Tragedi

1.1K 85 0
                                    

Aku pun memulai untuk memejamkan mata untuk tidur dengan posisi memiringkan tubuh ke kekanan membelakangi pasien yang satu ruangan denganku yang hanya dibatasi dengan tirai hijau.

Tiba-tiba sesaat aku telah mulai tidur suara tirai membangunkanku.

Ya, suara tirai yang digeser ke satu arah alias dibuka.

Aku terkejut dan mematung, tidak mungkin itu suster karena aku yakin ini sudah tengah malam.

Suara tirai itu berhenti, aku yakin tirai di antara aku dan pasien satunya terbuka sendiri.

Aku menutup mataku dan mencoba untuk tidak gemetar ketakutan.

Tiba-tiba suara langkah kaki dari ranjang pasien satunya, aku berpikir apakah pasien itu bangun dan ingin jalan-jalan?, tapi pikiranku berkata lain soalnya kenapa dia tidak berjalan-jalan di pagi hari tadi?, apakah dia baru bangun atau tersadar dari pingsannya?.

Tapi itu sudah tak bisa dipikirkan lagi.

Dia menapakkan kakinya dengan perlahan kearahku yang mencoba untuk tidak gemetar.

TAP ..... TAP ..... TAP .....

Suara langkah kaki jelas mendekat kepadaku.... tapi tiba-tiba suara itu menghilang tiba-tiba.

Aku merasa lega, dan beberapa menit kemudian bisa bernafas dan menggerakan badanku yang gemetar.

Dengan spontan aku membalikkan badanku ke kiri dan terlihatlah sosok suster sedang berdiri mematung dari jalarak 4 meter dari ranjangku, ya benar, itu suster pertama yang memberikanku air, dan pasien yang satu ruanganku menghilang dengan tirai terbuka.

Tiba-tiba aku menjadi terkejut dan ketakutan.

Suster itu berdiri mematung dengan wajah tertutup rambut yang amat panjang dan hitam.

Kulitnya putih pucat, tiba-tiba dia menangis dengan sesenduan membuatku semakin merinding ingin mati mendengarnya.

MBOK JUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang