Kencan Pertama

3 1 0
                                    

Meskipun ini pertama kalinya aku berkencan. Namun apakah normal berkencan di tempat yang penuh dengan orang berdesakkan memperebutkan diskon.
"Uwahh, ramai sekali ya."
"I-iya, kalau begini sebaiknya."
Aku mencoba pergi pulang, namun sayangnya tanganku langsung ditarik oleh Haru chan
"Mouu, mau kemana? Ayo kita kesana juga."
"Eh, seriusan?"
Haru chan berlari sambil menarik tanganku. Kami berdesakan dengan orang asing. Semakin dalam kami masuk, semakin sesak rasanya. Pegangan tangan Haru chan juga mulai melemah. Aku merasa kita bisa terpisah kapan saja saat tangan kami terlepas.
"Sial, kalau sudah begini..."
Aku memegang erat tangan Haru chan dan mulai berlari didepan nya. Aku memegangnya sekuat tenaga supaya kami tidak terpisah. Akhirnya kami berhasil masuk ke mall.
"Fuhh... Kamu baik baik saja Haru chan?"
"Ehehehe, Izu kun menarikku. Ia memegang erat tanganku ehehee."
Maaf Haru chan, jika kamu membuat senyum nakal seperti itu aku agak ketakutan.
"Mau mampir ke cafe dulu?
"Ehehehe..."
"Oiii Haru chan. Cepat sadarlah."
"Ah iya, maaf Izu kun."
"Jadi gimana? Mau mampir ke cafe dulu?"
"Hmm, boleh."
Akhirnya kami pergi ke cafe terdekat dengan kami. Disana kami minum secangkir kopi dan makan sepotong spons cake.
"Haru chan, setelah ini apa yang akan kita lakukan?"
"Sudah jelas dong, waktunya pemilihan baju untuk Izu kun."
(Keugh, ia masih mengingatnya ya)
"O-oh, oke. Namun ada yang ingin kutanyakan padamu."
"Tentang apa?"
Aku menyeruput kopiku sejenak.
"Bukankah pasangan biasanya merayakan hari jadinya per bulan? Apakah kita akan menjadi yang pertama merayakannya tiap minggu?"
"Ara~, aku bahkan tidak kepikiran begitu. Tapi kalau begitu baiklah kalau kamu maunya merayakan setiap minggu."
"Eh bukan begitu maksud..."
"Ahh, ayo kita mulai berbelanja matahari sudah mulai menuju senja."
Oi, kamu sengaja kan untuk menghindari pertanyaanku? Apa akhirnya kami akan merayakan hari jadi kami setiap minggu?

Setelah kami keluar dari cafe yang tenang. Kami pergi ke lantai 2 yang berisikan toko toko yang menjual pakaian dan alat alat kosmetik.
"Haru chan, karena sudah disini apa kamu tidak ingin melihat kosmetik yang sedang populer?"
"Hmm? Aku tidak pernah memakai kosmetik sama sekali loh."
"Eh, kamu bercanda kan?"
"Tidak, ini sungguhan tau. Wajahku, kulitku, tubuhku itu alami dari awalnya."
Apakah ini yang disebut ketidakadilan gen? Aku yakin perempuan diluar sana yang mendengar perkataannya tadi tidak akan percaya.
"Ba-bagaimana kalau kamu mencobanya?... Namun sebaiknya tidak deh."
"Kenapa begitu?"
"Ya-yah kudengar jika kulit seseorang tidak cocok dengan kosmetik yang dipakai justru menimbulkan dampak buruk bagi kulit kita. Ka-karena kamu sudah begitu, kupikir tidak perlu lagi memakai nya."
"Begitu?"
"Yah begitu, maksudku. Ka-kamu sudah terlihat cantik dan imut jadi untuk apa memakainya lagi?"
"Oo-oh i-itu maksudnya."
Kami berdua saling memalingkan wajah malu. Kenapa aku bisa mengatakan itu? Aku sendiri juga tidak tau jawabannya.
"A-ano, ayo kita berjalan ke toko baju di sana."
"I-iya ide bagus."
Tiba tiba Haru chan memberikan tangannya.
"Kali ini kita akan berjalan berdampingan oke?"
"Ba-baiklah kalau itu maumu."

Aku memegang tangan Haru chan dan kami mulai berjalan berdampingan layaknya pasangan asli. Namun ada yang kusesali disini. Aku dapat merasakan rasa iri dan dengki laki-laki lain yang melihat kami seperti ini.
Akhirnya kami sampai di toko baju pertama. Aku tidak keberatan mencoba beberapa set baju namun...
"Nee Izu kun coba yang ini. Ah yang ini juga dan disana juga."
"Emm, etto Haru chan."
"Ada apa?"
"Bukankah lebih baik kita mencoba salah satu saja lalu membeli nya?"
"Awalnya aku juga menginginkan seperti itu, namun setelah melihat baju baju disini, aku ingin melihat Izu kun memakai semuanya."
Oi oi, jika seperti itu kemungkinan kita akan disuruh membayar semuanya loh. Petugas bahkan memperhatikan kami sejak tadi.
"Baiklah, silahkan pilihlah sesuka hatimu namun jangan lebih dari 3 set ya."
"Eeehhh, itu terlalu sedikitt."
Kumohon jangan membuat wajah sedih seperti itu.
"Ba-baiklah 4 set deh."
"Fufufu oke siap Izu kun."

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang