03. Tikus-tikus baru?

538 91 44
                                    

Vote dulu sebelum baca......

🔹💤🔹

Keesokan harinya, seperti biasanya. Kenzo hendak pergi ke perpustakaan untuk membaca beberapa ensiklopedia perbintangan dan beberapa buku-buku Astronomi lainnya yang ada di perpustakaan. Cowok itu mendorong kacamatanya menggunakan jari telunjuk nya, dan lalu berdiri beranjak dari sana.

Namun kegiatannya terhenti saat Starla, cewek itu menahan tangannya tanpa memanggil terlebih dahulu. Kenzo menatap datar kearahnya. "Kenapa?" Tanya nya super flat.

"Lo mau kemana? Boleh ikutan gak?" Pinta nya.

"Gak, lo ganggu"

"Boleh lah, ya, gue bosen di kelas terus"

"Gak bisa Starla, ntar lo gangguin gue"

"Tapi kan---"

"Haha... Si kacamata sama si jalang berantem!" Olok salah seorang cowok yang duduk di ujung paling belakang barisan ke dua dari kanan. Aran, sang ketua kelas, sekaligus lambe kelas. Mulutnya lemes banget.

Kenzo menatap dingin kearah cowok itu, ia kemudian pergi dari dalam kelas dan pergi ke perpustakaan sendirian. Tanpa ada yang mengganggunya sama sekali. Namun, tatapan mengintimidasi nya hanya berefek beberapa saat. Dan setelah cowok itu berlalu beberapa orang di dalam kelas tertawa terbahak-bahak, menertawakan kedua remaja itu.

Di lorong kelas dua belas IPS yang lumayan ramai , Kenzo berjalan dengan tenang namun, hatinya dirundung kekesalan. Memang, makhluk makhluk yang ada di dalam kelasnya itu memang benar masih satu spesies dengan Macaca fascicularis Raffles.

"Eh, kacamata!" Panggil seseorang yang membuat Kenzo menghentikan langkahnya. Dan di saat cowok itu berbalik, Kenzo dapat melihat kalau sekarang tatapan orang-orang sedang terpusat padanya dan juga pria itu.

"Ada hal penting apa? Gue gak punya waktu banyak" Dinginnya mengangkat jam tangannya yang menunjukkan pukul 09.15 lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Lantas kalimat yang di lontarkan oleh Kenzo berhasil membuat orang-orang di sekitarnya menahan napasnya. Lantaran cowok yang sedang menjadi lawan bicara cowok berkacamata itu adalah seseorang yang paling ditakuti oleh seluruh sekolah yang ada di Ibukota ini.

"Tuh anak pengen mati ya?"

"Anjir, gak punya waktu katanya buat wakilnya Avanthra!"

"Kayaknya dia gak tau siapa yang dia lawan"

Cowok itu lantas tersenyum, ditepuk nya bahu Kenzo membuat cowok itu berdecih pelan. "Gak tau gue siapa? Oh iya ya, lo kan cuma seminggu sekolah disini, terus di transfer ke Beijing selama tiga semester penuh. Wajar sih kalo lo kayak gitu. Gue maafin"

Ia mengulurkan tangannya, "Gue Markes, Baskara Marquess Adriano. Panggi---"

"Lo mau apa?"

"Gue gak mau jadi musuh lo kok, gue mau kita temenan"

"Kita? Gak minat" Ucapnya datar dan kemudian pergi meninggalkan cowok itu sendiri mematung di tengah koridor.

Satu persatu sapaan dari kakak kelas dijawab Markes hanya dengan senyuman, pria itu lantas menyusul Kenzo yang sudah mulai menjauh dari pandangannya.

Datang menyempatkan waktu untuk datang ke perpustakaan meskipun sebentar, adalah kebiasaan Kenzo sejak lama. Dan hal ini di mulai saat sejak ia menginjak kelas satu SD.

Begitu sampai di perpustakaan, Kenzo langsung mengambil beberapa buku yang sudah menjadi incarannya. Memang benar, beberapa buku itu tersusun rapi di dalam rak. Namun, ia lantas menaruh kembali ensiklopedia ke lima yang hendak ia ambil dengan sedikit menghentakkan nya.

ARSENO (Comback)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang