32. Hadiah Ultah

308 45 46
                                    

"Rahasia tak selamanya bisa ditutup, karena mulut adalah pengkhianat yang ulung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rahasia tak selamanya bisa ditutup, karena mulut adalah pengkhianat yang ulung."

🔹💤🔹


Arseno mematikan mesin motornya begitu sampai di parkiran apartemennya . Cowok itu kemudian membuka helm full face miliknya, dengan rambutnya yang basah itu, Seno bisa membuat cewek-cewek di mabuk tampanannya. Jaket kebesaran Avanthra yang ia kenakan sebelumnya sengaja Seno tinggal di markas. Karena jaketnya itu basah gegara kehujanan saat membantu Markes tadi. Saat ini Arseno tengah mengenakan jaket bomber milik Nata yang sengaja cowok itu tinggalkan di markas. Karena Natta sering menginap di markas saat suasana hatinya sedang buruk, jadi ada banyak pakaian cowok itu di sana. Markas sudah jadi rumah pribadi buat Natta.

Hari ini Seno pulang agak larut setelah mengurusi luka Marquess bersama Rafly dan mengantarnya pulang. Setelah mengantarkan Marquess pulang ia langsung balik ke apartemennya karena Bundanya sudah menelpon dan bilang akan menunggu. Karena Seno tahu kalau Thisya tidak pernah datang sendiri dan selalu bersama Arghan, cowok itu segera bergegas pulang. Karena kalau Seno telat ayahnya itu pasti bersedekap dada sambil bilang, "kau menyiksanya karena membuatnya menunggu." ASTAGA! Seno selalu tidak tahan melihat Manusia sebucin itu. Bayangkan saja, bahkan pria itu memonopoli Bundanya untuk dirinya sendiri. Padahal Seno tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya tapi ayahnya itu tidak pernah membiarkan bundanya berdua saja dengan anaknya walaupun cuman sebentar. Hal semacam itu membuat Lord ketiga Avanthra itu selalu manyun saat ada ayahnya di apartemen.

Seno mengambil nafas panjang, segera cowok itu melangkah memasuki lift dan memencet tombol angka yang menempel didinding lift. Bersamaan dengan bergeraknya lift keatas, handphone Seno bergetar. Seno lalu mengambil benda tersebut yang ada di saku kanannya. Cowok itu mendapati layar handphonenya  menyala dan menampilkan kontak yang diberi nama dengan "Lord kedua".  Seno berdecak.  Huh! pria itu sungguh tidak sabaran. Segera ia mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan handphone ke telinga kirinya dengan malas.

" Dimana?" Tanya Arghan tanpa basa basi. Suara baritone yang dingin itu langsung menusuk telinga Seno.

"Di lift" Balas Seno seadanya.

"Cepatlah, bundamu sudah mengantuk!" Titah ayahnya.

Setelah mengatakan hal itu, Arghan lekas memutuskan sambungan secara sepihak. Seno memutar malas bola matanya lalu memasukkan kembali handphonenya ke dalam kantong. Tepat disaat itu, terdengar bunyi "ting" Dan angka yang perlahan berjalan lantas berhenti. Ia lalu keluar dari sana dan berjalan menuju ke unitnya.

Begitu sampai, Seno mengernyit. Ia melihat sebuah pita berwarna pink terikat di gagang pintu unitnya. Seno mendongak melihat nomor yang ada di pintu, tapi ia tidak salah unit. Cowok itu terlihat kebingungan dengan benda yang tak seharusnya berada disana. Seno membuang benda tak penting itu kemudian membuka unitnya.

ARSENO (Comback)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang