Chapter 13

2.1K 80 3
                                    

"Dia adalah ve" ucapku menelan ludah sekali

Tanpa tersadar air mata nya jatuh ketika aku menyebutkan nama itu. Mungkin kah ia merasakan sakit teramat dalam ketika aku mengatakan nya. Maafkan aku key, iya ini salah ku. Tak seharus nya kita bertemu jikalau akhir nya akan kejadian seperti ini.

"Key aku harap kamu ngerti dengan semua ini"

"Nal, mungkin ini memang bukan jalan ku untuk miliki kamu, aku sadar aku bukan seseorang yang bisa buat mu bahagia" ucapnya dengan isak tangis

"key, di luar sana masih banyak orang lain yang bisa kamu cintai. Berikan perasaan mu dengan pria yang terbaik" ucapku menggenggam tangan nya

"Tapi aku ngk bisa lupain kamu gitu aja nal"

"Key, coba lah. Apa kamu mau aku akan menjauhi kamu demi membuat mu lupa kepadaku?"

"Ngk nal, aku ngak mau :"("

"Ayolah, coba lupain semua perasaan itu. Anggap lah aku sebagai sahabat mu lagi. Kamu boleh sayang sama aku, tapi sayangi aku sebagai sahabat mu :)" ucapku masih menggenggam tangan nya

Dhike tetap menangis. Air mata nya terus menetes hingga tertetes ke lengan ku. Aku tak tega melihat ia terus menangis seperti ini.

"Kamu cantik key, kamu bisa dapetin orang lain yang lebih baik dari pada aku" ucapku lagi sambil menghapus air matanya

Ia hanya menjawab dengan senyum nya yang tersembunyi kesakitan yang teramat sakit. "Aku akan sayangi kamu sebagai sahabat nal" ucap nya tersenyum padaku. Tanpa tersadar raga ku ini refleks memeluk nya memberikan kenyamanan untuk yang terakhir kali nya. Ku elus punggung nya sebagai penenang. Kemudian ku hapus air mata nya kembali.

"Kinal!?" teriak seseorang. Suara yang ku kenal. Seketika aku menoleh ke arah suara itu. Yap dari pintu masuk. Ku lihat ve tengah berdiri di depan pintu memasang wajah tak percaya. Seketika air mata nya jatuh. Aku kaget, kenapa ve ada di sini? Bukan kah dia akan pulang sekitar jam 9 malam? Ah aku lupa mengunci pintu kamar ini sehingga sangat mudah untuk di buka.

Saat itu juga aku segera mendekati ve untuk menjelaskan semua yang terjadi. "Aku ngk nyangka sama kamu nal :"(" ucap nya menatap ku kecewa

"Ve.. Ve.. Kamu salah paham" ucapku mempercayai nya

"Sudah lah nal, aku kira janji kamu itu tulus nal, tapi ternyata tidak. Aku salah telah mempercayai kamu sepenuh nya" ucapnya menatap ku kecewa

"Ve, dengerin aku dulu" ucapku sambil menggengam tangan nya penuh harap

Seketika ia menghempaskan lengan ku. Mata nya bukan mata yang ku kenal. Rasa kecewa terpancar di bola mata nya yang indah. Tapi keindahan itu telah ku hancurkan akibat perbuatan ku sendiri. Aku berharap untuk terus membujuk nya agar ia mau mendengarkan ku.

"Sudah lah nal, aku ngk mau denger lagi" kemudian meninggalkan ku yang terpaku menatap nya

Seketika ku kejar dan ku dapati tangan nya. Namun apa yang ku dapatkan? Ia kembali menghempaskan lengan ku dan tak lama. Plakkk.... Satu tamparan melayang di pipi kiri ku. Aku kaget dan tertunduk. Ia malah pergi berlalu meninggalkan ku. Aku terpaku menatap nya pergi meninggalkan ku. Ku rasakan tamparan ini tamparan kekecewaan yang amat dalam. Aku pantas mendapatkan ini semua.

Aku pun kembali masuk ke kamar dengan wajah yang tak bisa ku jelaskan. Jejak tangan terlihat memerah di pipi kiriku. Aku duduk di pinggir ranjang dalam keadaan masih tertunduk.

"Dia ve nal?" tanya dhike

Jawabku mengangguk pelan. "Ini salah ku nal" ucap nya

"Kamu ngk salah key. Aku yang salah. Aku yang tidak bisa mengatur pertemuan ini sebelumnya dan aku hanya memikirkan penyelesaian antara kita dari pada masalah yang akan ku dapati nanti nya" ucapku menatap dhike

Not Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang