Hari ini Ivone dan kedua sahabatnya berbelanja di salah satu mall Jakarta. Ah tidak hanya mereka ada Arka dan kawan-kawan yang berdiri dibelakang para gadis. Merangkap jadi bodyguard.
Rencananya Ivone hanya akan keluar bertiga tapi Arka bersikeras keras ingin ikut.
"Kalo gue ga ikut, lo gausah pergi!" tekan Arka bersedekap dada menatap Ivone yang tengah duduk dimeja rias yang ada dikamar.
"Tapi ini cewek semua tauk." kilah Ivone berharap Arka tidak jadi ikut.
Arka terdiam keningnya mengerut berpikir sejenak. "Gue ajak temen temen."
"Tapi ka-" belum sempat Ivone melanjutkan perkataannya, Arka lebih dulu menyela.
"Yaudah lo ga usah ke mall!"
Ivone gelagapan lebih baik dia mengiyakan dari pada tidak jadi berbelanja untuk camping yang akan dilangsungkan 2 hari lagi.
Dan disinilah mereka bertuju berkeliling membeli baju tebal mengingat tempat camping yang dipilih di puncak Bandung pasti dingin.
Mereka mencar memilih barang yang akan di beli. Ivone mengambil jaket hitam dengan gambar mahkota ukurannya cukup besar dia menempelkan jaket pada tubuh Arka. "Ini cocok buat kamu, bagus gak?"
"Hm bagus." tidak terlalu buruk, itu yang ada di pikiran Arka.
Bibir Ivo melengkung ke bawah "Ivo juga pengen."
"Yaudah beli."
Ivone tersenyum senang. "Kita couple-an?!"
"Iya."
Mata Ivone mengamati jajaran jaket tadi tapi ukurannya besar semua. "Tapi ga ada yang kecil."
"Makanya punya badan gedein dikit."
Ivone melotot tak terima "ini tuh ideal tauk! Kek gital Spanyol."
Arka menatap Ivone dari atas ke bawah tengah seakan menilai "gitar spanyol kagak. Kek ukulele iya." ucapnya lirih
"Apa kau cakap?!"
Arka terkekeh "stt jangan berisik kita ke kasir tanyain ada yang ukuran anak sd nggak." Arka merangkul bahu Ivone yang sudah mencak mencak. Bisa bisanya dia disamakan anak sd.
"Permisi mbak,"
"Iya mas?"
Ivone menye menye "iyi mis?" tirunya lirih.
Arka mengangkat jaket hitam tadi. " Jaket ini ada yang ukuran L?"
"Ada mas, bisa mas tanya ke orang yang disebelah sana." tunjuk mbak mbak kasir.
"Ok makasih."
Beruntung Ivone karena ukuran L untuk jaket itu hanya tersisa satu. Ivone sedari tadi tidak bisa diam karena kesal dia menjambak rambut Arka yang sedikit panjang.
"Akh.. apa sih?" Arka berbalik menunduk menatap Ivone
"Mbak mbaknya liatin kamu terus." saat ini mereka sedang membayar belanja merka, lebih banyak punya Ivone sih. Arka hanya jaket hitam tadi saja.
"Biarin aja namanya juga punya mata."
"Nyebelin."
Selesai belanja mereka semua langsung pamit pulang. Sebenarnya Ivone mengajak Arka untuk keliling-keliling dulu seperti ke taman atau dipasar malam tapi Arka tidak mau. Angin malam tidak bagus untuk kesehatan apalagi sekarang dia menggunakan motor.
***
Jam istirahat berakhir 15 menit lagi. Ivone dan teman-temannya sedang menikmati seblak yang katanya makanan kesukaan wanita. Ivo saranin kalo lagi pdkt sama cewek bawain seblak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVONE
Teen FictionJustru hidup yang tenang adem ayem biasa aja bikin bosen, monoton. Tapi Ivone juga gamau mikir yanh berat berat, jadi mending mikirin Arka aja. Cowok keren dengan seribu pesonanya, siapa yang gak kenal Arka si ketua basket juga aktif sosmed pengikut...