CHAPTER 12

36 10 0
                                        

Suasana sangat amat hening. Tidak ada yang berbicara saat Suga kini mendudukkan dirinya di kursi yang semula Vante tempati. Suga mendudukkan dirinya di sebelah brankar Cerrys. Gadis itu masih menitikkan air matanya, namun pandangannya sama sekali tidak mengarah padanya.

Suga tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ia sangat terkejut mendapati fakta mengejutkan yang sempat ia dengar saat di luar ruangan. Fakta yang amat membingungkan.

"Cerrys? Siapa yang pergi bahkan saat kau belum sempat melihatnya?" tanya Suga. Iya, Suga tidak tahu kronologisnya. Ia hanya mendengar Cerrys yang berkata seperti itu. Cerrys tengah mengalami kehilangan, namun Suga tidak tahu apa sebenernya yang hilang.

Cerrys juga tidak menjawab. Dia kini menatap Vante yang berdiri di belakang Suga. Pria itu nampak tengah menatapnya. Entah tatapan macam apa yang kini tengah Vante layangkan padanya. Entah pesan apa yang tengah Vante siratkan untuknya. Cerrys tidak tahu. Ia tidak akan menjawab.

"Cerrys? Katakan, kenapa kau bisa seperti ini? dirimu kemana saja? Aku dan Vante mencarimu," desak Suga. Ia ingin Cerrys bicara. Ia ingin Cerrys menjawab pertanyaannya.

Namun, bukan jawaban yang Suga terima dari Cerrys, melainkan Cerrys yang kembali menangis. Gadis itu lagi dan lagi menitikkan air matanya. Kondisinya sulit sekali bagi Suga. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi saat ini.

Suga amat terkejut kala mendadak Vante berpindah tempat ke sisi yang berlawanan dari Suga. Pria itu berjongkok di sebelah ranjang Cerrys dan memeluk gadis yang terbaring itu. Mengelus pucuk kepala Cerrys.

"Tenanglah Cerrys, jika tidak ingin menjawab, kau hanya harus diam. Jangan menjawab jika itu hanya akan membuat luka yang baru," kata Vante mencoba menenangkan.

Vante juga menatap Suga yang sekarang tengah terbingung-bingung dengan keadaan. Suga bingung. kondisinya benar-benar di tengah-tengah kebingungan sebab sumber dari segala jawaban yang ia butuhkan itu tidak mau buka suara.

Suga penasaran setengah mati dengan apa yang sebenarnya terjadi. Suga ingin tahu mengapa Vante tidak memberitahunya saat pria itu sudah berhsil bertemu dengan Cerrys. Suga juga ingin tahu mengapa Vante bisa mengetahui keadaan Cerrys? Kenapa Vante yang membawa Cerrys ke rumah sakit sementara yang Suga tahu, mereka sama-sama tengah mencari Cerrys yang hilang.

Tapi, kenapa Suga merasa Cerrys tidak benar-benar hilang? Ia merasa Vante menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Suga bisa merasakan itu.

"Keluarlah, aku akan bicara padamu nanti," pinta Vante pada Suga. Ia ingin berbicara pada Cerrys. Lagipula, tidak ada gunanya Suga ada di sini. Cerrys akan semakin buruk jika ada Suga di sini.

Suga tidak langsung menurut. Ia menatap Vante dan Cerrys bergantian penuh selidik. Vante masih menatap Cerrys hangat. Ini memang sudah biasa, Suga juga terkadang akan memeluk Cerrys di beberapa waktu.

"Kumohon, Suga. Aku akan bicara padamu nanti," pinta Vante lagi.

Dan dengan itu, Suga langsung keluar dari ruangan rawat Cerrys. Meninggalkan Vante yang masih memeluk Cerrys hangat. Membiarkan gadis itu menangis di pelukannya.

Vante tidak tahu pasti dengan apa yang tengah Cerrys rasakan. Vante tidak tahu apa yang tengah Cerrys pikirkan dalam kepalanya. Yang Vante tahu, Cerrys hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Cerrys butuh lingkungan yang menenangkan dengan tidak ada Suga di dalamnya.

"Apa aku harus mengatakan itu semua pada Suga, Cerrys?" tanya Vante. Ia tidak akan menjelaskan apapun jika Cerrys tidak mau semuanya ia ceritakan pada Suga. Vante juga akan menjelaskan jika Cerrys memang mau Suga mengetahui semuanya.

Semua kendali ada di tangan Cerrys, keputusannya ada di tangan Cerrys. Vante tak akan melangkah jika Cerrys tidak memintanya untuk melangkahkan kakinya.

"Ta-tapi a-aku mal-malu," jawab Cerrys ditengah tangisnya yang masih setia menemani. Suaranya parau dan isakannya kian menguat karna ia justru bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

Suga bukan orang bodoh yang bisa mereka bodohi dengan skenario yang mereka buat. Suga tidak akan semudah itu percaya. Suga juga memiliki insting yang kuat, terlebih ia juga tahu betul sifat Cerrys dan Vante. Cerrys tidak yakin Suga akan diam saja setelah ini. ia tidak yakin Suga akan percaya jika ia tidak jujur.

"Kau masih mencintainya?' tanya Vante yang kini melepaskan rengkuhannya. Ia masih bertekuk lutut di sebelah brankar Cerrys. Sebelah tangannya masih ada di pucuk kepala Cerrys, sementara sebelahnya lagi kini mengenggam jemari Cerrys yang tidak di infus.

Vante menatap Cerrys serius. Dia benar-benar harus memastikan ini. Vante memang mencintai Cerrys, ia juga ingin jadi manusia yang egois untuk cintanya. Namun, Vante tak bisa membiarkan Cerrys tidak bahagia. Apalagi tidak bahagia karena hidup bersama dirinya.

Vante ingin dengar pengakuan dari Cerrys.

Cerrys sendiri kini menatap Vante yang tengah menatapnya lekat dari jarak yang cukup dekat. Wajah Cerrys sudah kacau, bahkan ia tidak bisa melihat dengan begitu jelas karena maniknya masih berkaca-kaca sambil sesekali air mata itu keluar tanpa permisi.

Cerrys sendiri bingung dengan hatinya. Ia tidak tahu. Saat melihat Suga, ia tidak sesenang dahulu. Bahkan, saat ini, rasanya ia ingin menjauh saja dari Suga. Ia tidak mau bertemu Suga terlebih dahulu. Karena Suga mengingatkannya pada luka. Suga mengingatkannya pada seonggok daging tak bersalah yang kini telah pergi.

Perasaannya pada Vante juga masih abu-abu. Ia memang sudah terbiasa bersama Vante, namun ia tidak bisa menjamin jika dirinya sudah mencintai Vante sama seperti saat ia pernah mencintai Suga.

Jauh daripada itu, Cerrys ragu untuk menempatkan hatinya pada Vante. Semua yang berharga dalam dirinya sudah tidak ada. Vante tidak akan emndapatkan dirinya dalam kondisi yang sempurna sebab Suga sudah mengambilnya.

Jikapun dirinya mengatakan hal sejujurnya pada Suga, ia tidak bisa menjamin Ivy akan menghiraukan masalah ini begitu saja. ia tidak bisa menjamin jika Suga mau bertanggung jawab atas dirinya, sebab hal yang harus dipertanggung jawabkan sudah tiada. Ia juga tidak sanggup memberitahu Suga karena dirinya merasa sangat malu. Belum lagi, ia takut Suga malah berpikir bahwa dirinya hanya merekayasa semuanya untuk satu alasan.

Jika dirinya berkata ia sudah tidak mencintai Suga, itu tidak sepenuhnya benar. Masih ada sedikit rasa dalam benaknya untuk Suga, sebab Cerrys tidak bisa menghilangkan rasa itu dengan cepat.

"Vante," panggil Cerrys.

"Aku tidak tahu. Aku terbiasa bersamamu, namun aku belum bisa menghapus semua rasa yang aku miliki untuk Suga. Aku masih memiliki sedikit rasa untuk Suga. Pun jika aku memilih dirimu, agaknya itu bukan hal yang tepat, Vante. Aku sudah kotor, tidak ada yang bisa aku berikan untukmu selain sisa dari diriku."

IDIOSYNCRATICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang