Arvone part 9

19 3 0
                                    

PERNAH NGERASA JADI
BEBAN GA?

Argh!

-
-

Hari dilaksanakan camping tiba, Saat ini mereka sedang mendirikan tenda bersama kelompoknya masing-masing.

Setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Ivone dan kedua sahabatnya satu kelompok dengan satu orang lagi, Tasya.

Ivone yang tidak tahu harus berbuat apa hanya memegang patok memperhatikan Rissa yang sedang menanam patok. Diantara mereka hanya Ivone yang tidak tahu cara mendirikan tenda.

Ivone berusaha mempraktekkan apa yang dilihatnya. Tapi patoknya tak cukup kuat Tasya yang melihatnya membantu.

"Finish!" pekik Sania berkacak pinggang menatap hasil karya mereka mendirikan tenda.

"Ayo masuk." ajak Rissa mengambil tas ranselnya dan memasuki tenda diikuti 3 orang lainnya.

mereka menata tempat tidurnya nanti malam. Rissa memilih tidur paling pinggir sebelah kanan disampingnya Ivone terus Sania dan Tasya di pojok kiri.

Tasya tahu diri dia tidak begitu dekat dengan mereka. Tasya si  anak pintar yang pendiam di kelas.

"Anter gue ke toilet yuk!" ucap Sania, yang di balas gelengan dari kedua sahabatnya.

"Capek ah gue mo tidur bay!" Rissa menidurkan tubuhnya dengan lengan menutup matanya.

"Kalo Ivo mager,"

Sania merenggut. "Ahh ayo dong!"

"Sama gue yuk, gue juga mau ke toilet." ucap Tasya yang dibalas anggukan cepat Sania.

"Ayok, kita tinggalin ini dua human mageran!" Sania menarik tangan Tasya keluar tenda menuju Toilet umum yang sudah memang disediakan.

Tak memperdulikan sindiran Sania Ivone membuka ponselnya mematikan mode data dan mengaktifkan data seluler.

Sayang, karena lokasi camping di puncak membuat sinyal minim. Ivone berdecak melambaikan tangannya berharap sinyal tersangkut. "Aish ko ga ada sinyal sih!"

Rissa menurunkan lengannya mendengar gerutuan Ivone. "Ga ada lah kan ini kita di puncak, gimana sih."

Ivone merenggut "jadi ga bisa buka sosmed dong!"

Sania sudah keluar dari kamar mandi, dia sedang menunggu Tasya saja.

Ceklek

"Udah?" tanya Sania. Tasya mengangguk sebagai jawaban

"udah nih, ayok balik tenda."

Karena asik berjalan menatap sekitar yang dipenuhi tanaman besar, Sania tidak memperhatikan jalannya hingga tanpa sengaja dia menabrak dada bidang seseorang.

Wangi maskulin memasuki rongga hidung Sania mendongak menatap wajah titisan dewa membuat dia tercengang.

Orang itu memundurkan tubuhnya membuat Sania tersadar "Ahh sorry."

Cowok itu mengangguk dan kembali berjalan seakan-akan kejadian tadi tidak pernah terjadi. Mata sania masih menatap cowok itu hingga benar benar hilang di persimpangan jalan setapak.

Tasya berinisiatif menyadarkan Sania. "Lo gak papa?"

"Gapapa, sumpah Cowok itu ganteng banget." tanpa sadar Sania meremas lengan Tasya.

"Iya ganteng, lepasin tangan gue kali."

"Ahh iya sorry, ayo balik!"

Cowok yang di tabrak Sania tadi memasuki Villa milik Mommynya. Villa minimalis dengan ukiran kayu cantik di setiap dinding.

ARVONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang