Chapter 8

3.9K 94 0
                                    

Di pinggir danau ini berdiri 2 anak manusia yang saling mencintai namun hubungan mereka yang di tentang alam. Berdiri berdua di pinggir danau ini, mungkin kah perahu kecil yang terikat tali adalah saksi atas semua kepedihan ini. Ku genggam erat kedua tangannya berharap ia akan menerima semua apa yang telah ku ucapkan. Waktu ku tak banyak, ku katakan ini dengan berat hati

"Makasih atas semua keindahan yang pernah kamu kasih ke aku ve :')"

"Nal~ Please... Jangan tinggalin aku :'("

"Maaf ve, aku ngk bisa. Aku harus ninggalin kamu. Lupain aku, buang semua memori tentang ku"

"Nal, aku ngk mencintai dia :"( tolong jangan paksa aku buat nerima dia. Aku masih sayang kamu nal :'( "

"Kamu harus memilih jalan yang pantas buat masa depan mu ve, aku bukan seseorang yang bisa membuat mu bahagia selamanya"

Ve terus memaksa ku untuk tidak meninggalkannya. Tangan ku terus di tarik2 nya hingga air matanya jatuh tak terbendung lagi. Pilihan berat yang akhirnya akan ku hadapi. Harapan untuk terus bersama nya kini telah sirna. Aku merelakan dia bersanding dengan pria lain. Meski hati ini terasa berat.

"Ve, cukup perasaan ini kita pendam berdua saja, takdir tak mengizinkan kita" lanjutku

"Percayalah, pasti akan ada keabadian nal :'("

"Keabadain hanya bagi mereka yang normal ve. Kita bukan pasangan yang harus terus di pertahankan" ucap ku terus mempercayai ve

Jalan ku seakan terus mundur meninggalkan nya yang terus menangis. Tangan ku tetap ia genggam erat. Perlahan genggaman tangan ini kian terlepas. Jari bertemu jari untuk yang terakhir kalinya. Hingga akhirnya terlepas, aku berlari meninggalkan nya yang terus menangis, dia hanya menjulurkan tangan kanannya untuk aku kembali. Langkah ku berat ketika harus meninggalkan nya, pandangan ku terus menatap wajah merah nya dari kejauhan. Maafin aku ve, semua kulakukan demi kamu, demi masa depan kamu. Aku berlari ke tempat yang tak ku ketahui, menangis hingga sesak ku rasakan. Sakit betapa sakit ku rasakan saat ini, teramat dalam cintaku padanya kini putus dengan cara yang tak bisa ku bayangkan sebelumnya.

"Veeeeeeeeee!!!!!" teriak ku sekuat tenaga hingga lega perasaan ku ini. Seketika aku terbangun dari tidur ku sambil memanggil nama ve.

"Kamu kenapa nal?" tanya ve yang terbangun karena teriakan ku

Aku hanya termenung dengan posisi terduduk di atas ranjang. Nafas ku terengah-engah. Keringat dingin membasahi setiap tubuhku. Hingga t-shirt yang ku pakai terlihat basah. Mimpi buruk ini seakan begitu buruk, melebihi ketika aku bermimpi hal-hal gaib.

"Nal, kamu gpp?" tanya ve dengan khawatir. "Nih minum dulu" sambil memberikan segelas air untuk menenangkan ku

"Kamu mimpi buruk nal?" lanjutnya

"Aku mimpi kita berdua ve" ucapku

"Mimpi apa?"

"Aku mimpi, kita berdua akan berpisah ve" ucapku dengan wajah sedih sambil menatap wajahnya lirih

"Itu hanya mimpi nal, kita ngk akan pernah berpisah" ucap ve meyakinkan ku

"Tapi seakan mimpi itu nyata ve" ucapku tertunduk. "Aku ngk mau kehilagan mu ve :(" lanjutku

"Nal, yakin lah. Kita tidak akan pernah terpisahkan"

"Kamu sayang sama aku ve?" ucap ku lirih ke arah nya

"Iya nal, aku sayang kamu" ucapnya menyentuh kedua pipi ku lembut

Seketika aku memeluk nya erat. Rasa tak percaya mimpi itu seakan akan jadi kenyataan. Ucapan nya yang meyakinkan ku membuat ku sedikit agak lega. Jujur ini mimpi yang pertama kali kurasakan hingga aku menjadi sedikit cengo ketika terbangun dari mimpi. Mimpi yang membuat ku takut. Takut kehilangan ve, takut kehilangan kasih sayang dan perhatian nya. Aku harap itu semua hanya mimpi, bunga tidur dalam setiap hembusan nafas terbaring di atas ranjang.

Not Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang