AWAL

1.7K 117 0
                                    

Bendera kuning masih terpasang di gerbang besar hitam setelah kepulangan kami bertiga dari pemakaman ayah.

Tangis sendu masih membasahi mata kami yang tak berhentinya mengusap air mata yang mengalir ke pipi.

Hujan rintik tiba-tiba datang seakan merasakan hati kami yang bersedih karena kehilangan seseorang yang kami sayangi.

Dengan suara pelan sambil sedikit sesegukan mama berbicara pelan kepada kami.

"Rere bawa Mila ke kamar, jagain dia sampe tidur, mama mau angkat jemuran di belakang dulu, kalau kamu mau makan masak sendiri dulu ya nak"

Aku hanya mengangguk melihat muka mama yang masih memerah dan masuk ke dalam dan menidurkan Mila di kamar ke 1 ruang tamu di lantai satu.

Gerimis yang tadinya kecil sekarang tiba-tiba besar menjadi hujan. Refleks saat aku berusaha menidurkan Mila, dari jendela yang tidak tertutup tirai terlihat seorang wanita tua yang berdiri mematung di pohon rindang taman.

Terlihat bajunya kusut dan rambut putihnya berantakan menutupi wajahnya sehingga aku tidak bisa melihat dia melihat ke arah mana.

Tongkat yang dibawanya itu terlihat seperti terbuat dari kayu ulin dan berwarna hitam.

Lamunanku tersadar oleh mama yang memanggilku beberapa kali, kebetulan Mila pun sudah tertidur pulas. aku menarik selimutnya sampai menutupi tubuh adikku itu.

Aku pun berdiri melangkahkan kakiku untuk menghampiri mama yang tadi memanggil.

MBOK JUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang