Besoknya aku ditemukan pingsan dan jatuh dari ranjang kata suster.
Mama yang duduk di sampingku menyuapiku makan sambil bertanya.
"Kok suster nemuin kamu pingsan di lantai sih Re, emangnya kenapa?"
Aku yang masih pucat menjawab.
"e,nggak tau juga ma, mungkin aku refleks jatuh, soalnya kan ranjang rumah sakit itu sempit"
Hah?, entah kenapa aku tidak mau menceritakan tragedi semalam kepada mama, mulutku seperti terkunci rapat oleh sumpah, jika aku memberi tahu mama, aku takut mama terkena imbasnya.
"Aduh maaf ya Re kemarin nggak langsung ke sini, soalnya adek kamu itu tiba-tiba sakit terus nangis terus, semalem juga mama tidur di rumah nenek"
Aku hanya menjawab seadanya.
"iya ma nggak papa kok, ngomong-ngomong kapan aku boleh pulang ma?, aku nggak betah disini?" tanyaku
"kata dokter, kamu boleh pulang setelah tiga hari, mama bakal disini nhinep sama kamu, biarin adek kamu dijaga sama kakek nenek dulu"
"oke ma"
Mendengar itu akhirnya aku sedikit tenang, malam yang sunyi seakan menjauh karena malam ini mama berada bersmaku.
"Oh iya ma, pasien di samping aku udah pulang ya, kok kayaknya nggak pernah dengar suara dia, trus nggak ada orang yang jenguk lagi?" tanyaku
Mama tiba-tiba bingung.
"kamu ngomong apa sih Re, di sebelah kamu tuh nggak ada pasien, itu cuma ranjang kosong"
Aku langsung tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBOK JUM
HorrorTik tak tik tak, Suara jam dinding yang sedikit memecah keheningan rumah besar yang ditinggali oleh 3 orang itu, aku, adikku dan mama, selalu sangat ketakutan setiap malam karena kedatangan Mbok Jum.