Arvone part 5

246 14 10
                                    

SEMANGAT -!
sekali-kali ngeluh capek
gapapa.
TAPI JANGAN PERNAH MENYERAH KAWAN

°°°°

Pagi berikut nya adalah hari yang amat tidak disukai Ivone juga mungkin sebagian orang, hari Senin. hari Minggu ke hari Senin sangat dekat bagai nadi, sedangkan senin ke minggu jauh bagaikan bumi dan langit.

Hari senin seperti biasa, sekolah SMA PELITA mengadakan upacara rutin. Ivone biasanya sudah nangkring di atas brankar UKS disekolahnya dulu ditemani Dissa. tapi sekarang tak bisa lagi, tingkah lakunya telah diawasi Arka yang bisa saja melaporkan ke Jason. Huh menyebalkan.

Matahari tampak terik pagi ini, keringat mulai muncul di pelipis Ivone, dia hanya berharap semoga kepala sekolah yang sedang memberi amanat bisa menyudahi arahannya.

"Panas banget gilak." keluh Sania yang berada di samping kiri Ivone. gadis itu menunduk menghalau sinar matahari, tangannya mengipasi wajahnya yang tampak memerah.

Ivone terkekeh tak menanggapi lebih lanjut. dia melirik Rissa yang masih berdiri tegak dengan sikap istirahat yang sempurna tidak mengeluh seperti Sania, tak heran pernah Rissa berkata dia merupakan mantan pasukan Paskibra sewaktu kelas 10 dan 11.

'Kalo liat dari samping gini makin mirip Dissa ih!
Apa mereka kembar? namanya aja hampir mirip gitu.'  Batin Ivone menebak.

Rissa menoleh menatap Ivone yang sedari tadi memperhatikan dirinya. "Kenapa?"

Ivone menggeleng "gapapa." kembali menghadap kedepan. Rissa masih menatapnya bingung lalu dia biarkan saja.

'kalo beneran kembar Disaa jahat ih gak pernah bilang ke Ivo."

***

"Woi CUPU!" Teriak seseorang dari belakang Ivone. Ivone terus berjalan tak merasa dirinya terpanggil.

"Udah cupu budeg lagi." umpatnya berjalan cepat mendekati Ivone. Merangkul bahu gadis berkepang dua itu.

"Lepas!" sentak Ivone tiba-tiba Membuat Dinda kaget.

"Woho ngagetin lo, gue  jantungan kan ga lucu." tangan Dinda perlahan turun dari pundak Ivone.

"Masih inget gue kan?" tanyanya pongah mengibaskan rambutnya ke belakang

"Penting banget ya buat Ivo inget sama lo." ucap Ivone pergi dari sana sedangkan Dinda hampir saja menjatuhkan rahangnya.

Ivone tak menggubris panggilan dan umpatan yang ditujukan untuknya. dia harus sampai ke kelas sebelum guru datang, tadi setelah upacara dia ke toilet terlebih dahulu. Arka sudah menawarkan untuk mengantar tapi Ivone tidak mau.

Sesampainya dikelas beruntung guru belum masuk dia menghampiri meja Arka, meminta Arvin untuk pindah ke bangku milik Ivone yang diterima dengan senang hati. Sekalian pdkt sama Sania.

Ivone menumpuk kedua tangannya diatas meja dan menjatuhkan kepalanya. menidurkan kepalanya  mengadap Arka.

"Kenapa?" tanya Arka, tangannya menghalau rambut Ivone yang berjatuhan menutupi sebagian wajah gadis itu.

"Capek banget, tadi upacaranya lama ih!" rengek nya menghentakkan kedua kakinya diatas meja.

Arka ikut menidurkan kepalanya mengelus kening Ivone yang berkerut kesal, membuat para siswi yang melihatnya menjerit tertahan. Sweet banget!

"Mau minum?" Ivone menggeleng tidak mau.

"Mau tidur aja."

"Mau ke uks? Jam pertama sampe istirahat jamkos karena gurunya cuti lahiran."

ARVONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang