Memory - 20

1.2K 236 4
                                    

Chadi termenung dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Ia memikirkan tulisan yang Rumi buat di buku diari nya. Chadi baru membaca beberapa halaman. Namun ia sudah bisa membayangkan bagaimana hubungan antara Rumi dan Chadi Kharisma dulu.

Bila membaca halaman itu saja, Chadi tidak akan tahu bahwa mereka akan bercerai. Keduanya bisa menghadapi penolakan mama Chadi dengan baik. Malah, lebih baik dari yang Chadi perkirakan.

Jadi, apa sesungguhnya alasan perceraian pernikahan Rumi dan Chadi Kharisma?

Chadi memasuki toko buku di seberang rumah sakit. Ia mencari-cari di setiap lorong untuk menemukan Rumi.

"Chadi!" Rumi rupanya berada di sisi pojok toko buku, tak nampak dari kejauhan karena tertutupi oleh rak-rak buku besar dan lebih sepi dari lainnya.

Dengan antusias Chadi menghampiri Rumi, "Beli buku lagi?" tanyanya.

"Nggak," Rumi menggeleng, "Cuma lihat-lihat sampul buku aja," katanya.

Chadi angguk-angguk melihat buku parenting tertata apik di rak. Matanya tak sengaja jatuh pada perut Rumi yang nampak lebih berisi.

"Berat badan kamu nambah lagi ya?" tanya Chadi sambil menatap perut Rumi.

Rumi menepuk perutnya, "Iya nih," katanya, "Kenapa ya kalau orang pas bahagia makannya banyak-banyak?"

Chadi terkekeh, "Kamu aja yang doyan makan."

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" seorang pegawai bertanya saat tak sengaja melewati lorong tempat mereka berbicara.

Chadi melirik Rumi. Rumi menggeleng. "Nggak ada, Pak," balas Chadi. "Cuma mau lihat-lihat aja." Pegawai itu mengangguk dan berlalu pergi setelahnya.

"Emangnya kita kelihatan kayak butuh bantuan nyari buku ya?" tanya Rumi.

"Gerak-gerik kita kayak mau nyuri buku, kali," canda Chadi. Rumi tertawa kecil.

Ketika mereka berjalan keluar toko buku, Chadi merasa seseorang sedang mengawasi mereka dari belakang. Buru-buru Chadi mengajak Rumi segera keluar.

"Kenapa lari-lari, sih, Chad?" tanya Rumi. Kini mereka berada di pinggir jalan.

Napas Chadi tak beraturan. Ia geleng-geleng kepala, tidak mau menjawab. Chadi tak ingin Rumi tahu bahwa ia mengalami kecelakaan karena keluarganya sendiri. Dan bahwa pernikahan mereka juga rusak karena keluarga Kharisma.

Chadi punya firasat buruk mengenai ini. Ia sepertinya harus segera mencari petunjuk mengenai keluarganya sendiri. Entah artikel diinternet, di koran, jurnal mahasiswa yang meneliti perusahaan Kharisma. Semuanya.

Ia berpikir, kalau ia ingin hidup bahagia bersama Rumi, pertama-tama ia harus menguak dalang dari semua ini. Barulah ia akan memberitahu Rumi, mengajaknya untuk mengulang hidup baru dan tak melakukan kesalahan yang sama.

"Chad, kamu kan minta aku tinggal sama kamu di apartemen," Rumi mengingatkan, "Ingat nggak?"

Napas Chadi masih ngos-ngosan. Ia memang mengajak Rumi tinggal bersama lagi beberapa hari lalu. Namun tinggal bersama di apartemen, bukan rumah mereka. Chadi masih harus bolak-balik rumah sakit dan jarak antara rumah dengan rumahsakit sangatlah jauh.

Chadi menegakkan badan setelah lama berjongkok kehabisan napas, "Ya, aku ingat."

"Tapi kan apartemen kamu dikit banget perabotnya," Rumi tersenyum mencetuskan ide, "Gimana kalau sekarang kita pergi ke mall beli furniture baru?"

Chadi tak masalah dengan itu. Toh ia tak punya kerjaan setelah ini. Ia menyetujui dan mereka berjalan menuju pusat perbelanjaan bersama-sama.

"Ohya, aku udah bilangin kamu belum ya?" Rumi melipat tangan di depan dada.

Starting OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang