Ayah Mertua

2 0 0
                                    

[Sudut pandang Shuji Izumi]
Sudah sebulan aku dan Haru chan bertunangan. Biasanya ia akan mengajakku kencan atau sebagainya, namun hari ini dia terlihat panik dan kebingungan.
"Anoo, ada apa Haru chan? Hari ini kamu terlihat gelisah."
"A-ayah ku akan datang kesini hari ini."
"Eh? Memang ada masalah kah jika dia datang?"
"Entahlah, namun yang kutau dia adalah orang yang tegas. Ada kemungkinan jika kamu harus melawannya."
Hah? Melawan Direktur polisi nasional Jepang? Kemungkinan menang sudah jelas nihil bukan?
"Maaf ya Izu kun. Kamu jadi terkena masalah karena aku."
"Tidak. Sungguh tidak apa apa Haru chan. Aku akan melakukannya. Yah, aku akan berusaha menang."
"Izu kun..."
Haru chan mulai mendekatkan wajahnya kearahku. Aku dapat melihat jelas wajahnya yang begitu cantik dengan pipinya yang memerah dan aku dapat melihat sedikit celah di dadanya.
(I-ini ciuman kan. Event ciuman.)
Bibirnya terus semakin dekat denganku dan mulai membuka sedikit. Aku hanya bisa diam membatu dengan mulut yang terbuka sedikit juga.
Mulut kami semakin dekat. Jarak yang tersisa kurang dari 50cm.
*ding dong
Bel rumah dibunyikan. Aku langsung buru buru membuka pintu sambil mencoba kabur dari Haru chan.
"Baka... Izumi bakaa..."
Aku menghiraukan nya dan membuka pintu masuk. Disana ada Eimi san dan pria dewasa berkacamata dengan jas hitam.
"Selamat siang Izumi kun."
"Selamat..."
Tiba tiba pria dewasa itu memukul perutku dengan keras. Jika aku hanya bermalas malasan saat dulu pasti aku langsung hancur. Meskipun serangannya mengenai telak ke perutku, aku sempat memberi pukulan balasan meskipun sia sia.
"Oi Anata apa yang kamu lakukan? Jika Harumi melihatnya habislah sudah."
"Tenanglah Ei chan. Aku hanya mengetesnya."
"Tes?"
Aku mencoba bangun meskipun masih terasa sakitnya. Orang itu gorilla ya?
"Aku, Akane Hiromichi selaku ayah dari Akane Harumi. Mengakuimu sebagai menantu."
"Hahhh?"
Tiba tiba Eimi san memukul kepala pria itu dari belakang. Pria itu terlihat kesakitan dan panik saat melihat kemarahan Eimi san. Jadi ini yang disebut suami takut istri ya.
"Ayah?"
"Ahh, Harumii. Sudah lama ya."
"Oi bajingan apa yang kamu lakukan pada Izu kun ku?"
"Eh? Harumi?"
"Kamu memukulnya kan brengsek."
Tuhan semoga engkau maafkan dosa Haru chan yang memanggil ayahnya brengsek dan bajingan.
"Te-tenanglah Haru chan. Aku tidak apa apa, lihat?"
"Jadi tadi kamu kenapa kenapa kan?"
"Eh? Aku tidak akan menyangkal sih."
Haru chan pergi kearah dapur dan mulai terdengar suara pisau yang sedang diasah. Eimi san pun langsung mengikuti nya.
"Hei nak, sepertinya kamu akan bernasib sama denganku nih."
"Haha, mungkin saja."
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itu adalah ungkapan yang menggambarkan Haru chan dan Eimi san.

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang