Mohon Bantuannya

4 2 0
                                    

*Ding dong
Bel rumah kami berbunyi dan saat kubuka pintunya nampak Eimi san yang sedang membawa kardus. Sepertinya itu adalah kardus yang berisi barang barangku sewaktu kecil.
"Fufu, Izumi kun. Kamu nampak imut loh di foto ini."
Yang sedang dipegang Eimi san adalah foto aku saat masih SD. Jujur saja, itu adalah foto yang memalukanku. Kenapa? Karena saat itu aku sedang ngambek sambil menggembungkan pipiku.
"Tidak heran Harumi jatuh hati. Hey, mau pergi malam ini?"
"Haha, candaanmu sungguh buruk Eimi san. Yah jika itu aku yang belum menjadi tunangan aku pasti sudah menerimanya."
"Apa kamu benar sudah mencintainya?"
"Eh? Itu..."
Saat aku memikirkan perkataan Eimi san, mungkin ada benarnya. Apa aku sudah mencintai Haru chan? Apa aku benar benar mencintainya? Itu masih abu abu dalam pikiranku.
Sembari memikirkan itu, hawa membunuh datang dari belakang tubuhku. Saat aku berbalik, aku melihat Haru chan yang sedang mengintip dibalik dinding.
"Izu Baka... Baka Izumi Bakaa."

[Sudut pandang Akane Harumi]
Kenapa dia harus malu malu didepan ibu? Apa dia menyukai perempuan yang lebih tua? Tidak tidak mungkin kan. Tidak... Mungkin...
Tanpa sadar, air mataku menetes. Sedikit demi sedikit dan mulai membasahi mataku. Aku bertanya tanya apa ini yang disebut patah hati? Apa ini rasanya cemburu? Entahlah, apapun itu sebaiknya aku segera keringkan sebelum orang lain melihatnya.

[Sudut pandang Shuji Izumi]
Aku mencari Haru chan di seluruh rumah namun tidak kutemukan. Namun ada yang kusadari dari perilaku sebelumnya, dia langsung berbalik setelah aku melihat kearah nya dan matanya. Tch, sebaiknya kutemukan dulu.
*gubrak
Saat aku berlari kesana kemari, tanpa sadar aku terpeleset. Entah karena aku ceroboh atau lantainya memang sedikit basah. Tapi sepertinya kecemasanku jadi nyata nih. Aku terpeleset oleh tetesan air dan menuju ke kamar mandi. Saat aku menghampiri nya, disitulah aku bertemu Haru chan.
"Haru..."
Aku diabaikan olehnya. Bahkan dia tidak menoleh kearahku dan hanya berjalan masuk ke kamar. Namun matanya sedikit merah dan bengkak. Itu artinya dia habis menangis kan?

[Sudut pandang Akane Harumi]
Aku mengabaikannya. Aku mengabaikan Izu kun. Apakah tidak apa apa?
"Oh Harumi. Bisakah kamu membantuku disini?"
Suara familiar yang biasa kudengar sehari hari. Benar, itulah suara ibuku.
"Ayo kesini Harumi. Apa kamu tidak ingin melihat foto Izumi kun disini?"
"Fo-foto Izu kun?"
"Eh... Izu kun? Heeeh, jadi kalian sudah pakai nama panggilan nih?"
"Ya-yah begitulah."
"Hmm... Ada apa Harumi? Kamu tampak seperti..."
"Ngga, ngga ada apa apa kok."
"Biar kutebak, apa kamu cemburu saat melihatku bicara dengan Izumi kun?"
"Seperti biasa kamu itu cenayang kan."
"Hahaha, tsukkomi yang bagus Harumi. Jadi kenapa kamu bisa cemburu begitu?"
"Ya-yah kamu tau, Izu kun tampak malu malu saat bersamamu. Entah kenapa, itu sedikit menganggu."
"Pffttt... Buahahaha, kamu cemburu karena itu? Harumi kamu ini polos sekali ya."
"Ta-tapi kan ngga salah aku mengira begitu?"
"Iya iya ngga salah, tapi bukankah kamu terkesan tidak mempercayai Izumi kun?"

Tanpa kusadari, aku hanya mengatakan aku mencintainya. Namun aku tidak membuktikan nya dengan benar. Bahkan mempercayainya saja aku tidak bisa.
"Sudahlah cepat buka pintu itu dan cek ada apa dibaliknya?"
"Hah? Apa maksud...?"
Dibalik pintu itu, terdapat Izu kun yang sedang duduk seiza sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu mendengar semuanya Izu kun?"
"Be-benar, dan maaf Haru chan. Maaf aku tidak memperhatikan perasaanmu. Maaf aku membuatmu bersedih. Maaf membuatmu kecewa Haru chan."
Aku ikut duduk seiza sambil mengangkat kepala Izu kun.
"Kalau begitu aku juga harus mengatakan nya. Maaf membuatmu khawatir. Maaf membuatmu terluka dan..."
"Dan?"
"Terimakasih permintaan maafmu itu sungguh berharga."

[Sudut pandang Shuji Izumi]
Aku terkejut mendengar kata Terimakasih dari Haru chan. Rasa bersalahku yang menumpuk menghilang dan yang muncul adalah rasa lega. Jadi ini yang dikatakan bahwa manusia lebih menyukai kata terimakasih daripada kata maaf.
"Te-terimakasih juga atas permintaan maafmu Haru chan. Aku mungkin akan sering melakukan kesalahan seperti ini. Aku juga masih amatiran tentang hal romantis. Jadi mohon bantuannya ya Haru chan."
"Ti-tidak, aku juga masih amatiran dalam hal ini. Mohon bantuannya juga ya Izu kun."
Disaat kami berbaikan, Eimi san memotong sambil mengatakan.
"Baik sebelum aku iri dengki disini, alangkah baiknya kita semua merapikan barang barang kalian."
"Baikkk."

Ket : Tsukkomi bisa dibilang orang yang membenarkan atau meluruskan dengan cara menanggapi seseorang yang mengatakan sesuatu di mana hal yang orang tersebut katakan tidak masuk akal atau terdengar nyeleneh.

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang