Chapter 15 (Last)

2.6K 102 4
                                    

                            Part 1

Pagi ini badan ku terasa tidak enak. Sepertinya aku sakit. Demam menyerangku. Sulit untuk ku untuk bangun meninggalkan ranjang ini. Namun ku paksakan. Aku ngk mau sakit, hari ini aku harus bertemu ve untuk bisa kembali menjelaskan semua nya.

"Kakak mau kemana?" tanya adik ku

"Ada urusan sebentar" jawabku lemas berlalu

Aku langsung melajukan mobil ku untuk segera menuju ke rumah ve. Semua rasa kesakitan ini kutahan. Wajah pucat semakin terlihat jelas. Aku menyetir sambil berkeringat. Panas dingin. Ternyata obat tadi yang ku minum tak bisa membuat rasa sakit ini berkurang.

Sampailah aku di rumah ve. Ku ketuk pintu rumah nya, namun ketika hendak ku ketuk untuk yang kedua kalinya seketika pintu terbuka. Kembali aku di sambut oleh prt nya ve.

"Eh mba kinal, ada apa?" tanya prt itu

"Ve nya ada mba?" tanya ku

"Waah mba ve nya baru aja keluar mba"

"Kemana?"

"Ngk tau mba, sepertinya penting gitu" jelas prt itu

"Ouh gitu, makasih ya mba" ucap ku

"Iya sama2 mba, tapi mba kinal terlihat pucat. Mba gpp?"

"Saya gpp mba" ucap ku kemudian meninggalkan rumah ve.

Kemana ve pergi? Bagaimana aku bisa menemukan nya. Akh! Aku merasa sakit ini terasa tak tertahankan lagi. Tapi aku harus menemukan ve, aku ngak mau buang2 waktu hanya karena sakit ini. Ah tak ku perdulikan. Yang jelas aku masih bisa jalan dan mengendarai mobil.

Kemana kah ve? Apa dia hari ini ke toko buku? Mungkin kah? Lebih baik aku buktikan saja. Aku memilih untuk mencari nya ke toko buku langganan nya. Sampai nya di sana ku tak lihat wajah cantik nya itu. Truss aku harus cari kemana? Aku sudah kesana kemari mencari nya. Tiba-tiba aku teringat, mungkin saja ia pergi ke danau tempat dimana aku dan dia sering sekali kesana. Ku lajukan mobil ku menuju danau yang di maksud. Sesampai nya disana ku berlari sekuat tenaga, ku lihat seorang wanita berambut panjang berdiri menghadap danau sendirian.

"Ve!" panggil ku menarik tangan nya

"Eh maaf saya bukan ve" ucap wanita itu yang ternyata bukan lah ve

"Eh, maaf mba saya salah orang" ucap ku menahan malu

Kemana lagi? Akh! Aku bingung. Ku telfon pun ia sama sekali tak menganggat telfon ku. Aku terduduk di pinggir danau ini. Meratapi semua yang terjadi. Begitu rumit nya menyelesaikan masalah ini, padahal hanya salah paham. Tapi ve membuat masalah ini kian berbelit-belit. Aku mulai merasa menyerah, jujur saat ini aku ingin mengakhiri semua nya. Aku ikhlas jika harus berpisah. Aku udah ngak sanggup, aku bukan orang yang bisa membuat nya bahagia. Iya benar, aku bukan orang yang tepat buat nya.

Waktu kian bergulir, ku lihat jam yang sudah pukul 12 siang. Aku merasa badan ini kian tak bisa untuk diajak kerja sama. Badan ku mulai menggigil hebat. Tapi aku harus kuat, aku harus pulang agar aku bisa istirahat dengan tenang. Aku bangun berdiri meninggalkan danau ini, namun ketika hendak berjalan 1 langkah pandangan ku buram. Kepala ku semakin pusing, terasa dunia ini sedang berputar dihadapan ku. Semakin lama pandangan ku tak terlihat jelas, gelap dan akhirnya aku jatuh dan tak sadarkan diri.

                    #############

Pandangan yang buram. Langit-langit yang terlihat putih. Tak ada warna biru dan burung yang berterbangan. Perlahan membuka mata aku kaget melihat isi ruangan ini. Ada botol infus, ku lihat dari ujung selang infus itu hingga berhenti di tangan ku. Merasa heran. Kenapa aku bisa ada di sini? Siapa yang membawa ku? Aku terlihat seperti orang cengo.

Not Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang