Jam Makan Siang

3 1 0
                                    


Setelah perpindahan tempat duduk yang mendadak, kelas dilanjutkan dengan pelajaran. Tak terasa sudah begitu lama belajar, bell makan siang berbunyi.
*kringg
"Baiklah cukup sampai disini bapak mengajar nya."
Setelah pak guru Azami keluar dari kelas, seluruh siswa mengobrol dengan teman dekat mereka. Yah ada juga beberapa yang memperhatikanku dan Haru chan.
"Oi Izumi."
Yuuta memanggil namaku dan menunjuk keatas yang mengkodekan 'atap'. Itulah tempat makan siangku bersama pasangan tolol sehari harinya. Tapi...
"Izumi, bawa Harumi chan juga."
Kelas yang tadinya berisik seketika hening mendengar ucapan Chisato. Ya, aku juga terkejut bagaimana pembunuhan terhadap diriku ini dilakukan semudah itu.
[Oi oi, apa itu benar Shuji dan Akane?]
[Apa akhirnya putri salju kita punya pasangan?]
Gosip tentang kami mulai menyebar. Para siswa juga sering menatapku dengan tajam. Tiba tiba datang suara bisikan dari belakangku.
"Ti-tidak perlu Izu kun. Jika aku ikut nanti akan menyebabkan masalah kan."
Saat aku berbalik, Haru chan menundukkan kepala dan memalingkan wajah. Memang benar jika ia ikut aku akan terkena masalah. Namun, selama satu semester ini dia tidak memiliki cukup banyak teman. Aku juga sering melihat nya makan sendirian di kelas.
Memikirkan hal itu membuatku sedikit sedih. Jadi kuputuskan membawanya.
"Tidak apa apa, ayo kita ke atap."
"Eh?"
Aku mengambil tangan Haru chan dan berlari ke atap.
(Yah tidak apa apa kan sedikit egois.)

"Kalian cukup lama ya."
"Ooow, Izumi sudah mulai pemberani ya."
Diatap, kami melihat pasangan tolol sedang bersiap makan dan akan melakukan event suap suapan.
"Aku melakukan ini akibat perbuatan kalian sialan."
Tentu saja, aku melakukan ini akibat perbuatan mereka. Namun, sepertinya dalam diriku cukup menyukai nya.
"Ara, tapi sepertinya yang dibelakangmu tidak keberatan tuh."
"Hehehe."
Aku melihat ke belakang dan menemukan Haru chan sedang tersenyum nakal. Entah apa yang dia pikirkan.

Aku memutuskan mengabaikannya dan membuka kotak bento yang sudah kusiapkan. Disana ada nasi dengan sedikit kuah miso sup, tamagoyaki, sosis dan ikan.
"Yuu kun. Aaaaa."
"Aaaammm. Terimakasih Chi chan."
"Fufufu. Giliranku yah."
"Silahkan Aaaaa."
"Aaammm."
Seperti biasa, langsung tancap gas pasangan tolol kita tidak ada lawannya. Aku sudah setiap hari melihat moment ini jadi terbiasa. Namun sepertinya Haru chan harus menyesuaikan diri ya.
"Oh? Ada apa Akane san? Apa kamu tidak makan juga?" (Yuuta)
"Heee, jangan jangan kamu ingin seperti kami juga ya?" (Chisato)
"Yah, kamu bisa memintanya sama Izumi. Lagipula kalian kan sudah tunangan kenapa harus malu malu lagi?" (Yuuta)
Ucapanmu ada benarnya, cuma ada yang unik dari pertunangan kami jadi itu cukup sulit oke.
"Aaaa... Aku ti-tidak keberatan sih." (Harumi)
"Eh? Tu-tunggu sebentar, bagaimana jika ada yang lihat?" (Izumi)
"Kamu meremehkanku Izumi. Aku sudah mengunci pintu ke atap loh." (Yuuta)
"Yup dan aku sudah membawa smartphone ku untuk mengabadikan moment ini." (Chisato)
Langsung skakmat ya. Yasudah lakukan saja.
"Bu-buka mulutmu Haru chan."
"Aa.. Aaaa."
Aku memasukkan sumpitku ke dalam mulut indah Haru chan.

"Si-silahkan Izu kun."
"Ba-baik. Se-selamat makan."
Sebaliknya, Haru chan berhasil memasukkan sumpitnya ke mulutku walau agak bergemetar.
"Silahkan makan sendiri sekarang." (Yuuta)
"Iya, kami akan melakukannya. Tinggal makan doang kan." (Izumi)
Aku langsung menyantap masakanku dengan lahap. Saat kulihat kearah Haru chan, dia baru akan mengambil suapan keduanya.
"Ada apa Haru chan? Apa kamu tidak suka?"
"Ah, ti-tidak, suka kok Izu kun."
Dia memasukkan sumpitnya ke mulutnya. Melihat itu aku sadar, bukankah ini disebut ciuman tak langsung ya?.
"Akhirnya kamu mengerti Izumi."
"Brengsek kau Yuuta."
"Ya ya sudahlah, ayo lanjut makan."
Bagaimana aku bisa makan dengan tenang sekaranggg?

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang