09. Akar kebencian

336 79 15
                                    

Cuma ngingetin, VOTE & COMMENT nya jangan ketinggalan.

SHARE juga ke teman-teman ya....














"Gue akan rebut balik semua milik gue yang udah lo rampas."

--Althario Ian Callisto--

🔹💤🔹

Dengan deru napas yang tidak teratur, ia tergopoh-gopoh  menuju ke dalam kamarnya. Bahkan, ia mengabaikan kedua orang tua dan adik bungsu nya yang sedang bersantai di ruang tengah menatapnya dengan tatapan keheranan. Kali ini, emosi kembali memenuhi hatinya sejak kembali ke tempat itu.
Cowok itu membanting pintu kamarnya dan mengobrak-abrik semua benda yang sudah tersusun rapi diatas nakasnya. Membiarkan gelas berisi air putih itu pecah berserakan di lantai dan sampai membasahi karpetnya. Ia berdecih, saat teringat kejadian dan semua kata-kata yang diucapkan oleh orang itu tadi malam. Memang, apa pun yang sudah ia dapatkan dengan susah payah, tidak akan berarti selama alat kesayangan nya masih hidup di dunia ini.

"AARRGGHHH!!!! BOCAH BAJINGAN!!!" Teriaknya memukul meja kayu yang ada di dalam kamarnya hingga patah.

"KENAPA DIA GAK BISA DI GANTI HAH?!  SELALU SI KEPARAT ITU YANG MENANG! SI TUA ITU JUGA, LAMBAT BANGET MATI NYA! DAMIAN SIALAN!" Umpatnya menyalurkan semua kekesalannya yang ia tahan sejak satu jam yang lalu, sebelum ia benar-benar di tandang pergi dari hadapan orang itu.

Cowok itu mengacak-acak rambutnya hingga kacau. Ia kesal berbagai upaya sudah dia lakukan agar orang yang ia sebut dengan nama Damian itu mau menggantikan posisi bocah ingusan kepadanya. Namun, sejak kekalahannya di seleksi pemilihan dua tahun yang lalu, pria tua itu sama sekali tidak mau mengengarkan permintaan untuk memberikan kesempatan kedua kepadanya.

Ini bukanlah soal sepele sampai bocah tengik itu bisa mendapatkan semuanya. Karena secara garis besar, seharusnya sejak awal dialah yang mendapatkan semua itu. Mestinya kesalahan ini ia perbaiki sejak lama, bahkan saat pemilihan sebelum dirinya di lakukan. Tapi, berkat orang idiot yang memberinya darah, daging, dan nama nya ini,  semuanya hilang begitu saja. Bisa-bisanya seorang ayah menyerahkan semuanya pada adik bungsunya, dan membuat anaknya menderita seperti sekarang.

Tapi hal itu bukan berarti dia membenci Papa nya. Ia hanya kesal karena pria idiot yang lebih mementingkan pendidik kedokterannya ketimbang kesempatan besar untuk bersinar di jalanan. Karena menurut nya papanya adalah pria terbodoh di dunia.

Dengan napas yang ngos-ngosan itu ia terduduk di atas kasurnya. Tangannya yang kekar mengusap kasar wajah hingga rambutnya. Untuk yang ke sekian kalinya, ia mengumpat menyumpahi pria tua itu supaya cepat mati.

"Althar..." Panggil seorang wanita yang kini sedang berjalan kearah nya dari tsngah pintu.

Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang awet muda, seperti gadis dua puluhan tahun. Dia melihat putranya dengan tataan iba. Wanita itu lantas mengisap pelan Kepala anaknya dan langsung menarik tubuh gagah Althar ke dalam pelukannya.

Wanita itu berbisik. "Kan, Mama udah bilang sama kamu sebelum nya. Cara yang kamu pakai itu gak bakal berhasil Althario. Tapi kamunya tetap ngotot"

Althar bergeming, ia melepaskan pelukan Mama nya setelah api dalam dirinya mulai sedikit tenang. Ia menghela napas kasar, masih kesal dengan semua yang terjadi barusan. Di tatapnya wajah cantik sang ibu yang sedang memegang wajahnya.

"Seharusnya dari awal Al ikutin semua rancana Mama" Ungkap Althar membuat senyuman sang ibu mengembang.

Wanita itu lantas terduduk di samping Althar, menatap lamat manik cokelat pekat yang ia turunkan kepada putranya. "Ini semua gara-gara papamu yang bodoh itu!, andai kata dulu dia lebih sering berlatih ketimbang belajar, pastinya dia yang bakal mimpin Avanthra dan semua yang kakek kalian punya."

ARSENO (Comback)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang