Chapter 1

7.1K 176 0
                                    

Menapaki setiap jalan yang ku lewati bersama sahabat ku. Udara sejuk dan segar bertanda sebelumnya langit ini menangis. Genangan air menyambutku ketika hendak sampai di sebuah danau buatan ini. Duduk berdua menatap suasana danau yang tenang ini.

Dia sahabatku, dia penyemangat ku ketika aku hilang akan segala semangat ku. Begitu beruntung nya aku mendapatkan sahabat sebaik dia, seperhatian dia dan secantik dia.

"Ve setidak nya langit ini begitu mendukung kita"

"Mendukung bagaimana?"

Seketika ku tersadar dengan ucapan ku yang tak terkendali. Bodoh nya aku. Itu bukan aku yang mengatakan nya, tapi hasrat sesegara mungkin untuk mengatakan nya.

Mungkin ve begitu penasaran apa maksud dari ucapan ku. Ku alihkan segala ucapan ku agar ia tak penasaran.

"Hmm... Maksud ku langit ini begitu mendukung kita untuk menikmati suasana di pinggir danau sambil makan burger ini"

"Haha kinal kinal"

Tawa nya seakan membuat ku tak ingin kehilangan nya. Persaan yang telah lama ku pendam tak bisa ku tahan terus menerus seperti ini. Tapi waktu kian menghimpit ku. Keberanian untuk mengatakan nya seakan menertawakan ku. Kenapa harus ada perasaan aneh ini? Ingin menghilangkan nya namun tak bisa. Setiap hari ku selalu diisi dengan kebersamaan ku bersama ve.

"Nal, aku haus" ucap nya memelas ke arah wajah ku

"Kita belum membeli minuman ternyata hahaha" sadar ku mengecek isi bungkusan yang kami bawa

"Kamu sih tadi buru2 amat mau ke danau ini, jadi kelupaan kan beli meniman nya" gerutunya

"Ya deh maaf" sambil menggaruk2 kepala. "Ya udh aku beli dulu yah, kamu disini aja jangan kemana-mana" lanjut ku

"Iya ish kinal, dikira aku masih anak kecil :("

Ku tinggalkan ia sendirian di pinggir danau. Jalan ku semakin pelan sambil menoleh kearah nya. Hembusam angin kencang menerpa rambut lembutnya. Jalan ku mundur sambil meninggalkan ia sendirian disana. Tanpa tersadar aku menabrak seseorang hingga mengagetkan ku.

"Eh mba kalau jalan lihat2 dong!"

"Eh eh maaf mba. Gk sengaja" jawabku yang malu

Akhirnya minuman telah ku dapatkan. Aku kembali ke ve untuk memberikan kepada nya. "Ve ini?" ucap ku sambil memberikan minuman itu kepada nya.

"Makasih nal :)"

"Sama2 ve :)"

Begitu indah ketika melihat wajah samping nya itu. Meneguk setiap air yang ada dalam botol itu. Kamu kelihatam sangat haus ve. Maafin aku udah terlupakan dengan hal sekecil ini yang membuat mu tak nyaman.

"Nal, jangan lihatin aku seperti itu dong, aku kan jadi malu (?)"

"Haha kamu kok kegeeran sih?"

"Aaah kinaall~" sikap manja nya seakan aku hilang akal. Ingin rasanya memiliki nya dengan utuh. Tapi sayang dia hanya boleh untuk laki-laki yang baik. Tapi bagaimana pun perasaan ini tak rela jika harus membiarkan ia bersama laki-laki lain. Yang pantas hanya lah aku.

Waktu kian semakin menampakkan wujud nya. Kini langit mulai senja. Aku memilih untuk pulang.

"Ve, ayo kita pulang. Langit sudah mulai senja"

"Seandainya ini pantai nal, mungkin kita akan menikmati sunset yah :D"

"Jadi kamu mau ke pantai?"

"Hmm pengen sih, tapi...."

"Tapi kenapa?"

"Seseorang yang mau aku ajak kira2 mau ngak yah?" sambil memainkan bola mata nya

"Siapa?" seketika aku langsung penasaran siapa orang yang di maksud ve. Mungkin kah aku? Ouh sudah pasti bukan. Pasti orang lain yang ia sayangi.

"Hmm kasih tau gak yah? :p"

"Siapa ve?" tanya ku begitu penasaran.

"Kamu!" jawab nya yang langsung berlalu meninggalkan ku.

Seketika aku mematung sejenak. Tak ku sangka ia mengajak ku. Biasanya ia selalu mengatakan ingin berlibur bersama keluargnya. Namun ini tidak, jelas jelas ia menunjukku untuk menemani nya.

"Ve, kamu serius?"

"Iya nal, aku pengen liburan berdua sama sahabat kesayangn ku ini" sambil merangkul ku

"Mama papa dan adik kamu?"

"Kalau mereka bisa kapan saja nal, kebetulan kan sebentar lagi kita libur semester, gunain waktu liburam bersama-sama yah nal" jelas nya

Ia menginginkan liburan berdua bersama ku. Apa ini mimpi? Atau hanya sekedar lelucon buatku? Ve lebih mementingkan liburan semester ini bersama ku saja. Berdua tepatnya.

Mungkin kah ini cara yang di berikan sang kuasa untuk bagaimana aku bisa menyatakan semua perasaan ku.

~Tbc

Not Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang