Hari terakhir di perkemahan banyak orang tua atau saudara yang mengunjungi masing-masing murid.
Tak semua sih, tapi membuat Ivone kesal karena Daddy nya tak datang. Ivone menatap iri teman temannya yang sedang bercengkrama dengan saudaranya.
Bahkan Arka sekarang tengah di posko penitipan barang mengambil makanan yang di titipkan disana oleh Serra.
"WOY BOCIL JANGAN NGALAMUN KERASUKAN MAMPUS LO!"
Ahh Ivone tahu suara ini milik siapa, Ivone berbalik dan benar saja sepupunya Nando ada tak jauh darinya tengah tersenyum lebar. Tangan Nando melambai seperti anak kecil.
"Kok bisa disini?" tanya Ivone saat Nando sudah berada di depannya dengan totebag ditangannya.
"Lo lupa? Semalem kan gue ada kumpul geng disini." Ivone manggut-manggut dia lupa soal itu.
"Yang lain kemana?" tanyanya saat tidak melihat cecunguk yang biasanya mengekori Nando.
"Masih pada molor, nih buat lo!" Nando menyerahkan totebag yang berisi cokelat kesukaan Ivone.
"Wahh banyak banget, makasih Nando." ucap Ivone tulus mereka duduk di tikar depan tenda Ivone.
"Lo suka? Bagus deh."
"Suka banget!" Ivone melahap semua cokelat ditangannya, Nando terkekeh geli lihatlah Ivone makan cokelat bekasnya belepotan kemana-mana tak salah dia menyematkan kata bocil untuk Ivone.
"Astaga, Punya tisu basah gak?"
"Didalam tas yang resleting kecil." Nando mengangguk masuk ke tenda mengambil tisu basah untuk Ivone.
Arvin dan Mark datang dan duduk disamping Ivone. "Wah pesta cokelat?" tangan Arvin hendak mengambil cokelat tapi ditepis Ivone.
"Punya Ivo! Gak boleh!"
"Pelit lo satu doang elah." Mark sudah membuka bungkus Cokelat dan melahapnya membuat mata Ivo berkaca-kaca siap menangis.
Arvin menghitung dalam hati. "Satu... Dua... Ti"
"HUWAA NANDOO!" benar saja belum hitungan ke tiga Ivone menangis, tapi tunggu Nando? Siapa dia pikir Arvin.
Mark kelabakan "Eh diem ini gue balikin." bukannya mereda tangisan Ivone malah lebih keras memanggil Nando.
Nando keluar dari tenda cepat cepat saat mendengar tangisan Ivone hingga terdengar suara grusak-grusuk.
"Kenapa kenapa?" tanyanya linglung dengan sebungkus tissue basah ditangannya.
Dia duduk dihadapan gadis itu dan memeluknya, menghiraukan dua cowok yang menatapnya melongo.
Ivone membalas pelukan Nando dengan tidak tahu malunya dia mengelap ingus di kemeja putih yang Nando pakai sehingga membuat kemeja itu kotor karena bekas cokelat milik Ivone tadi.
Nando membiarkan saja, sudah biasa. Kalau begini ujungnya kenapa dia tadi repot-repot cari tissue basah. Pemandangan itu disaksikan sebagian besar siswa SMA pelita termasuk Theo dan Arka.
Ivone menjauhkan kepala menatap miris kemeja Nando yang sudah bernoda cokelat, Dia menunduk merasa bersalah. "Pakaian Nando kotor karena Ivo."
Nando mengangkat dagu Ivone agar tidak menunduk. "Gapapa."
Meskipun begitu Ivone merampas tissue basah dari tangan Nando dan mulai membersihkan noda.
"Mereka ambil cokelat Ivo!" ucap Ivone dengan suara lirih seakan mengadu. Nando baru sadar ada 2 cowok yang ada disekitarnya.
"Mau mati lo berdua?" sengit Nando.
"Sorry gak bermaksud gue tadi." sesal Mark meringis dia tahu Nando siapa yang ada didepannya sekarang, Mark menyenggol lengan Arvin kesal karena diam saja sedari tadi padahal dia yang mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVONE
Teen FictionJustru hidup yang tenang adem ayem biasa aja bikin bosen, monoton. Tapi Ivone juga gamau mikir yanh berat berat, jadi mending mikirin Arka aja. Cowok keren dengan seribu pesonanya, siapa yang gak kenal Arka si ketua basket juga aktif sosmed pengikut...