The Story of Fir Flower

43 10 0
                                    

Story by: Kkiwojin_219

Tahun ini merupakan tahun ke-12 tahun diriku bersahabat dengan Akbar dan selama itu juga aku telah menyimpan perasaan khusus untuk dia.

Kami bertemu pertama kali saat masih di bangku kelas 9 SMP karena sama-sama mengikuti ekstrakulikuler seni musik, seiring berjalan waktu menjadi dekat serta menemukan banyak kesamaan dalam hal yang disukai.

Namun, semua itu tidak menjamin Akbar menyukaiku kembali, dirinya cenderung mudah berganti-ganti pasangan serta acuh tak acuh pada arti kata "suka."

Walaupun sekarang kita berdua sudah bekerja, dia sebagai atlet sedangkan aku sebagai sutradara di stasiun swasta, kami tidak jarang masih sering hang out bersama.

Seperti hari ini, kami pergi ke salah satu tempat wisata di Kota Bandung. Terdapat berbagai macam wahana permainan dan tempat swafoto, tak ketingalan juga foodcourt yang menyajikan makanan khas.

"Lu hari ini senggang, kan?" tanya Akbar sehabis ia membayarkan tiket masuk.

"Iya, senggang kok, malah gue yang mestinya nanya kaya gitu soalnya lu sibuk latihan terus."

"Haha, maaf punya waktu bareng jadi sedikit, ya udah, yuk ke wahana itu!" Dengan seenaknya ia menggenggam tanganku dan berjalan santai, tak tahu kalau yang dipegang sedang menahan malu.

Wahana yang pertama kali kami adalah area photoable. Berdasarkan prinsip Akbar "Foto-foto dulu waktu awal datang biar mukanya gak keliatan lecek, baru habis itu seru-seruan mau nyebur lumpur, guling-guling di pasir juga gak apa-apa."

Benar saja, habis berfoto ria dia langsung menarikku ke wahana APV yang notabene hanya hamparan lumpur beserta mobil terbuka.

"Ih, Bar, gue gak ikut ya ... gak bawa baju ganti."

"Udah, ikut aja, nih jas hujan!"

Sungguh aku bertanya-tanya, mengendarai APV pakai jas hujan? Sudahlah kuikuti saja.

"Satu mobil aja, Mba," ucapnya pada pelayan loket.

"Kok satu aja? Gue nonton doang?"

"Nggak, lu bakal jadi penumpang gue terakhir kali nya."

"Hah?! Lu mau nabrakin mobilnya? Wah, bunuh diri berencana ini namanya."

"Alay ah ... ikut aja, nanti juga tau."

Karena wahana APV ini tersambung dengan track kecil yang mengelilingi area tempat wisata, banyak sekali pemandangan indah yang kami lewati. Tak ketinggalan sesekali Akbar bersenandung kala sedang menyetir membuat diriku melihat keindahan yang sempurna, tapi disaat bersamaan firasat menerkamku.

Selesai mengendarai APV, kami lanjut bermain di perahu kano danau. Kebanyakan yang bermain di sana adalah pasangan.

Di tengah danau, tiba-tiba Akbar memberhentikan dayungannya dan menatapku serius.

"Kenapa lu?"

"Andin ... gue tau kok lu suka sama gue dari lama."

Tanpa lama, seketika wajahku memerah.

"Jujur, gue hargain lu bisa jaga perasaan sampai selama ini, bahkan sabar ngeliat kelakuan gue, tapi maaf banget belum bisa ngebalas itu semua karena tahun depan gue bakal nikah sama Angel dan kali ini gue serius dalam hubungan."

Tentu saja diriku tak bisa bereaksi apa-apa karena pernyataan Akbar tadi. Senang karena akhirnya dia bisa serius dalam hubungan, tapi di sisi lain sangat kecewa.

"Din ... kok gak jawab? Gue minta maaf banget."

"Lu gak salah, kok, gue yang salah naruh perasaan ke elu dan itu bisa bikin hancur persahabatan kita."

"Kita masih bisa sahabatan, kan?"

"Iya."

Seketiba Akbar langsung memeluk diriku dan saat itu juga tanpa sadar tangisanku pecah.

"Makasih udah ngertiin gue."

***

Menjelang sore hari, Akbar segera mengantar diriku pulang. Di perjalanan, kami tak banyak berbicara karena efek canggung kejadian tadi.

"Makasih, dah ngaterin gue, ya."

"I ... iya sama-sama."

Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju pintu rumah sampai akhirnya menengok kalau mobil Akbar telah pergi, seolah membawa segala kenangan 12 tahun yang lalu.


*

note:
Arti bunga "Fir" adalah "Waktu".

Flower Series ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang