Selanjutnya?

4 1 0
                                    

Awalnya sih sudah kubilang 4 set pakaian saja. Namun kenapa dia membawakan satu keranjang penuh?
"A-apa aku harus memakai ini semua Haru chan?"
*tersenyum*
Senyumannya itu... Mana mungkin aku bisa menolaknya. Sepertinya memang benar aku alergi terhadap fashionable.

*dua jam kemudian
Setelah berganti pakaian sebanyak 10 kali, akhirnya berakhir juga. Tetapi, kenapa Haru chan tampan bingung.
"Haru chan, ada apa? Apa ada yang salah?"
"Aku jadi bingung yang mana harus kubeli. Semua tampak keren saat dikenakan olehmu Izu kun."
Tunggu, jangan jangan dia akan...
"Kalau begitu beli semua aja sekalian."
"JANGAN!"
"Ha? Kenapa? Bukankah semua cocok untukmu?"
"I-iya, eh entahlah aku tidak tau. Namun jika kamu membeli semua maka keuangan kita..."
Haru chan mengeluarkan ATM hitam. Aku yakin itu punya orang tuanya.
"Tetap jangan Haru chan, aku bukanlah orang yang menghamburkan uang hanya untuk hal seperti ini."
"Begitu ya..."
Dia menundukkan kepala dengan ekspresi cemberut. Aku selalu dikalahkan oleh ekspresi nya ini, namun ini tetap tidak benar.
"Bukankah menggunakan uang secara bijak termasuk pelajaran berharga bagi seorang i-istri?"
Setelah aku mengatakan itu, Haru chan mulai mengangkat kepalanya. Matanya tampak bersinar kembali.
"Kalau begitu kita beli yang paling cocok saja oke?"
"Kalau begitu aku setuju."
Aku mengambil hoodie hitam, syal dan sarung tangan. Kenapa? Jujur saja aku lebih memilih mempersiapkan pakaian untuk musim dingin nanti dibanding sekarang.
"Terimakasih telah berbelanja."

[Sudut pandang Akane Harumi]
Dia bahkan tidak mengambil kaos ataupun kemeja di keranjang tadi. Selain itu, semua yang dibelinya khusus untuk musim dingin. Ia benar benar mengangumkan. Tetapi dengan ini kencannya berakhir yah.
"Ada apa Haru chan?"
"Eh, tidak ada apa apa."
"Hmm, entah kenapa aku merasakan sedikit kesedihan tadi. Apa hanya perasaanku ya?"
"Ahaha, iya mungkin hanya perasaanmu."
Apa-apaan tadi? Izu kun sangat peka? Aku bahkan tidak berekspresi sedikitpun.
"Yah selanjutnya kita akan kemana ya?"
"Selanjutnya?"
Aku tampak bingung mendengar kata selanjutnya. Padahal kan hari sudah menjelang malam. Tidak mungkin bagi kita melanjutkan kencannya kan.
"Maksudku minggu depan, apa kamu tidak akan merayakan nya lagi?"
"Eh?"
Dia benar benar mengira aku akan merayakannya minggu. Jadi, Izu kun bisa jadi polos juga ya.
"Iya, dan minggu selanjutnya dan selanjutnya."

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang