berapa? Apakah sudah ada yang kuliah? Kerja? Atau sudah jadi ibu/ayah? Wow, amazing!
Orang tuaku tidak membatasiku untuk berteman dengan siapapun, dan tidak mengekang pendapatku terhadap pendapat mereka, begitupun dengan kegiatanku, mereka selalu mengizinkan aku untuk ikut asalkan masih dalam pengawasan guru. Prinsip orang tuaku, aku boleh berteman dengan siapa saja, laki-laki maupun perempuan.
Di suatu pagi, Ibuku menasehatiku.
"Nak, Ibu sangat mengizinkan kamu mengikuti hal apa saja yang kamu suka, tapi jaga diri. Bermain dengan siapa saja ibu tidak melarangmu, mau laki-laki ataupun perempuan, tapi ingat pesan Ibu. Kamu itu perempuan, kamu berharga, kamu mulia, kamu punya mahkota yang harus kamu jaga. Jika kamu bermain dengan laki-laki, ada batasnya, ya! Ibu harap kamu mengerti."
"Iya, Bu," jawabku sambil memegang kuali gorengan pempek. Saat itu, aku sedang membantu Ibuku.
"O, iya, Bu, nanti setelah pekerjaan selesai, aku mau ajak Ibu ngobrol. Oke?"
"Oke."
Dari pukul 12.45 - 13.50 WIB, aku dan ibu bekerja.
Setelah satu jam bekerja, aku dan ibu istirahat, dan aku ingin ngobrol sama ibu meski tidak tahu mau mulai dari mana.
"Emm ... anu, Bu, hehe ..."
"Iya, kenapa?"
"Aku kan sekarang udah kelas VIII nih ya, Bu, tapi kok aku belum mendapatkan teman sih di sekolah?"
"Ah! Masa sih? Sudah 1 tahun lebih loh kamu menginjak bangku SMP, kok bisa belum dapat teman? Ga percaya Ibu, mah"
"Bukan gitu, Bu. Teman sih ada Bu, tapi teman yang sefrekuensi itu susah dapetinnya," jawabku sambil merengek.
"Nak, yang namanya teman itu memang banyak sekali di luar maupun di dalam negeri. Tapi, sebaik-baiknya teman adalah yang mengajakmu kepada kebaikan .
. خير الأصحاب من يدلك على الخير
Percuma kamu punya banyak teman tapi teman sesat, betul tidak?""Ooo, iya juga sih, Bu," jawabku memahami.
***
Keesokan harinya.
Ibu melihatku sedang sibuk dengan pita bajuku, sebab, aku mau pergi ke kajian pagi Kamis dengan rapi.
"Nak gadis, mau ke mana? Rapi bener pakaianmu," tanya ibu sambil memujiku.
"Pergi kajian, Bu," jawabku.
Ibu berujar, " ليس الجمال بأثواب تزيننا إن الجمال
جمال العلم والأدبBukanlah keindahan/kecantikan itu dengan pakaian yang menghiasimu, sesungguhnya keindahan itu dengan ilmu dan adab/akhlak.
Jadi, Nak, perginya ga usah terlalu cantik, kamu harus jaga martabatmu sebagai perempuan, kamu harus jaga pandanganmu dari laki-laki yang bukan mahram-Mu. Kamu cantik di mata suami-Mu nanti ketika kamu sudah menikah. Oke?" Ibu menasehatiku sambil mengelus kepalaku."Hehe ... Oke, Bu," ucapku sambil tersenyum bahagia.
Semoga turun berkah ya dari Ibu, sebab beliau mengelus kepalaku dengan lembut dan ikhlas. Hehe ... MasyaAllah!
"Persahabatan bukan soal mereka yang kaya dan miskin, namun persahabatan adalah perihal mereka yang mencari teman dengan aibnya, mau men-support ke jalan kebaikan, tidak bersaing dalam pertemanan, tetapi mereka yang mampu berjuang menuju (Jannah-Nya).
~Arbor Vitae, Makassar 31~*Arbor Vitae : Persahabatan yang Sebenarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Series Project
Short StorySegala kisah terkait bunga yang diabadikan ke dalam tulisan🌹 Cerita oleh Family CPBS.