05. Petaka si kacamata

409 82 39
                                    


"Semua yang keluar dari mulutmu itu, punya hal dan harus di pertanggungjawab kan"
Arseno, 2022

🔹💤🔹

Sesampainya dirumah, Starla berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Setelah makan dengan Kenzo tadi sore, mereka sempat mampir jalan-jalan dan mampir ke minimarket dekat taman. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, seharusnya orang-orang rumah sudah pergi ke luar sekarang, karena tadi pagi, Starla sempat melihat sebuah undangan pesta peresmian perusahaan baru rekan kerja Papa nya.

Dan seperti biasanya, yang akan datang pastinya satu keluarga utuh minus Starla di dalamnya. Asal kalian tahu Starla tak pernah dianggap keluarga disini. Dan sebagai anak haram dari seorang pelacur memang seharusnya Starla tidak ikut campur dengan keluarga mereka.

Sungguh miris bukan?

Tapi Starla juga tidak terlalu peduli dengan mereka. Starla memang tidak mempunyai niat sedikit pun untuk akrab dengan mereka semua. Terutama Freya yang lebih muda darinya delapan bulan itu. Mereka memang berasal dari pria yang sama. Tapi, wanita yang menjaga mereka jauh berbeda. Jika diibaratkan Mama Freya sebagai berlian, maka Mama Starla hanyalah bongkahan kerikil yang tidak bernilai. Memang sejak kedatangannya di rumahnya ini, ia sama sekali tidak disambut oleh orang rumah.

Untuk pergi ke kamarnya, Starla harus melewati dapur dahulu sebelumnya. Karena tidak ada siapa-siapa, mungkin ada baiknya untuk mengambil sebotol kopi dingin untuk menyegarkan kepalanya, seraya menunggu respon Kenzo untuk membalas foto yang ia kirim barusan.

Starla tertawa kencang. Kala balasan chat yang dikirimin Kenzo terlihat betul bahwa pria itu sedang kesal padanya. Ia lantas menarik kursi di meja makan dan duduk di sana seraya membalas kembali chat yang dikirim Kenzo barusan. Namun sayang, saat jadinya hendak menekan tombol kirim, sebuah tangan menampar bahunya hingga membuat gadis itu terlonjat kaget.

"Dari mana aja lo jalang? Abis ngelonte?" Ucapnya kemudian terkekeh.

Itu Freya! Gadis berhoodie hitam itu sedang memegang sekaleng soda. Astaga gimana nih, Starla sama sekali tidak mengira gadis itu akan tinggal malam ini. Tapi, bagaimana bisa gadis itu tidak ikut disaat berpesta adalah hobi dan kesenangan nya sejak kecil? Ia masih ingat betul gimana besarnya acara ulang tahun Freya yang ke sepuluh tahun. Papanya bahkan mengadokan Freya sebuah hunian mewah di pesisir pantai.

Perlahan, Starla mengumpulkan keberanian nya untuk berbalik kearah Freya. Dan dengan ragu ragu Starla menatap mata Freya yang berada di belakangnya sedang meneguk minuman soda kaleng. Sorot mata meremehkan adalah hal pertama yang Starla tangkap dari mata Freya, dan itu membuat Starla bergidik. Gadis itu sangat mengintimidasi.

"L-lo nggak ikut Papa ke acara?" Tanya Starla denga hati-hati.

Sebuah senyuman miring tercetak di bibir Freya. "Kenapa? lo mau ikut?, hah?, wake up! itu bukan tempat yang cocok buat lo. Terlalu elite."

"Gak kok" Bantah Starla dengan menggeleng.

Hal itu lantas membuat Freya tergelak. Ia menepuk pelan bahu Starla. "Bilang aja kalo mau, gue bakal pinjamin lo baju yangg paaliiing cocok buat lo."

Starla diam, dalam hati ia merutuki mak Lampir yang satu ini. Tapi Starla tak berani bahkan untuk membentak Freya, yang dia lakukan hanyalah diam dan menyumpah serapahi gadis ini. Toh, kalau ngelawan juga bakal disiksa sama dia.

"Kalo bikini mau gak? Yang brukat bolong-bolong" Bisiknya di telinga Starla dan kemudian ngakak menggema ke seluruh bangunan rumah.

"Hah... Udah lah, ntar mood gue jadi jelek kalo lama-lama ngeliat muka lo". Tuturnya seraya menghapus air matanya.

ARSENO (Comback)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang