Aku merasakan terdapat pergerakan dari lantai tiga, dia berjalan perlahan menuruni tangga, dan memasuki sati persatu ruangan di setiap lantai seperti mencari-cari sesuatu.
Singkat waktu dia sudah mengunjungi semua ruangan di lantai dua, tinggal di lantai satu yang belum dikunjungi.
Setelah semua ruangan di lantai satu dikunjungi tumbal itu, kini giliran kamar tamu nomor tiga, ya, yaitu kamar tamu yang kami bertiga tempati.
Aku, mama dan Mila terus mematung dan bersila sambil memegang tangan satu sama lain.
Suara gagang pintu terdengar, dengan beberapa kali suara barang jatuh.
KRIEEEEEETTTT
Suara pintu itu terbuka dengan perlahan dan kami bertiga menjadi kaget.
Kami bertiga langsung memejamkan mata dan bergandengan satu sama lain.
Lilin di tengah-tengah goyang tertiup sedikit angin dari lubang-lubang jendela.
Kini tumbal bernama Juminten itu berada di sekitar kami, bau badan dia berbau busuk dan tercium bau darah yang kental.
Dia sekarang mondar-mandir tak jelas di sekitar kami.
Sehingga beberapa waktu kemudian dia meninggalkan ruangan kami dan pintu langsung tertutup dan terkunci dengan sendirinya.
"Hosh hosh hosh" kami bertiga menghembuskan nafas lga
Dan lilin di tengah-tengah kami tiba-tiba padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBOK JUM
HororTik tak tik tak, Suara jam dinding yang sedikit memecah keheningan rumah besar yang ditinggali oleh 3 orang itu, aku, adikku dan mama, selalu sangat ketakutan setiap malam karena kedatangan Mbok Jum.