Perempuan Itu Mengerikan.

4 1 0
                                    

(Pagi hari)
"Nee Izu kun. Bangunlah kita akan telat loh."
Aku pura pura tidur dan berharap Haru chan segera pergi dari atasku. Dia seakan akan memaksaku untuk bangun padahal masih 06:00 AM.
"Jika tidak bangun, ku-kucium loh."

• • •

"Eh? Tidak bangun juga. Be-beneran kucium ya."
Saat bibir Haru chan mendekat disitulah aku memutuskan untuk bangun. Rasanya jantungku mau berhenti berdetak. Sial ini agak aneh, tidak biasanya dia seperti ini.
"Haru chan, ada apa? Apa kamu baik baik saja?"
"Eh? Ti-tidak apa apa kok. Aku baik baik saja."
"Beneran? Apa kamu sakit?"
Aku mendekatkan keningku dekat Haru chan. Saat aku menyentuh keningnya, aku tidak merasakan adanya tanda tanda demam. Tapi kok semakin lama semakin panas.
"Ha-haru chan apa kamu benar baik baik saja?"
"I-iya."
Haru chan langsung mundur. Saat aku melihat wajahnya, merah seperti apel. Manisnya...

Kami keluar kamar dan melihat Airi chan sedang menyiapkan makanan.
"Hari ini menunya pasta ya. Makanlah dengan perlahan." (Airi)
"Terimakasih Airi chan, maaf aku tidak membantu." (Izumi)
"Tidak apa apa. Lagian aku juga dibangunin saat subuh oleh seseorang." (Airi)
"Ya-yah maaf. Aku hanya ingin kamu membantuku memasak." (Harumi)
"Ja-jadi kamu yang memasak Haru chan?" (Izumi)
"I-iya semoga kamu menyukainya ya." (Harumi)
Aku duduk dan mengambil garpu disebelah tanganku. Aku melihat pasta yang sudah dimasak dari awal. Bentuknya masih sedikit tebal namun saat kumasukkan ke mulutku rasanya rempah dan sausnya benar benar enak.
"Ini enak sekali Haru chan. Terimakasih."
"Se-senang kamu menyukainya Izu kun."
*ding dong

Disaat kami sarapan, bel rumah kami berbunyi. Akupun bergegas membukakan pintu dan disana ada Eimi san yang sudah menunggu.
"Selamat pagi Eimi san."
"Pagi Izumi kun."
"Silahkan masuk."
Aku mempersilahkan masuk Eimi san. Tiba tiba dia berlari ke kamar sambil mengendus endus sesuatu.
"Hei, Izumi kun. Aku mencium bau aroma perempuan selain bau Harumi disini."
Dia mengambil pisau dan memegangnya dengan pose pembunuh.
"A-ah itu pasti bau parfum Chisato yang tertinggal. Kema---."
Tiba tiba Eimi san menusuk dinding di sebelah kepalaku. Mengerikan.
"Hei, siapa Chisato itu? Apa kamu selingkuh?"
"I-itu..."
"Itu teman oneechan kemarin berkunjung."
"Eh?"
Setelah Airi mengatakan itu, Eimi san mulai meletakkan kembali pisau nya dan mendekati Airi.
"Bisakah kamu menjelaskan semuanya? Mari kita dengarkan sambil makan."
"Ah makan saja bagianku Eimi san."
Entah apa yang terjadi, setelah aku mengatakan itu Haru chan mengambil pisau dan menunjukkan hawa membunuhnya. Oi oi kamu tidak akan membunuh ibumu sendiri kan? Serius jangan.
"Terimakasih Izumi kun. Namun sebaiknya itu kuberikan kepada perempuan yang disana itu."
"I-iya kupikir juga begitu."

Mengutang Dapat Tunangan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang